Kebahagiaan Menurut Para Tokoh Terkenal
"Aku ingin hidup bahagia," begitu keinginan semua orang yang hidup di dunia ini. Tapi faktanya yang terjadi seruan kebalikannya, "Aku mencari kebahagiaan dalam hidup ini."
Maka tidak heran kalau sepanjang sejarah kehidupan manusia, tema bahagia selalu diangkat oleh mereja yang perduli untuk mencarinya, berburu mencoba mendiskripsikan kebahagiaan itu sendiri, ditulisnya dan menjadi catatan sejarah bagaimana manusia itu memburu kebahagiaan. Tercatat tokoh-tokoh yang perduli dengan kebahagiaan itu antara lain Plato, Al-Farabi, Al-Ghazali dan Ki Ageng Suryomentaram.
Dalam perburuan kebahagiaan hidup tersebut masing-masing tokoh memiliki pemikirannya sendiri sesuai dengan konteks dan situasi di mana para tokoh tersebut hidup. Dalam pemikiran para tokoh tersebut mencoba menawarkan kebahagiaan masing-masing. Namun tentu pertanyaan penting tentang kebahagiaan tersebut diawali dengan pertanyaan, apa sih kebahagiaan itu?
Menelusuri kebahagiaan itu sendiri tidak segampang kita menuliskannya. Karena seringkali kebahagiaan memiliki versi dan makna sendiri bagi setiap orang. Hakekat kebahagiaan sering identik dengan perasaan yang gampang, seperti sekarang sudah bahagia, dan sudah merasa cukup. Tetapi para filosuf mencoba untuk menjelaskan dengan gamblang yang bukan hanya meliputi pemikiran , perasaan, kenikmatan dan banyak aspek untuk menjelaskan mengenai kebahagiaan itu sendiri.
Mendalami dan mencari makna kebahagiaan dengan tepat sesuai dengan apa yang kita pikirkan tentu akan menolong kita bisa memilih, kebahagiaan model apa yang bisa kita raih melalui usaha-usaha yang bisa dilakukan untuk memburunya. Ia, masing-masing memang punya asumsi tentang bahagia, sehingga hal tersebut bisa menjadi polemik untuk diskripsi bahagia itu sendiri. Nah, buku yang Redaksi Idebuku.com tawarkan kali ini khusus berisi tentang kebahagiaan dari segi filsafat.
Judu : Filsafat Kebahagiaan: Dari Plato, via Al-Farabi dan Al-Ghazali, Sampai Ki Ageng Suryomentaram
Penulis : Fahruddin Faiz
Penerbit : PT Mizan Pustaka
Tahun Terbit : Bandung, 2024 cetakan ke V
Dr. Fahrudding Faiz pengarang buku ini sebenarnya tidak asing lagi bagi penikmat program Ngaji Filsafat yang diselenggarakan oleh Masjid Jenral Sudirman Yogyakarta ini merupakan pembicara kondang yang khusus mengisi ceramahnya setiap Rabu malam yang mendapat atensi dari berbagai daerah. Ceramah-ceramahnya yang disampaikan dengan enteng tentang kajian filsafat yang berat banyak mendapatkan pujian banyak orang. Semua ceramahnya dapat ditonton melalui kanal Youtube. Dan buku yang ada di tangan Redaksi ini merupakan buku hasil kumpulan ceramahnya dalam program Ngaji Filsafat.
Konsep kebahagiaan dalam buku ini merupakan pandangan dari empat orang bijak yang berbicara mengenai kebahagiaan yang ditawarkan oleh keempatnya. Tentu saja keempatnya berbeda dalam mendekati makna kebahagiaan itu, tapi satu hal yang menjadi benang merah kesemaannya yaitu kebahagiaan itu akan didapatkan ketika seseorang mengenal dirinya sendiri terlebih dahulu. Karena seseorang tidak akan mendapatkan kebahagiaan itu jika dia tidak tahu siapa dirinya, dan makna apa kebahagiaan bagi kita.
Dari keempat pemikiran tokoh-tokoh tersebut yang memotret soal kebahagiaan itu menurut situasi dan kondisi dari masing-masing. Misalnya saja Plato yang mewakili dari dunia Yunani yang rasional dan idealis. Sementara Al-Farabi berangkat dari tradisi filsafat Islam yang nasional religius, sementara Imam Al-Ghazali melihat dari tradisi Islam yang religius-spiritual. Sementara tokoh lainnya yaitu Ki Ageng Suryomentaram dari latar belakang filsafat Jawa. Kesemuanya mempunyai pandangan sendiri dalam melihat kebahagiaan dan mengembangkannya sesuai dengan gaya berpikir masing-masing.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa tulisan di dalam buku ini merupakan kajian yang disampaikan dalam ceramah Ngaji Filsafat yang kemudian dibukukan. Seperti dalam ceramah-ceramahnya, walaupun kajian tersebut kajian filsafat, namun disampaikan oleh pak Faiz dengan sangat ringan dan mudah untuk dicerna. Bahkan tulisan-tulisan dalam buku ini isinya hampir sama dari tata bahasanya yang ringan dan mudah untuk membaca walaupun kajian filsafat.
Terpenting lagi adalah, setiap pembahasan dari bab ke bab tentang pandangan tokoh di buku ini memang cukup lengkap ketika mendengar kajiannya melalui ceramahnya yang disiarkan di kanal Youtube.
Posting Komentar
0 Komentar