Plus Minus Memasuki Alam Demokrasi
loading...
Demokrasi! Ah, tidak mungkin orang bertanya lagi dengan pertanyaan makanan apa itu? Walaupun kata di atas akhir-akhir ini
sering kita dengar dari perdebatan, diskusi, para pemimpin negeri ini sampai
kepada para demonstran yang berusaha menyuarakan aspirasinya. Namun terkadang
sementara demokrasi diteriakkan, tindakan fisik menyertainya. Pemilihan kepala
daerah, walikota, bupati, gubernur dan terakhir pemilihan presiden RI menjadi sebuah kejadian yang nyata dari
ekses sebuah demokrasi.
Mantan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Abdul Hakim Garuda Nusantara
mengungkapkan (Kompas 24 Juni 2008) bahwa di samping demokrasi membawa dampak
yang sangat positif dari sebuah demokratisasi di Indonesia sangat terasa dalam
hak berekspresi, hak berkumpul, hak berpartisipasi dalam pemerintahan, tapi juga
berdampak pada peningkatan pada kemiskinan, bertambahnya jumlah pengangguran
dan semakin meningkatnya kesenjangan sosial. Namun hal tersebut bukan semata-mata
karena kesalahan demokrasi. Kalau begitu kondisi tersebut disebabkan oleh
kesalahan sistem demokrasi yang digunakan dan pendistribusian sumber daya
ekonomi yang tidak merata di Indonesia.
Tapi kan tidak semua orang yang bisa mengerti apa yang menjadi gagasan
Pak Abdul Hakim Garuda Nusantara di atas? Karena kenyataannya, masih banyak
orang yang cara berpikirnya lain dalam pengertian terbalik. Dulu waktu jaman
otoriter, orang tidak susah cari makan, minyak tanah juga gampang didapat dan
harganya juga mudah dijangkau oleh rakyat kebanyakan, pupuk tidak melambung
tinggi harganya hingga petani dengan mudah memperoleh dan melakukan tugasnya
dengan gampang. Tapi coba bandingkan dengan sekarang, semuanya jadi terbalik.
Terus terang saja, saya yang sering bertemu dengan orang-orang kecil sering
kali mendengar ungkapan-ungkapan senada.
Dalam hal tersebut buku berjudul Demokrasi, :Sebuah Pengantar untuk
Penerapan yang diterbitkan oleh Fredrich-Ebert Stiftung ini mungkin bisa
menjawab kebingungan di atas. Karena bagi mereka yang merasakan pahitnya akibat
merasakan memasuki sebuah demokrasi tentu saja akan berpikir demokrasi seperti
menjadi malapetaka. Karena apa? Karena demokrasi hanya sering dihubungkan
dengan kenyataan negara-negara miskin yang terdapat kebutuhan-kebutuhan yang
lebih mendesak daripada demokrasi itu sendiri.
Padahal sebenarnya, jika demokrasi berfungsi dengan baik akan lebih
efektif dalam hal menyalurkan makanan sehingga orang yang tadinya kelaparan
bisa mendapatkan makanan. Demokrasi yang sempurna adalah sistem kekuasaan yang
memiliki komitmen untuk memperjuangkan hak asasi manusia dan penegakan hukum
yang independen (hal. 1)
Jadi buku ini cukup penting untuk dibaca oleh siapa saja yang tertarik
untuk mencari pengertian dan kegunaan demokrasi.
Judul : Demokrasi, Sebuah Pengantar untuk Penerapan
Penulis : Prof. Dr. Thomas Meyer
Penerbit : Friedrik-Ebert-Stiftung Kantor Perwakilan Indonesia
Tahun : Desember 2002
Penulis : Prof. Dr. Thomas Meyer
Penerbit : Friedrik-Ebert-Stiftung Kantor Perwakilan Indonesia
Tahun : Desember 2002