Bagaimana Menolong Pecandu Tanpa Harus Menghakimi
loading...
Dalam Rapat Forum Ijtimak Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia III yang
dilaksanakan di Padang Panjang, Sumetara Barat pada 26 Januari 2009 kemarin
memutuskan, haram merokok bagi empat golongan, yaitu:
1. Bagi anak-anak dan remaja
2. Wanita hamil
3. Merokok di tempat umum
4. dan anggota MUI sendiri.
1. Bagi anak-anak dan remaja
2. Wanita hamil
3. Merokok di tempat umum
4. dan anggota MUI sendiri.
Tentu saja tanggapan masyarakat terhadap putusan MUI itu beragam, ada
yang mengatakan, peduli amat dengan putusan tersebut dan mau melanjutkan untuk
merokok, sementara ada pihak yang mengatakan putusan itu masih ragu-ragu. Yang
lain lagi menyambut gembira dengan keputusan tersebut, dan lainnya lagi tentu
membuat gusar khususnya para petani tembakau dan produsen rokok yang memberi
upeti yang sangat besar terhadap negara itu.
Namun bagi para perokok, meninggalkan kebiasaan merokok, apalagi bila
sampai ke tahap “nyandu” tentu bukan perkara gampang meninggalkan kebiasaan
merokok tersebut. Bukan hanya hitungan hari, atau bulan dan bahkan tahun untuk
bisa meninggalkan kebiasaan menghisap asap tembakau itu. Pengalaman
menghilangkan kebiasaan merokok itu tidak seperti membalik telapak tangan,
sekarang niat, besok langsung meninggalkan total. Tidak seperti itu. Kalau
boleh dibilang, untuk meninggalkan rokok itu penuh dengan perjuangan yang
bahkan tak kenal lelah.
Buku yang sedang diangkat ini walaupun tidak secara khusus membicarakan
menganai rokok tapi pendekatan terhadap mereka yang kecanduan dengan berbagai
macam kecanduan, termasuk kecanduan terhadap rokok ini supaya mereka menyadari
bahwa apa yang sedang dilakukannya itu tidak menyehatkan. Jadi pendekatan yang
dipakai adalah pendekatan di mana orang bisa menyadari dan akhirnya
meninggalkan kecanduan itu dengan sukacita.
Jadi pendekatan yang digagas oleh penulis terhadap mereka yang kecanduan
dengan berbagai macam kecanduan termasuk kecanduan sex itu adalah pendekatan
yang bersahabat. Yang menarik dari apa yang dinyatakan oleh penulis mengenai
keberadaan kecanduan itu adalah, mereka sebenarnya adalah orang yang sedang
mencari, entah itu mencari identitas diri, kebahagiaan, ketenangan dan
sebagainya, hanya saja mereka salah jalan.
Berbeda dengan pendekatan yang pernah dilakukan yang sering kita dengar
yang cenderung bersifat negatif, seperti ungkapan “Perang melawan obat bius,”
dan kata-kata semacamnya yang maknanya cenderung negatif. Tujuannya adalah
menyadarkan pecandu terhadap apa yang disebut dengan “salah Jalan” tadi.
Makanya buku ini boleh dibilang sebagai buku kesehatan ketimbang
menunjuk hidung dan mengatakan, “Kamu ini pecandu yang susah sembuhnya.”
Sehingga buku ini sedikit banyak menjadi kontribusi bagi siapa saja termasuk
para pecandu. Istimewanya, bisa dijamin bahwa pecandu yang membaca buku ini
tidak akan merasa dihakimi.
Penulis : Deepak Chopra, M.D.
Penerbit : PT. Bhuana Ilmu Populer (Kelompok Gramedia), Jakarta 2005
ISBN : 979-694-630-0