Mengungkap Cerita Bijak dari Relief Jataka Candi Borobudur: Ulasan Buku Bergambar dari Balai Konservasi Borobudur
Candi Borobudur bukan hanya mahakarya arsitektur dunia, tetapi juga galeri terbuka yang menyimpan ribuan kisah kebijaksanaan dalam bentuk relief. Salah satu warisan cerita yang paling memikat adalah kisah-kisah Jataka—cerita moral tentang kehidupan terdahulu Sang Buddha—yang terukir di dinding candi.
Buku Cerita Bergambar Relief Jataka Candi Borobudur, terbitan Balai Konservasi Borobudur Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Cagar Budaya Indonesia, hadir sebagai jembatan visual dan edukatif untuk memahami makna mendalam dari relief-relief tersebut. Melalui ilustrasi dan narasi yang ringan namun sarat makna, buku ini menjadi panduan yang menarik bagi siapa pun yang ingin menyelami nilai-nilai luhur yang diwariskan lewat seni ukir Borobudur.
Candi Borobudur menjadi viral beberapa waktu lalu karena harga tiket masuk yang akan dinaikkan pemerintah menjadi kontroversi. Padahal dalam candi Borobudur menyimpan rahasia kekayaan yang tak ternilai yang diwariskan nenek moyang kita untuk bangsa dan negeri ini.
Kekayaan yang terkandung dalam bangunan Candi Borobudur mungkin sedikit orang mengetahuinya. Bukan hanya sebagai tempat wisata, tapi di dalamnya mengandung nilai yang luar biasa. Kekayaan tersebut berupa cerita dalam relief yang terukir indah yang bukan hanya bentuk pahatan luar biasa. Gambar-gambar yang terpampang di berbagai sudut mengisahkan ajaran-ajaran luhur nenek moyang kita.
Bagi mereka yang pernah menapaki semua sudut Candi Borobudur tentu akan bertemu berbagai relief dengan seni yang tinggi. Bagi orang awam dalam masalah seni seperti penulis, tentu melewati relief-relief tersebut sulit menangkap apa makna dari semua gambar-gambar pahatan itu dipajang di tempat tersebut. Apalagi berkunjung dengan rombongan banyak orang di mana terkadang sulit menangkap makna-makna yang terkandung di dalamnya.
Seperti biasa jika kita berkunjung secara berkelompok dalam rombongan, pikiran kita lebih tertuju kepada kelompok rombongan kita supaya tidak terpisah dan tetap dalam satu rombongan. Akibatnya seringkali kunjungan ke Borobudur menjadi ajang berwisata, bukan untuk berniat mempelajari apa saja yang tersimpan di dalam Candi Borobudur.
Jika pemerintah jadi akan menaikkan harga tiket masuk Candi Borobudur menjadi 700 ribuan per orang maka tentu berkunjung ke Warisan Leluhur tersebut menjadi sebuah keistimewaan bagi kalangan menengah ke bawah. Artinya, berkunjung ke tempat tersebut bukan hanya akan sekilas datang, lalu turun dari candi. Tapi berkunjung dan menaiki Borobudur harus memberi nilai lebih.
Nah, sebagai persiapan supaya kita bisa mempelajari lebih detail mengenai Candi Borobudur tersebut, sebuah buku menarik bisa menjadi pelajaran awal untuk kita sesuaikan dengan keadaan sebenarnya di candi tersebut. Yah, buku berjudul: Cerita Bergambar Relief Jataka Candi Borobudur. Buku ini diterbitkan oleh: Balai Konservasi Borobudur Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Cagar Budaya Indonesia. Tahun terbit 2014.
Nilai yang yang terkandung di Candi Borobudur bukan hanya dalam bentuk fisik semata yang sudah diakui oleh dunia, tapi juga nilai-nilai di mana dalam cerita-cerita relief sebenarnya memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pembangunan karakter bangsa dan negara Indonesia. Dan buku ini mengungkapkan kepada kita nilai-nilai luhur tadi.
Memang buku ini sesuai dengan audiens yang ingin disasar yaitu anaka-anak di mana naskah buku cerita dalam bentuk gambar ini justru menjadi terang dan jelas bagi kita untuk bisa dengan mudah mengerti apa makna di balik semua relief yang terpampang di Candi Borobudur. Menjadi penting buku ini untuk diajarkan kepada anak karena Candi Borobudur sebagai milik bangsa Indonesia akan diteruskan kepada anak cucu kita.
Makanya generasi muda sebagai penerus bangsa saat ini menjadi salah satu elemen penting dalam melestarikan kebudayaan Indonesia. Sehingga kita tidak meributkan hal-hal sepele dari Candi Borobudur ini tapi melupakan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya di mana ajaran nenek moyang kita sangat tinggi nilainya yang diungkap dalam bentuk relief.
Ini kan buku untuk anak-anak. Benar sekali, tapi buku ini menyampaikan dengan runtut dan mudah dicerna dan dimengerti. Contohnya dalam cerita yang diambil dari denah salah satu sisi Borobudur yaitu relief bergambar kerbau. Judul yang diberikan adalah Kerbau yang Sabardan Kera yang Nakal. Letaknya di sisi Selatan Candi Borobudur, lantai 3/lorong, pagar langkan bagian atas, bidang J di panil ke 2, 3, 4 dan 5 . Kemudian kisahnya disampaikan dalam bentuk cerita yang mudah ditangkap.
Jadi jangan sampai kita ketika ke Candi Borobudur hanya mengejar wisatanya tanpa mengambil makna yang terkandung di dalamnya. Bila hal itu yang terjadi maka kita tidak bisa menangkap nilai-nilai kekayaan terkandung di dalamnya . Akibatnya kita sering tidak menghargai Candi Borobudur ini.
Posting Komentar untuk "Mengungkap Cerita Bijak dari Relief Jataka Candi Borobudur: Ulasan Buku Bergambar dari Balai Konservasi Borobudur"
Posting Komentar