Ajaran Stoik dalam Menilai Kemat1an
Ajaran stoik tentang kemat1an sangat detail disampaikan oleh tokohnya Lucius Annaeus Seneca yang bukan hanya teori disampaikan, tapi dipraktekkan sendiri saat mengakhiri hidupnya atas perintah sang kaisar pimpinannya.
Tidak sedikit orang merasa ketakutan menghadapi kemat1an. Walaupun faktanya, kemat1an itu sendiri begitu dekat dengan kita. Bahkan sejak kita lahir, kemat1an itu sendiri selalu mengintai kita manusia ini. Lihat saja, kita mendengar berita tentang kemat1an ini setiap hari dengan variasi umur yang berbeda-beda. Bayi, remaja, pemuda, dewasa apalagi pada umur tua.
Lalu, kalau demikian mengapa kita masih saja takut dengan yang namanya kemat1an? Bukankah kemat1an itu pasti, dan ditolaknyapun oleh kita dengan berbagai upaya tidak akan mampu. Ibaratnya kita hanya menunggu giliran saja untuk tiba waktunya menuju ke sana. Makanya kita harus siap menyambutnya dengan biasa saja. Ajaran stoik yang salah satu pentolannya Seneca seakan memberikan arahan, bagaimana supaya kita bisa menerima kemat1an dengan tenang dan bahkan termasuk mengakhiri hidup.
Dalam banyak surat-surat yang dikirim Seneca kepada beberapa orang yang membahas berbagai hal namun selalu saja Seneca punya perhatian lebih dengan masalah kemat1an. Seakan-akan masalah kemat1an menjadi fokus di matanya. Hal ini sebenarnya tidak mengagetkan, mungkin karena situasi dan kondisi di mana ia hidup dan saksikan, kemat1an selalu ia lihat.
Hal ini tidak lepas dari perilaku pimpinannya yang dikenal bengis dan tak kenal ampun kepada siapapun yang berani menantangnya atau dianggap mbalelo kepadanya. Dan bahkan dirinya di kala berada di bawah pemerintahan Kaisar Nero yang terkenal kejam itu menghukum dirinya dengan memerintahkan Seneca untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Demikianlah bagaimana Seneca mengakhiri hidup.
Buku berikut ini merupakan buku catatan Seneca yang dikirim kepada berbagai koleganya, yang di dalamnya selalu saja ia menyinggu soal kemat1an, walaupun ia membahas masalah-masalah hidup, tapi tidak lepas menyinggung soal yang satu ini. Misalnya saja, saat Seneca membahas mengenai kemarahan, maka tema soal kemat1an muncul.
Judul : How to D1e: Sebuah Pandangan Klasik Menjelang Ajal
Pengarang : Seneca
Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), Jakarta
Tahun : Cetakan Pertama 2019
Tebal : xxiv = 172 halaman
Beberapa tema yang diangkat oleh Seneca yang kemudian dijelaskan dalam buku ini tentang kemat1an yaitu, tentang keuniversalan kemat1an, pentingnya kemat1an sebagai akhir dari kehidupan setiap manusia, peran kemat1an dan siklus alami, kemampuan kematian untuk memerdekan manusia, dari berbagai kasus seperti bunvh diri di mana kemat1an sebagai jalan keluar dari rasa sakit, keluar dari perbudakan yang menyiksa, dan bisa keluar dari kezaliman penguasa yang bisa menghancurkan integritas moral.
Sebagai orang yang memilih jalan stoik dalam kehidupannya, Seneca tahu betul bahwa Kaum Stoa yang mengajarkan supaya setiap orang mencari kerajaan dalam dirinya sendiri, di mana di dalam diri itu mejadi tempat akal budi, kesetiaan pada kebenaran, akan mendatangkan kebahagiaan. Makanya jalan Stoik ini akan menjadi semangat kebahagiaan bagi siapapun, bagi budak, bagi orang tertindas, dan bahkan mereka yang mengalami siksaan sekalipun.
Bagi orang stoik, harta, jabatan, kedudukan, sebagai sesuatu yang netral atau adiaphora. Semua itu sebenarnya tidak akan memberikan kebahagiaan atau kesedihan.
Kembali kepada soal kemat1an ala Seneca ini, di mana kemat1an itu juga berharga dan suci. Baginya, kemat1an yang baik, akan menunjukkan bahwa kita harus menerima kemat1an itu dengan lapang dada. Namun, pelajaran penting bagi kita membaca apa yang disampaikan oleh Seneca adalah, bagaimana kita siap dengan datangnya kemat1an itu sendiri. Karena sekali lagi, kemat1an itu seringkali datangnya tanpa ada peringatan, makanya mempersiapkan dengan baik selalu diingatkan oleh Seneca.
Posting Komentar
0 Komentar