Kemarahan Sama dengan Kegilaan, Jadi Cegahlah Sebelum Memulai

Daftar Isi

Kemarahan dalam tahap tertentu sama dengan kegilaan, yang membuat pelakunya lupa dengan ingatan, tak menggubris bahaya sekali pun serta baru sadar ketika sudah melewatinya. Jadi cegahlah sebelum memulai.

Kau yang mulai dan kau yang mengakhiri merupakan lagu terkenal tentang cinta, tapi kau yang memulai dan kau sulit mengakhiri ketika berbicara mengenai kemarahan.

Memang benar bahwa kemarahan sering muncul begitu tiba-tiba yang mengganggu emosi dan berpengaruh kepada perubahan fisik serta mental kita. Tapi sering kali juga kita malah memberikan ruang dalam kehidupan kita tamu kemarahan itu sendiri, dan bila sudah menjadi seperti api yang membakar dengan hebat emosi kita, kita akan kesulitan untuk memadamkan. Bila ada orang mengatakan, "Kalau saya marah, ya marah, setelah itu selesai." Tapi tidak jarang kemarahan yang menjadi-jadi itu tidak mudah menghilangkan begitu saja seperti membalikkan tangan.

Namun setiap orang diberi kesempatan untuk diam dan mengambil waktu jeda dengan berusaha  menguasai diri untuk tidak memberi respon dengan cepat, meladeni kemarahan yang muncul tersebut. Menyerah kalah dengan kemarahan hanya akan menghasilkan sesuatu yang sangat merugikan. Misalnya, ketika ada orang yang kita anggap menyinggung perasaan, maka bila kita meresponnya dengan mengikuti perasaan marah tersebut maka kita akan kehilangan sikap rasional. Kita akan memilih diksi yang bisa saja tajam supaya bisa menghujam orang yang kita anggap memancing kemarahan tersebut, dengan tujuan supaya bisa membalas perasaan kita yang sakit.

Sekali kita meladeni kemarahan, maka sulit untuk segera reda dalam sekejab. Bahkan bila dibiarkan terus, maka tidak gampang mengakhirinya dalam waktu cepat. Bukalah pintu bagi akal sehat untuk lebih bekerja, supaya kita sempat menanyakan hal-hal penting, seperti, mengapa saya marah, mengapa saya merasa tersinggung, apa gerangan pemicunya, sehingga saya begitu marah? Jangan-jangan saya salah interpretasi saja tentang ucapan dan tindakannya. Bila perlu katakan kepada diri sendiri supaya tetap tenang dan berpikirlah sebelum melakukan tindakan apa pun dalam keadaan marah, apalagi yang memuncak.

Seorang tokoh terkenal mengatakan begini, kemarahan itu bentuk kegilaan sementara yang bisa merusak diri sendiri, dan bisa berimbas kepada orang lain. Contohnya sangat mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, dan bisa saja pelakunya kita sendiri. Dalam pertemanan, terkadang orang lebih mengikuti kemarahannya, ketimbang mempertahankan pertemanan dan persahabatan, atau bahkan persaudaraan yang dibangun dengan susah payah.

Tapi dampak kemarahan semakin terlihat ketika diikuti dengan tindakan fisik seperti menghancurkan barang yang ada di sekitar kita, atau merusak sesuatu yang berharga, membanting, memecahkan dan seterusnya. Tapi, kemarahan lebih bermasalah lagi ketika karena kemarahan kita kehilangan pekerjaan dan mata pencahariaan.

Sebuah buku menarik berisi tulisan-tulisan Seneca yang salah satunya membahas kemarahan yaitu:

Judul          : Sebuah Seni Tentang Kebahagiaan, Kebaikan, Kemarahan, dan Pengampunan Ala Seneca

Penulis       : Lucius Annaeus Seneca (Diredaksi oleh Sir Roger L'Estrange)

Penerbit     : PT Elex Media Komputindo

Tahun        : Jakarta, tahun 2022

Halaman    : xxv + 412 halaman

Bagi penyuka buku-buku filsafat, penulis yang satu ini memang tidak asing lagi karena dia salah satu deretan tokoh yang dianggap sebagai penganut Stoik, sebuah mazhab filsafat Yunani kuno yang cukup dikenal dan masih hidup hingga kini. Walaupun ajaran yang disampaikan oleh Seneca ini ditulis pada masa pemerintahan Romawi tahun ke 4 SM hingga tahun 65 sesudah Masehi, namun karyanya hingga kini terus dikutip oleh berbagai tokoh penting dunia termasuk Shakespeare. Seneca dikenal sebagai orator ulung, filsuf, negarawan, penulis. Karya-karyanya termasuk dalam tulisan buku yang satu ini.

Seperti judul di bagian muka buku isi dari buku ini berisi ajaran-ajaran moral yang berhubungan langsung dengan kehidupan manusia pada umumnya yaitu tentang kebahagiaan, kebaikan, kemarahan dan pengampunan. Makanya buku ini cocok untuk khalayak umum walau tak terbiasa mengenyam tulisan-tulisan berbau filsafat. Isinya lebih praktis berhubungan dengan apa yang kita alami sehari-hari.

Sir Roger L'Estrange sangat bekerja keras mengumpulkan berbagai tulisan Seneca yang memang cukup banyak dengan berbagai topik pembahasan, dan Sir Roger dengan apik menyajikan kepada kita untuk kita bisa pilih sesuai dengan kebutuhan yang sesuai.

Ketika membaca buku ini sebaiknya dimulai dengan Kata Pengantar dan tulisan-tulisan awal supaya kita punya gambaran mengenai Seneca, yang tujuannya kita bisa membayangkan ke mana arah tulisan Seneca dan bagaimana situasi kehidupannya, sehingga lahir tulisan-tulisan luar biasa darinya. Bila ada ada waktu, sebaiknya membaca kehidupan dan sejarah perjalanan hidup Seneca serta sepak terjangnya dalam meniti banyak kesempatan dalam hidupnya dengan berbagai tragedi yang dialaminya.

Misalnya saja, sebagai politikus dan orang terpandang yang hidup di lingkungan kerajaan, ia memiliki beberapa musuh yang pasti akan selalu mengganggu kehidupannya. Ia punya musuh bernama Caligula yang menyerang karya-karya Seneca sebagai tulisan yang membingungkan. Kemudian musuh kedua bernama Fabius yang mengkritik Seneca sebagai orang yang tidak mumpuni sebagai filsuf. Musuh ketiga adalah Agellius yang melakukan kritiknya kepada tulisan-tulisan Seneca dari segi kalimat-kalimatnya. Tapi luar biasanya adalah, semua-musuh yang mengkritiknya itu secara konsisten memuji Seneca dengan pujian-pujian sebagai orang yang hebat, cerdas, berilmu tinggi, orang yang tekun, terpelajar, kreatif, punya pengetahuan luas dalam banyak bidang, berani mengungkapkan kebenaran dan melakukan kritik termasuk kepada atasan yang hidupnya tidak benar.

Akhirnya, buku ini menyimpan banyak tulisan penting orang yang hebat bernama Seneca, dan ajaran-ajarannya penuh dengan makna dan praktis untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk bagaimana ketika seseorang diserang oleh kemarahan, dengan solusi yang sangat brilian yang terkadang tidak kita pikirkan. 

 

Posting Komentar