<!-- SEO Blogger Start --> <meta content='text/html; charset=UTF-8' http-equiv='Content-Type'/> <meta content='blogger' name='generator'/> <link href='https://www.idebuku.com/favicon.ico' rel='icon' type='image/x-icon'/> <link href='https://www.idebuku.com/2022/07/kasus-pelecehan-di-tempat-sakral.html' rel='canonical'/> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.idebuku.com/feeds/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/rss+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - RSS" href="https://www.idebuku.com/feeds/posts/default?alt=rss" /> <link rel="service.post" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.blogger.com/feeds/5529713767079432659/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.idebuku.com/feeds/5308623582856303785/comments/default" /> <!--Can't find substitution for tag [blog.ieCssRetrofitLinks]--> <link href='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTdK6YCOvBTpe4TrEmbwQ9QQpqic_DBNEnTz96JjyNRdA-D1wyAWFYfAMx7mIxNsbHjePexF46rROzsDbIVn-4Z_Ffl1c-Mfw-5wSWdM5Djpj62ZnDRyZyd0lkbThu57_oZVvjioI_gbnq5PNSw5dNZwuIslmSLuDBGdXjc6isCgs7W3iEebBq4MAn/s320/Nabila%20Sharma.png' rel='image_src'/> <meta content='Pengalaman Pelecehan di Tempat Suci' name='description'/> <meta content='https://www.idebuku.com/2022/07/kasus-pelecehan-di-tempat-sakral.html' property='og:url'/> <meta content='Pola-pola Pelecehan Seksual di Tempat Sakral' property='og:title'/> <meta content='Pengalaman Pelecehan di Tempat Suci' property='og:description'/> <meta content='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTdK6YCOvBTpe4TrEmbwQ9QQpqic_DBNEnTz96JjyNRdA-D1wyAWFYfAMx7mIxNsbHjePexF46rROzsDbIVn-4Z_Ffl1c-Mfw-5wSWdM5Djpj62ZnDRyZyd0lkbThu57_oZVvjioI_gbnq5PNSw5dNZwuIslmSLuDBGdXjc6isCgs7W3iEebBq4MAn/w1200-h630-p-k-no-nu/Nabila%20Sharma.png' property='og:image'/> <!-- Title --> <title>Pola-pola Pelecehan Seksual di Tempat Sakral - Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik Pola-pola Pelecehan Seksual di Tempat Sakral - Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Pola-pola Pelecehan Seksual di Tempat Sakral


Berbagai kasus pelecehan se'ksual terhadap perempuan dan anak muncul di beberapa tempat yang dianggap sakral. Pelecehan terjadi di tempat ibadah, sekolah dan seterusnya. Pelecehan sering dilakukan dengan brutal.

Korban pelecehan itu sendiri beberapa di antaranya adalah anak-anak. Pola-pola awal digunakan untuk memperdaya korban pelecehan itu sendiri. Pelakunya juga juga beragam, tokoh agama, guru dan bahkan orang penting.

Tempat kramat yang dipandang sebagai wilayah steril dari kejahatan pelecehan justru menjadi tempat di mana kejadian-kejadian keji itu menyeruak. Berita-berita pelecehan itu justru banyak datang dari sebuah wilayah yang dianggap oleh masyarakat luas tidak perlu dikuatirkan kemanannya. Karena di dalamnya dianggap gudang dari manusia-manusia mumpuni dalam soal moral.

Kalau kita mau menelusuri dari mesin pencari Google dengan kata pelecehan, dengan tambahan entah itu anak atau se'sual maka informasinya justru dilakukan oleh mereka-mereka yang secara wibawa tidak perlu ditakutkan. Karena wibawanya itu pulalah tentu banyak orang tua yang tidak merasa takut untuk mempercayakan anak-anaknya dididik secara baik-baik di tempat tersebut. Tapi justru yang terjadi adalah sebaliknya. Tentu saja kita tidak bisa menyamaratakan semua tempat sakral itu menjadi tempat pelecehan, tapi kejadian-kejadian itu memancing kita untuk berpikir kritis dalam segala sesuatu.

