<!-- SEO Blogger Start --> <meta content='text/html; charset=UTF-8' http-equiv='Content-Type'/> <meta content='blogger' name='generator'/> <link href='https://www.idebuku.com/favicon.ico' rel='icon' type='image/x-icon'/> <link href='https://www.idebuku.com/2022/06/pendekatan-humanis-terhadap-yang.html' rel='canonical'/> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.idebuku.com/feeds/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/rss+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - RSS" href="https://www.idebuku.com/feeds/posts/default?alt=rss" /> <link rel="service.post" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.blogger.com/feeds/5529713767079432659/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.idebuku.com/feeds/6977510170828096324/comments/default" /> <!--Can't find substitution for tag [blog.ieCssRetrofitLinks]--> <link href='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjzxHPX9JS3JnIAtvqgdZdRYs-1zRxvtaoaVPIe9_YmvwFct1Jlaj95rT2VfiolYg2ZdNrYFgHV33poqdassmVRMrzn5yy_a_OBihVrPVldGqrjPRzzmNxbVP90xXm1tbX4waU5fNfdgwAvh69pe5NkTaXR5OAa7W_ZBscCYT21iGVGj1c0jMuz76Z/s320/8238055063_7c06d6a05b_w.jpg' rel='image_src'/> <meta content='Menolong yang Kecanduan dengan Pendekatan Humanis' name='description'/> <meta content='https://www.idebuku.com/2022/06/pendekatan-humanis-terhadap-yang.html' property='og:url'/> <meta content='Pendekatan Humanis Terhadap yang Kecanduan' property='og:title'/> <meta content='Menolong yang Kecanduan dengan Pendekatan Humanis' property='og:description'/> <meta content='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjzxHPX9JS3JnIAtvqgdZdRYs-1zRxvtaoaVPIe9_YmvwFct1Jlaj95rT2VfiolYg2ZdNrYFgHV33poqdassmVRMrzn5yy_a_OBihVrPVldGqrjPRzzmNxbVP90xXm1tbX4waU5fNfdgwAvh69pe5NkTaXR5OAa7W_ZBscCYT21iGVGj1c0jMuz76Z/w1200-h630-p-k-no-nu/8238055063_7c06d6a05b_w.jpg' property='og:image'/> <!-- Title --> <title>Pendekatan Humanis Terhadap yang Kecanduan - Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik Pendekatan Humanis Terhadap yang Kecanduan - Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Pendekatan Humanis Terhadap yang Kecanduan


Sebuah istilah baru mengenai kecanduan yaitu kecanduan PMO. Kecanduan po*n*ografi, mas*tur*ati*on dan o*ga*sm. PMO merupakan salah satu bentuk kecanduan di antara berbagai kecanduan-kecanduan lainnya.

Mengehentikan kecanduan tentu bukan perkara gampang. Bahkan terkadang orang harus berjuang untuk bisa keluar dari yang namanya kecanduan. Namun bagi pihak yang menyaksikan orang yang kecanduan tentu tidak bisa menggunakan kacamata hitam dan putih saja. Apalagi bila kita tertantang untuk datang ingin menjadi dewa penolong.

Menolong mereka yang kecanduan tertentu bukan hal gampang, tapi bukan bukan berarti tidak dapat dilakukan. Berbagai pendekatan bisa diambil langkah. Kecanduan game, kecanduan gadget, kecanduan rokok dan seterusnya.

Kecanduan obat terlarang narkoba misalnya BNN memberikan formula 4 hal yaitu pemeriksaan oleh ahli, detoksifikasi, stabilisasi, dan pengelolan aktivitas. Makanya istilah BNN memiliki layanan rehalibitasi  yang dinamakan Balai Besar Rehabilitasi yang ada di Bogor.

