Cara Tokoh Stoik Ini Menarik dalam Mencapai Kebahagiaan Hidup


Aliran filsafat untuk mencapai tujuan hidup bahagia ditawarkan oleh tokoh Stoik yang satu ini. Ia mengajak kita untuk mengejar kebahagiaan dengan arah yang benar. Lucius Annaeus Seneca akan mengarahkan kita cara menjadi stoik.

Kenapa kebahagiaan sering kali tidak didapatkan walaupun sudah dikejar dengan berbagai cara dan usaha. Salah satu penyebabnya adalah karena kita lebih seperti orang buta, yang hanya meraba-raba, bahkan tergesa-gesa mengejarnya yang akhirnya tidak mencapai arah yang dituju yaitu kebahagiaan. Sebaliknya yang didapatkan hanyalah kelelahan, frustasi dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan.

Lucius Annaeus Seneca seorang filsuf aliran Stoik memberikan penjelasan yang sangat terang dan gamblang yang bisa saja lewat dari pemikiran kita sebelumnya. Hal pertama yang harus ditanyakan terlebih dahulu adalah, sebenarnya apa sih kebahagiaan itu? Berikutnya, apa yang mendasari kebahagiaan tersebut? Faktanya, kita sering salah mengartikan kebahagiaan, dengan berusaha mengekor atau mengartikan kebahagiaan itu berdasar atas apa yang didiskripsikan oleh orang lain dan atas apa yang kita saksikan.

Tapi Seneca berdasarkan pengalaman dalam menjalani kebahagiaan dan penggalian kebijaksanaan tentang kebahagiaan itu sendiri selama hidupnya ia bisa berargumen mengenai kebahagiaan. Apakah Seneca hidupnya sepi oleh hiruk pikuk dunia dengan segala carut-marutnya? Justru kehidupan Seneca dikelelingi oleh berbagai persoalan dan tantangan serta rintangan yang tak pernah sepi. Banyak orang yang tidak menyukainya dan bahkan berhubungan dengan pekerjaan yang ditekuninya, Seneca hidupnya bukan sepi dari persoalan.

Kebahagiaan hilang dari kehidupan kita ketika kita menghadapi berbagai tantangan yang merenggut kenyamanan kita. Dan sebuah buku yang merupakan karya Lucius Annaeus Seneca yang ingin diperkenalkan ini patut dibaca supaya kita dapat menangkap pikiran-pikirannya dalam mendapatkan kebahagiaan dalam kehidupannya.

 


Judul          : A Happy Life 

Penulis       : Lucius Annaeus Seneca

Penerbit      : Noura Books

Tahun         : Jakarta, Cetakan I Februari 2023

Tebal          : 305 halaman

Sebagai seorang yang cerdas Seneca diajar ayahnya retorika pada usia dua puluh tahunan. Namun yaitu tadi Seneca memilih untuk belajar filsafat dengan ketajaman pikiran dan analisanya pada moralitas dan kebajikan. Tapi ayahnya kemudian memaksa Seneca untuk belajar hukum yang memungkinkan dirinya akhirnya menjadi pengacara. 

Jabatan yang pernah diembannya adalah menjadi pejabat publik, menjadi quaestor, sebah jabatan publik yang pada masa Romawi Kuno tugasnya adalah mengawasi keuangan. Lalu menjadi praetor, yaitu hakim, dan menurut bebarap sumber, ia sampai menduduki jabatan consul, yaitu salah satu kepala pemerintahan negeri Republik Romawi.

Tentu kita bisa membayangkan pekerjaan yang dipegangnya, bukanlah jabatan-jabatan yang sepi dengan berbagai trik dan intrik, Bahkan ketika Seneca pernah dekat dengan Kaisar Nero, di mana Seneca menjadi guru kesayangan Nero, seorang kaisar yang cukup dikenal kejam pada jamannya, tapi dalam perjalanan waktu rupanya hubungan keduanya mulai renggang, yang menjadikan Kaisar Nero kurang bersikap baik terhadap Seneca.

Tapi dunia politik rupanya sejak lama tidak sepi dengan berbagai persoalan yang menjadikan pelakunya harus sia-siap menerima banyak hal yang bisa-bisa membahayakan hidupnya atau setidaknya dikuasai kecemasan, kegelisahan dan bila tidak sanggup mengatasi semuanya bisa merenggut kebahagiaannya. Misalnya saja, pada tahun pertama pemerintahan Claudius, Seneca dituduh berselingkuh dengan seorang putri bangsawan, yang akhirnya ia harus dibuang ke pengasingan.

Seneca secara finansial berhasil mendapatkan harta benda yang kebanyakan diperoleh dari berbagai hadiah yang diterimanya dari kaisar. Tapi tentu saja, hal tersebut menimbulkan rasa iri banyak orang-orang di sekitarnya. 

Dari semua perjalanan hidup Seneca dengan segala keberhasilan dan pergumulannya, kita bisa menangkap bahwa persoalan yang menimpanya bukanlah persoalan kaleng-kaleng, tapi justru dari situlah kita bisa banyak belajar dari padanya mengenai kebahagiaan. Bahkan walaupun ia menjadi orang yang berhasil, ia dikenal sebagai orang yang tidak sombong, dan tetap konsisten mempraktekkan kesalehan, berserah diri, serta terus serius melakukan kebajikan.

Untuk diketahui pada masa hidupnya Seneca malah mendapatkan hukuman dari Kaisar Nero dengan putusan hukuman mati. Prinsip hidup Seneca ketika menyaksikan berbagai kekejaman sang kaisar atasannya itu dan menggugat semua tindak-tanduknya yang sangat kejam tanpa prikemanusiaan dan membawanya ia harus 'bunuh diri' atas perintah Kaisar Nero.

Buku yang patut untuk mendapat perhatian bagi siapapun untuk belajar dari Seneca dengan prinsip-prinsipnya yang luar biasa. Dari buku inilah kita bisa berguru, bagaimana cara mendapatkan kebahagiaan ketika berada dalam berbagai tekanan dari berbagai sudut kehidupan.

Komentar

Postingan Populer