Deretan peristiwa itu antara lain kasus pelecehan di sebuah lembaga pendidikan agama di Bandung yang dilakukan oleh sang guru. Atau latar belakang penangkapan seorang anak kyai di Jombang, sebuah sekolah Batu dan deretan kejadian yang memilukan menjadi santapan berita yang kita terima. Masyarakat biasa memang terlanjur meyakini bahwa tidak mungkin tempat ilmu pengetahuan diajarkan menjadi lokasi di mana pelecahan terjadi. Tapi faktanya berbicara lain.

Tapi peristiwa-peristiwa pilu yang dialami oleh anak-anak yang bernasib buruk karena pelecehan itu bukan hanya terjadi di negeri ini. Di belahan bumi yang lain dengan peristiwa yang sama juga bisa terjadi seperti sebuah buku yang ingin diperkenalkan kepada pembaca.

Judul bukunya: Brutal: Kisah Memilukan Tentang Terenggutnya Kepolosan Seorang Bocah Perempuan. Ditulis berdasarkan pengalaman kejadian nyata yang dialami oleh Nabila Sharma. Buku diterbitkan oleh PT. Pustaka Alvabet, Jakarta. Sementara tahun terbit 2012. Buku ini disampaikan dalam bentuk Novel yang memikat dan memiliki cerita yang kuat mengenai pengalaman penulis yang mengalami pelecehan yang awalnya tidak disadarinya.

Membaca novel ini memang runtut dalam kisah yang disampaikannya. Tapi yang menarik adalah pola-pola pelecehan itu bisa ditangkap dengan jelas dan dirasakan oleh penulis. Dikisahkan bahwa awalnya ia tidak menyadari pelecehan yang dialaminya yang dimulai dengan godaan oleh orang yang boleh dibilang terhormat di depan masyarakat yaitu seorang ustadz, guru agama, dan pemimpin masyarakat di tempatnya yang tentu dihormati.

Pola awal yang dilakukan dalam pelecehan oleh orang yang disegani terhadap penulis (saat itu masih berumur 7 tahun) sebagai salah satu murid yang cantik itu, yang ketika itu masih anak-anak adalah ketika kebiasaan setiap pertemuan melakukan ritual bersalaman. Ah, bersalaman antara guru dengan murid yang masih anak-anak kan sudah lazim? Tapi salaman yang dilakukan oleh sang ustadz adalah salaman dengan memberi tanda orang dewasa, yaitu dengan mengusap telapak tangan gadis kecil itu dengan cara menggoyangkan jari telunjuknya, menggerakkannya dan menggelitiknya.

Sebagai anak-anak pola menggoda orang dewasa tersebut tentu awalnya dianggap pengalaman awal. Bahkan mungkin itu dilakukan kepada anak-anak lainnya. Tapi setelah diperhatikan, ternyata anak-anak lain tidak diperlakukan seperti dirinya.

Pola lain adalah pelaku pelecehan akan menggunakan perhatian lebih dan cenderung untuk menganakemaskan orang yang akan dijadikan mangsa. Seperti halnya kisah penulis yang mendapatkan perlakuan khusus dan bahkan cenderung tidak adil dalam memperlakukan setiap orang. Tujuannya adalah jelas calon korban akan bersimpati kepada pelaku.

Akhirnya untuk lengkapnya, silahkan membaca kisah lengkapnya dalam buku menarik ini. Tapi secara singkat bisa dijelaskan ceritanya di mana pelecehan yang dialami oleh Nabila oleh sang ustadz menimbulkan penderitaan panjang yang menyakitkan. Nabila tidak mampu keluar dari pelecehan itu karena banyak faktor, yaitu orang yang melecehkan adalah orang yang dihormati sehingga bila ia 'berteriak' akan menjadi masalah bagi dirinya dan keluarganya. Sementara penderitaan itu terus ditanggungnya dengan dihimpit oleh ketakutan, antara terus menjadi korban dan tidak berani untuk mengungkap kejahatan pelecehan itu sendiri.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.