<!-- SEO Blogger Start --> <meta content='text/html; charset=UTF-8' http-equiv='Content-Type'/> <meta content='blogger' name='generator'/> <link href='https://www.idebuku.com/favicon.ico' rel='icon' type='image/x-icon'/> <link href='https://www.idebuku.com/2023/01/memang-ada-china-miskin.html' rel='canonical'/> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.idebuku.com/feeds/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/rss+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - RSS" href="https://www.idebuku.com/feeds/posts/default?alt=rss" /> <link rel="service.post" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.blogger.com/feeds/5529713767079432659/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.idebuku.com/feeds/4568281871658986441/comments/default" /> <!--Can't find substitution for tag [blog.ieCssRetrofitLinks]--> <link href='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEja5erwiB_9RgjnxKOVS7LXouW3u66ySDwS6nr6gRiNVwSLDyPwCGGMXaRu4psP9jf-sFwamcDNFifq1B_UX5XBSBqR1JsG8MYHs8XZ3aMirgNfjYW6PX68hwNqSVVzj5QfY9qTVTmuKROzqu33tzejBKWQaFteh2HhY2P4mZ7aVNH2h4ibURZs8qZw/s320/China%20Miskin.jpg' rel='image_src'/> <meta content='https://www.idebuku.com/2023/01/memang-ada-china-miskin.html' property='og:url'/> <meta content='Memang Ada China Miskin?' property='og:title'/> <meta content='Mencari Makna Hidup Lewat Buku Best Seller' property='og:description'/> <meta content='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEja5erwiB_9RgjnxKOVS7LXouW3u66ySDwS6nr6gRiNVwSLDyPwCGGMXaRu4psP9jf-sFwamcDNFifq1B_UX5XBSBqR1JsG8MYHs8XZ3aMirgNfjYW6PX68hwNqSVVzj5QfY9qTVTmuKROzqu33tzejBKWQaFteh2HhY2P4mZ7aVNH2h4ibURZs8qZw/w1200-h630-p-k-no-nu/China%20Miskin.jpg' property='og:image'/> <!-- Title --> <title>Memang Ada China Miskin? - Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik Memang Ada China Miskin? - Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Memang Ada China Miskin?


Dulunya di Indonesia banyak orang China miskin tapi ada yang menjadi kaya tapi juga ada China miskin. Dari miskin menjadi kaya cukup banyak, tapi kenapa ada China miskin tetap miskin sampai sekarang?

Memangnya ada orang Tionghoa miskin? Kalau ada di mana gerangan mereka tinggal? Karena selama ini yang sering ada dalam benak kita atau setidaknya sejak kecil informasi yang melekat dalam pikiran adalah orang Tionghoa pasti kaya.

Membaca buku memang akan membuka mata bahwa tidak selamanya yang kita dengar selama ini benar adanya. Begitu juga ketika membaca buku China Kaya dan China Miskin akhirnya kita menjadi tahu ternyata ada China miskin di antara China yang kita saksikan di sekitar kita yang kaya raya.

Tapi sebenarnya persoalannya bukan ada orang Tionghoa kaya atau miskin, lebih dari itu sebenarnya mereka bila ada yang kaya karena memang mereka benar-benar pekerja keras dan memiliki prinsip-prinsip yang menjadikan mereka kebanyakan kaya, sementara mereka yang miskin sama saja dengan ras manapun, ada yang kaya dan ada juga yang miskin. Memandang dengan cara gebyah-uyah atau menyamaratakan berpikir semua orang Tionghoa kaya itulah terkadang menimbulkan efek sosial di dalamnya.

Sebuah buku yang dibuat berseri mengenai kehidupan realitas kaum Tionghoa ini yang salah satunya pada seri 3 dengan judul: China Kaya dan China Miskin 3: Mereka yang Tetap Miskin. Buku ini ditulis oleh Rahoyo, ME., M.Si. Diterbitkan oleh CV. Sarana Gracia, Semarang. Tahun terbit 2020. Untuk menyebutkan saja bahwa buku ini merupakan seri 3 dari beberapa buku yaitu China Kaya dan China Miskin 1: Mengurai Teori Kelas, Modal Sosial dan kemiskinan. Kemudian seri kedua dengan mengambil judul yang sama yaitu China Kaya dan China Miskin 2: Teori Kualitatif dalam Praktik. Kemudian buku seri ke 3 yang akan kita lihat sejenak. Sementara seri keempat berjudul: China Kaya dan China Miskin 4: Mereka yang Menjadi Kaya. Dan seri ke 5 berjudul: China Kaya dan China Miskin 5: Mengapa Tetap Miskin

Membaca seri buku ini kita akan menjadi tahu bagaimana potret kehidupan orang-orang Tionghoa yang sebagian dari mereka memiliki kekuatan secara ekonomi tapi juga buku ini juga seperti mengingatkan bahwa jangan hanya melihat mereka yang berhasil dan menguasai ekonomi tapi juga tidak sedikit di antara mereka juga yang hidup dalam kemiskinan.

Penulis tentu saja mengajak kita bukan hanya sekedar memotret, tapi bagaimana situasi dari masing-masing kondisi dari mereka itu dibebabkan bukan hanya oleh sesuatu yang tunggal. Untuk sekedar melihat kehidupan masa lalu bagaimana nenek moyang mereka datang ratusan tahun lalu kondisinya sama, yaitu sebagai pendatang yang tentu saja harus sama-sama berangkat dari ketiadaan. Tapi dalam perkembangannya mereka akhirnya berbeda nasib antara yang mereka menjadi kaya dan yang mereka tetap hidup miskin. Penulis salah satunya ingin mengatakan bahwa kalau selama ini teori identitas sosial lebih banyak digunakan untuk menjelaskan berbagai konflik yang terjadi di masyarakat utamanya konflik etnis maka buku ini setidaknya ingin menjelaskan kalau teori identitas sosial bisa digunakan untuk menjelaskan kondisi ekonomi individu dan keluarga, khususnya menyangkut kemiskinan mereka.

Penulis dalam buku seri ke 3 ini dengan jujur memotret dua kondisi dari etnis Tionghoa tadi dengan menyajikan berbagai penemuan real di masyarakat dari etnis ini untuk disajikan kepada kita. Tapi yang menarik perhatian saya dari buku ini dalam kata pengantar pada catatan kaki merujuk ada penelitian dari Eddi Lembong (Ketua Umum Perhimpunan Indonesia Tionghoa yang menyebut sebanyak 97% kaum Tionghoa hidup di bawah garus kemiskinan. Rinciannya adalah, mengacu pada tahun 2002 berjumlah 10 juta orang. Dari angka tersebut diketahui sekitar 200 orang menjadi pengusaha besar, 6000 orang menjadi pengusaha menengah, dan 260.000 orang menjadi pengusaha kecil. Sisanya atau 9,74 juta orang belerja sebagai buruh, tani, tukang becak, nelayan. Mereka tersebar di beberapa tempat di Indonesia.

Buku ini sangat informatif dalam mengutarakan banyak hal mengenai saudara-saudara kita etnis Tionghoa yang telah menjadi bagian kita. 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.