Apakah Anda Selalu Ngeces Setiap Ada Barang Baru Muncul?
loading...
“Lebih baik
sedikit barang dengan disertai takut akan Tuhan, dari pada banyak harta dengan
diserati kecemasan”
Membaca buku menarik ini dari halaman ke halaman benar-benar dibuat
malu, kaget, takut bercampur ingin mengetahui lebih jauh lagi mengenai isi buku
ini. Saran saya, kalau membaca buku ini jangan melewatkan bagian Kata Pengantar
dari beberapa orang yang dipercaya untuk memberikan sekapur sirih. Mengapa?
Karena di halaman-halaman awal itu banyak hal yang benar-benar menjadi
peringatan bagi kita sebelum masuk lebih dalam ke konten buku berbobot ini.
Makanya saya merasa perlu untuk mengutip beberapa pesan penting dari para
penulis di Kata Pengantar.
Saya ingin meyebutkan beberapa bagian saja, contohnya Ir. Timotius
Arifin Tedjasukmana menyatakan, “Kita sering lupa bahwa seiap berkat yang
ditaruh Tuhan dalam hidup kita adalah sebuah kepercayaan. Segala sesuatu dalam
hidup kita adalah bukan milik kita, melainkan milik Tuhan sepenuhnya. Lain lagi
dengan Daniel Alexander yang mengemonteri bahwa konsumerisme ini dengan
mencatat bagin ini, “Saya merasa ngeri menyadari banyak hamba Tuhan yang juga
dirasuki oleh roh ini (konsumeresme-redaksi). Berbeda lagi dengan Xavier
Quentin Pranata yang mengutip karya Che Ahn dalam karya tulisnya berjudul:
sepuluh Hal yang Harus Kita Perhatikan sebelum Membeli,”
- Apakah saya telah bertanya secara khusus kepada Tuhan tentang pembelian ini?
- Apakah Dia sudah mengatakan, “Ya”
- Apakah saya sudah minta nasihat keluarga, teman, dan pemimpin jemaat
- Apakah gaya hidup saya menunjukkan bahwa saya mencari Kerajaan allah lebih dulu?
- Apakah pembelian ibi sesuai dengan nilai-nilai hidup saya?
- Apakah pembelian ini akan menyebabkan saya atau orang lain tersandung
- Mampukah saya membeli barang itu? Apakah saya membuat utang yang tidak perlu untuk membeli barang itu?
- Apakah saya terobsesi dengan pembelian itu?
- Apakah saya membeli barang ibi untuk memberi kesan kepada orang lain? Apakah pembelian ii merupakan investasi yang baik? Apakah nilainya benar-benar sepadan.
Sementara Kornelius Wing sangat tepat memberikan wejangan yang
sangat menghentakkan dengan menulis, “Rasa berharga yang dibangun di atas
kepemilikan benda duniawi yang mudah berubah dan berkurang pasti merupakan rasa
berharga yang rapuh.”
Saya ingin menghubungkan kejadian yang bagi saya tidak menyenangkan itu
dengan membaca buku terbitan Andi Offset yang sedang diangkat dalam bahasan
buku ini yang mengingatkan setiap pembacanya untuk arif di dalam cara menggunakan
uang yang kita dapat setiap harinya itu. Karena berbicara mengenai uang ini
kita berhadapan dengan terjadinya tarik-menarik antara iklan yang terus-menerus
menggempur dan mengajak kita untuk membelanjakan uang yang kita peroleh itu
dengan keinginan kita untuk menyimpan uang itu dengan penuh tanggung jawab.
Bila pertahanan kita runtuh, maka iklan itu yang telah memenangkan pertempuran
tersebut. Bila tidak ya kitalah menjadi pemenangnya.
Buku Bebas dari Konsumerisme ini mengingatkan diri kita untuk jangan
sampai kita masuk ke dalam bahaya konsumerisme. Karena sering kita tidak
menyadari akan bahayanya konsumerisme, dan baru sadar setelah semuanya terjadi.
Dan tidak pernah penyesalan itu di depan, pasti di belakang hari. Buku ini
idenya muncul pada penulis ketika mebulis buku mengenai orang miskin di mana
ketika membahas mengenai konsumerisme yang merupakan penyebab utama umat
Tuhan mengabaikan orang miskin.
Benny Santoso dengan teliti mengungkapkan apa itu arti dari
konsumerisme, dan bagaimana konsumerisme itu merasuki kita sedikit demi
sedikit. Bukan hanya itu solusi yang ditawarkan oleh penulis menolong kita
supaya kita tidak terjebak kepada sikap konsumerisme itu sendiri. Jadi, buku
ini cukup bagus untuk dibaca, dan lebih bagus lagi kalau dipraktekkan di dalam
kehidupan sehari-hari kita. Tentu saja saya dan Anda akan memperjuangkannya.
Judul
: Bebas dari Konsumerisme
Pengarang : Benny Santoso
Penerbit : Andi Offset, Jogjakarta, 2006
ISBN : 979-763-236-9
Pengarang : Benny Santoso
Penerbit : Andi Offset, Jogjakarta, 2006
ISBN : 979-763-236-9