Namun demikian ada jenis-jenis kecanduan yang muncul dalam masyarakat dengan kecanduan kepada hal-hal yang dianggap umum, seperti keterikatan dengan perilaku yang kita anggap kurang baik atau apapun namanya dan penggunanya ingin melepaskan dari kecanduan tadi.

Terkadang lembaga-lembaga keagamaan turun tangan untuk turut serta melakukan himbauan atau apapun guna memberi peringatan akan kecanduan tadi, seperti mereka yang kecanduan dengan rokok.

Dalam Rapat Forum Ijtimak Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia III yang dilaksanakan di Padang Panjang, Sumetara Barat pada 26 Januari 2009 pernah memutuskan, haram merokok bagi empat golongan, yaitu:

1. Bagi anak-anak dan remaja

2. Wanita hamil

3. Merokok di tempat umum

4. dan anggota MUI sendiri.

Tentu saja tanggapan masyarakat terhadap putusan MUI itu beragam, ada yang mengatakan, peduli amat dengan putusan tersebut dan mau melanjutkan untuk merokok, sementara ada pihak yang mengatakan putusan itu masih ragu-ragu. Yang lain lagi menyambut gembira dengan keputusan tersebut, dan lainnya lagi tentu membuat gusar khususnya para petani tembakau dan produsen rokok yang memberi upeti yang sangat besar terhadap negara itu.

Namun bagi para perokok, meninggalkan kebiasaan merokok, apalagi bila sampai ke tahap “nyandu” tentu bukan perkara gampang meninggalkan kebiasaan merokok tersebut. Bukan hanya hitungan hari, atau bulan dan bahkan tahun untuk bisa meninggalkan kebiasaan menghisap asap tembakau itu. Pengalaman menghilangkan kebiasaan merokok itu tidak seperti membalik telapak tangan, sekarang niat, besok langsung meninggalkan total. Tidak seperti itu. Kalau boleh dibilang, untuk meninggalkan rokok itu penuh dengan perjuangan yang bahkan tak kenal lelah.


Buku yang sedang diangkat ini walaupun tidak secara khusus membicarakan menganai rokok tapi pendekatan terhadap mereka yang kecanduan dengan berbagai macam kecanduan, termasuk kecanduan terhadap rokok ini supaya mereka menyadari bahwa apa yang sedang dilakukannya itu tidak menyehatkan. Jadi pendekatan yang dipakai adalah pendekatan di mana orang bisa menyadari dan akhirnya meninggalkan kecanduan itu dengan sukacita.

Jadi pendekatan yang digagas oleh penulis terhadap mereka yang kecanduan dengan berbagai macam kecanduan termasuk kecanduan sex itu adalah pendekatan yang bersahabat. Yang menarik dari apa yang dinyatakan oleh penulis mengenai keberadaan kecanduan itu adalah, mereka sebenarnya adalah orang yang sedang mencari, entah itu mencari identitas diri, kebahagiaan, ketenangan dan sebagainya, hanya saja mereka salah jalan.

Berbeda dengan pendekatan yang pernah dilakukan yang sering kita dengar yang cenderung bersifat negatif, seperti ungkapan “Perang melawan obat bius,” dan kata-kata semacamnya yang maknanya cenderung negatif. Tujuannya adalah menyadarkan pecandu terhadap apa yang disebut dengan “salah Jalan” tadi.

Makanya buku ini boleh dibilang sebagai buku kesehatan ketimbang menunjuk hidung dan mengatakan, “Kamu ini pecandu yang susah sembuhnya.” Sehingga buku ini sedikit banyak menjadi kontribusi bagi siapa saja termasuk para pecandu. Istimewanya, bisa dijamin bahwa pecandu yang membaca buku ini tidak akan merasa dihakimi.

Judul     : Fight Addictions!: Pendekatan Holistik

Penulis   : Deepak Chopra, M.D.

Penerbit : PT. Bhuana Ilmu Populer (Kelompok Gramedia), Jakarta 2005

ISBN      : 979-694-630-0

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.