Dalam Memberi ada Ribuan Rahasia Terungkap
Pernahkah Anda mendengar nama Hong Zhong Hai, seorang veteran perang saudara China yang ditahbiskan menjadi salah satu orang dermawan paling dermawan dari 46 orang lainnya se Asia Tenggara versi majalah Forbes.
Tidak tahu mengapa berita mengenai dirinya hanya didapat dari www.viva.co.id pada 2011 lalu. Atau memang lewat dari pemantauan redaksi idebuku.com. Berita ini pernah dikutip di sebuah portal yang tidak pernah terlupakan. Karena selain isinya heroik tapi juga mendatangkan decak kagum. Betapa tidak, lelaki sepuh tersebut rela memberikan 1,78 miliar untuk disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan.
Bagi orang yang berpunya, mungkin jumlah tersebut tidak seberapa, tapi Hong Zhong Hai bukanlah orang yang kaya dan berlebihan. Malah sebaliknya. Misalnya saja, seorang perawat yang datang ke rumahnya mengatakan bahwa handuknya robek sana-sini dan sudah seperti jaring laba-laba.
Ia tidak mau membeli yang baru supaya dia bisa menyimpan uangnya untuk disumbangkan kepada orang yang kekurangan. Bahkan ketika seorang ibu mengirimkan sop untuknya karena sudah dibantu, Hong Zhong Hai berkomentar, "Sop ini adalah makanan paling lezat yang pernah saya cicipi."
Di meja redaksi sebuah buku menarik terpampang yang berjudul, The Power of Giving.
Judul : The Power of Giving (Agar Kemakmuran dan kebahagiaan Selalu Menyertai Anda)
Penulis : Harvey McKinnon & Azim Jamal
Penerbit : Ufuk Press (Ufuk Publishing House), Jakarta
Tahun : September 2012 (Cetakan III)
Halaman : xxx +258 halaman
Membaca buku ini memang akan memberikan wawasan yang sebenarnya mungkin tidak baru, tapi terkadang cara pikir kita tentang memberi telah disempitkan dengan pemberian secara materi. Dan buku ini akan meluaskan cara pandang kita mengenai keluasan makna dari memberi itu sendiri.
Aku tidak memiliki apa-apa untuk diberikan. Maka sebenarnya kita sudah membatasi diri dengan ukuran dana dan semacamnya. Padahal pesan buku ini yang paling penting adalah, berilah tanpa harus berupa uang. Berikut ini yang disebutkan 'sesuatu' yang bisa kita berikan, yaitu, kasih sayang, perhatian, tindakan penyelamatan, kebaikan, ide-ide, nasihat, kemampuan, waktu, harapan, cinta, sentuhan dan seterusnya.
Dengan mengambil contoh terjadinya Tsunami di beberapa tempat pada tahun 2004 silam yang benar-benar memanggil banyak orang dan bahkan keterlibatan beberapa negara untuk turun mengambil bagian dalam pemberian. Bahkan pemberian itu begitu berfariasi, di mana bukan hanya dana yang diberikan, tapi banyak hal macam pemberian itu disampaikan kepada mereka yang tertimpa bencana dan memang membutuhkan uluran tangan banyak pihak.
Namun lebih dari itu analisa penulis mengenai memberi tidak hanya berhenti dalam soal tangan di atas dan tangan di bawah sebagai penerima. Namun memberi itu sendiri memiliki dampak. Tentu kepada pihak yang menerima pasti akan memberikan manfaat yang besar, apapapun bentuk pemberian itu. Tapi lebih dari itu memberi itu ternyata memberikan kebahagiaan kepada si pemberi, selain juga diyakini bahwa pemberian itu akan kembali kepada si pemberi.
Sekali lagi pengembalian dalam pemberian ini jangan juga dibatasi oleh hanya sebatas pahala di akhirat. Karena pemberian itu juga akan dirasakan langsung ketika mereka melakukan tindakan memberi. Daftar bukti-bukti diungkapkan oleh penulis yang bisa dirasakan oleh siapapun yang melakukan tindakan memberi. Contoh kecil saja di mana ketika seseorang melakukan pemberian berupa tenaga dengan menjadi sukarelawan, maka akibat pemberian itu juga berdampak kepada kesehatan. Makanya kata penulis, dengan mengutip sebuah jajak pendapat di Negara Inggris yang dilakukan survei mengatakan bahwa, kesehatan orang-orang yang memberi dengan menjadi sukarelawan itu lebih baik ketimbang sebelumnya. Artinya, ini merupakan diet yang tidak dapat diukur dengan cara apapun.
Akhirnya, dapat ditarik pelajaran bahwa memberi itu memberikan keuntungan bukan hanya mereka yang menerima tapi juga kepada mereka yang telah memberi. Apapaun bentuk dari pemberian tersebut. Semoga kita menjadi orang-orang yang memiliki hati untuk selalu siap memberi. Bukan dengan tujuan untuk menerima kembali, tapi karena ikhlas dan kalaupun pemberian itu memiliki dampak maka anggaplah itu sebuah bonus. Semoga!
Posting Komentar
0 Komentar