Memanusiakan Lanjut Usia: Tantangan Penuaan Penduduk dan Arah Pembangunan di Indonesia
Menghadapi lonjakan jumlah lansia bukan lagi isu masa depan, ini adalah realitas hari ini. Buku Memanusiakan Lanjut Usia: Penuaan Penduduk & Pembangunan di Indonesia, yang disunting oleh Roem Topatimasang dan diterbitkan oleh Survei Meter, hadir sebagai respons penting terhadap fenomena penuaan penduduk yang kian nyata. Melalui data, analisis kebijakan, dan pendekatan humanis, buku ini mengajak kita memahami bahwa memperlakukan lanjut usia secara bermartabat adalah bagian dari pembangunan berkelanjutan.
Dalam artikel ini, kita akan menelusuri isi buku dan melihat bagaimana isu lansia seharusnya mendapat tempat yang lebih sentral dalam perencanaan pembangunan nasional. Buku ini tidak hanya menyuarakan hak-hak para lanjut usia, tapi juga mengajak pembaca—baik pembuat kebijakan, akademisi, maupun masyarakat umum—untuk mengambil peran aktif dalam membangun Indonesia yang ramah usia.
Manusia usia lanjut sering kali minim mendapat perhatian banyak pihak. Bahkan sering kali dianggap sebelah mata. Tapi juga ada yang kurang menghargainya. Perlu adanya pelayanan khusus dari negara untuk para usia lanjut.Terkadang manusia lanjut usia ada yang menganggap sebagai manusia yang kurang berguna. Banyak faktor yang menyebabkan. Bahkan persoalan usia lanjut ini juga tidak kalah komplek dibanding dengan persoalan lainnya. Makanya perlu adanya kebijakan-kebijakan yang jelas dan tegas bagaimana negara turun tangan dengan persoalan lanjut usia.
Jadi jangan sampai masalah lanjut usia hanya diserahkan kepada anak cucunya. Kalau semuanya berjalan ideal dalam kehidupan sebuah keluarga, tidak menjadi masalah, terkadang bisa saja anak-anaknya emoh mengurusnya dan menjadi penderitaan tersendiri bagi manusia usia lanjut. Dinas sosial mungkin sudah berbuat, tapi sampai di mana menangani usia lanjut oleh negara ini akan nyata mensejahterakan mereka tanpa pandang bulu.
Padahal usia tua akan menjadi bagian dari setiap insan yang diberi umur lebih. Tidak ada orang yang bisa menolak. Kalau tahu demikian masih saja lanjut usia dianggap beban oleh sebagian orang. Masalah lanjut usia jangan sampai menjadi karma yang diciptakan oleh kita sendiri. Maksudya, karena perlakukan kita terhadap oranng tua kita kurang baik, akan membentuk anak-anak kita untuk memperlakukan kita nanti seperti kita kepada orang tua kita dulu.
Dalam rangka Hari Usia Lanjut Internasional yang jatuh pada setiap 1 Oktober Redaksi idebuku.com memilih buku yang khusus membahas berbagai hal yang berhubungan dengan lanjut usia berjudul: Memanusiakan Lanjut Usia: Penuaan Penduduk & Pembangunan di Indonesia. Buku ini diterbitkan oleh Survei Meter, dengan penyunting Roem Topatimasang. Tahun terbit 2012.Berbicara masa usia lanjut memang sebuah kepastian bagi setiap orang yang diberi umur panjang. Kalau usia tua adalah kepastian bila diberi umur panjang, maka tentunya bagi kita harus memiliki bayangan atau perkiraan apa yang akan dilakukan. Dari sisi pemerintah yang tentu tidak bisa lepas tangan dengan persoalan usia lanjut ini tentu perlu melihat persoalan usia lanjut ini sebagai masalah kita semua.
Karena itu buku menarik ini menjadi salah satu literatur yang perlu untuk diperhatikan. Sebagai tulisan dari hasil sebuah lokakarya yang diselenggarakan oleh beberapa Lembaga yang memiliki kepudian terhadap manusia lanjut usia ini. Lembaga yang dimaksud adalah, Lembaga Penelitian SurveyMETER yang bekerjasama dengan Yayasan Emong Lansia, Centre for Ageing Studies University of Indonesia, dan dengan dukungan Program Knowledge Sector AusAID.
Berbagai masalah manusia usia lanjut ini sebenarnya cukup banyak dan komplek seperti yang diungkap oleh para peserta lokakarya yang terekam dan dikertaskan dalam buku ini. Makanya perlu semua pihak untuk memiliki will untuk menanganinya dengan berbagai perencanaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Posting Komentar