<!-- SEO Blogger Start --> <meta content='text/html; charset=UTF-8' http-equiv='Content-Type'/> <meta content='blogger' name='generator'/> <link href='https://www.idebuku.com/favicon.ico' rel='icon' type='image/x-icon'/> <link href='https://www.idebuku.com/2021/03/mabuk-cinta-belajarlah-pada-filosuf-ini.html' rel='canonical'/> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.idebuku.com/feeds/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/rss+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - RSS" href="https://www.idebuku.com/feeds/posts/default?alt=rss" /> <link rel="service.post" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.blogger.com/feeds/5529713767079432659/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.idebuku.com/feeds/4972478214510668235/comments/default" /> <!--Can't find substitution for tag [blog.ieCssRetrofitLinks]--> <link href='https://1.bp.blogspot.com/-qc486p5nUFw/YEhqb_Kr7_I/AAAAAAAACrE/FkKHrJkDOI4vBDDXFLo68mI0JoOb6NcRACLcBGAsYHQ/w261-h147/3678385751_b7d0f83819_w.jpg' rel='image_src'/> <meta content='Bisakah Orang Bisa Mabuk Cinta Sejati?' name='description'/> <meta content='https://www.idebuku.com/2021/03/mabuk-cinta-belajarlah-pada-filosuf-ini.html' property='og:url'/> <meta content='Mabuk Cinta? Belajarlah pada Filosuf Ini' property='og:title'/> <meta content='Bisakah Orang Bisa Mabuk Cinta Sejati?' property='og:description'/> <meta content='https://1.bp.blogspot.com/-qc486p5nUFw/YEhqb_Kr7_I/AAAAAAAACrE/FkKHrJkDOI4vBDDXFLo68mI0JoOb6NcRACLcBGAsYHQ/w1200-h630-p-k-no-nu/3678385751_b7d0f83819_w.jpg' property='og:image'/> <!-- Title --> <title>Mabuk Cinta? Belajarlah pada Filosuf Ini - Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik Mabuk Cinta? Belajarlah pada Filosuf Ini - Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Mabuk Cinta? Belajarlah pada Filosuf Ini


Berbicara mengenai jatuh cinta, mungkin dianggap tidak akan ada habisnya. Dan bahkan ketika mendengar kabar mengenai bubarnya cinta Kaesang dengan Felicia yang berakhir dengan banyak persoalan sampai-sampai menjadi trending topik di media sosial. Kalau membuka Youtube terkadang sampai membosankan kare

na isi konten mengenai cinta mereka selalu diulang dan diulang dengan cashing berbeda tapi isinya semuanya sama. Mungkin karena cerita cinta ini menyangkut anak presiden, jadi menjadi berita yang sexy. Love story yang ditampilkan juga tidak lebih seperti senetron-sinetron yang biasa disaksikan oleh sebagian penyuka cerita cinta yang hanya itu-itu saja. Celakanya, hal ini juga mempengaruhi alam bawah sadar ketika kita sedang mabuk cinta, yaitu yang ada dalam pikiran romantisme dengan semua persoalannya. Tapi tahukah Anda bahwa cinta itu ternyata memiliki makna yang sangat dalam setidakya menurut pandangan penulis buku yang ingin diangkat oleh Redaksi idebuku.com.

Judul            : The Art of Loving

Penulis         : Erich Fromm: Memaknai Hakikat Cinta (International Bestseller)

Penerbit       : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Tahun          : 2005

Halaman     : 177 halaman

Penyajian mengenai cinta menurut Fromm bukan hanya sekedar sensasi dan kesenangan belaka, tapi cinta menurutnya lebih dari sekedar itu semua, cinta itu adalah seni. Wow, Mempertanyakan kembali makna cinta dan mengartikan cinta itu ibaratnya seni, tentu saja kita dibawa untuk menengok bagaimana seni itu diciptakan? Ya, seni seperti seni-seni yang lain, kalau kita mengambil contoh satu saja bila cinta dimaknai sebagai seni, yaitu seni lukis, maka menciptakan sebuah lukisan bukanlah tanpa usaha, penciptaan sebuah karya lukisan tentu saja membutuhkan usaha yang keras dan bukan hanya sekedar. Apalagi kalau kita mau menciptakan seni lukis dengan kualitas yang baik. Makanya perlu keseriusan untuk dipelajari di dalamnya. Seni mencintai.

Memang sebagai makhluk sosial manusia memang ditakdirkan sebaga makhluk yang tidak bisa hidup dalam kesendirian. Keterpisahan merupakan momen dan sebagai sumber dari kegelisahan dan kecemasan. Keterpisahan dengan lainnya itu menimbulkan pencarian karena manusia memiliki rasio untuk menghilangkan kecemasan tadi. Memang banyak cara yang dilakukan dalam pencarian itu seperti konformitas yaitu pencarian dengan cara pelarian kepada hal-hal lain. Bisa juga dalam bentuk pencarian dengan kesibukan rutinitas harian.

Rutinitas memang mencari ciri di jaman sekarang ini sampai-sampai manusia itu sendiri baru mengingat bahwa dirinya juga manusia yang membutuhkan kesatuan dengan yang lain. Memang mereka bertemu dengan orang lain dalam ruang lingkup 'kerja' atau kantor, atau rutinitas yang sifatnya hanya semu saja, sehingga manusia membutuhkan apa yang dinamakan cinta sebagai cara peleburan pribadi. Nah, untuk mendapatkannya maka ibaratnya, seperti orang yang berusaha mengekspresikan sebuah seni, jadi diusahakan sedemikian rupa, dipelajari dengan serius, diteliti dengan matang dan seterusnya.

Erich Fromm mengingatkan bahwa hasrat peleburan antarpribadi inilah yang paling kuat  pengaruhnya dalam diri manusia. Dan kerinduan paling mendasar, kekuatan yang menjaga ras manusia, klan keluarga. Dari sini juga kita juga bisa melihat model cinta apakah yang menjadi tujuan utamanya. 

Beberapa obyek cinta dipaparkan oleh Fromm seperti cinta yang paling fundamental yang paling mendasari semua jenis cinta, yaitu cinta sesama. Kedalaman analisa Fromm sangat menarik ketika melihat cinta akan sesama ini di mana cinta pada orang yang tidak berdaya seperti orang miskin, orang asing merupakan awal dari cinta sesama. Kata Fromm, Mencintai saudara sendiri bukanlah suatu prestasi. Ia kemudian mengambil contoh, binatang yang mencintai dan merawat anaknya. Ia melanjutkan, hanya dalam cinta pada mereka yang tidak mengabdi pada suatu kepentingan, cinta mulai terbentang. Kemudian Fromm juga menyebut beberapa obyek cinta seperti kepada ibu dan cinta erotis.

Ketika menyinggung cinta erotis yang menyebut sebagai suatu eksklusivitas yang tidak ada dalam cinta sesama dan cinta kepada ibu. Dan Fromm merasa bahwa cinta erotis ini perlu pembahasan lebih lanjut tapi dari apa yang dijelaskan sangat dalam dan mengesankan. Pokoknya, para pengagum cinta, bacalah buku ini, maka Anda akan mendapatkan kekayaan mengenai arti cinta yang dalam, bukan cinta yang dangkal.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.