Stop Overthinking, Selamat Tinggal Kekhawatiran
Over thinking adalah berpikir berlebihan, dan bila di luar batas kewajaran akan berpotensi berbahaya. Walaupun terkadang sulit membendungnya, tapi bukan berarti salah, tapi bagaimana cara berpikir benar, supaya tidak terjebak kepada kekuatiran.
Memang banyak memikirkan sesuatu menandakan bahwa kita hidup dan bahkan menunjukkan ada kesibukan dalam menjadi hidup, tanpa bila terlalu banyak untuk dipikirkan hingga menimbulkan kekhawatiran misalnya, justru akan mengganggu hidup itu sendiri. Kelelahan misalnya.
Memikirkan, kenapa saya tadi memarahi anak saya, padahal dia hanya menikmati tidur paginya, dan sulit untuk bangun. Lalu muncul pikiran peristiwa bersitegang dengan isteri beberapa waktu lalu, dan itu sangat membekas. Mobil yang berpapasan tadi marah-marah dan bahkan membentak, dan itu juga terus terbersit di benak. Dan banyak hal lain yang bila diceritakan akan menjadi deretan peristiwa yang tidak berujung. Pikiran-pikiran itu seperti memenuhi kehidupan.
Memikirkan banyak hal sepanjang itu bertujuan positif, seperti bagaimana pekerjaan yang belum selesai itu segera dituntaskan, bagaimana cara supaya genting yang bocor segera diperbaiki dan seterusnya itu tentu bagus. Tapi menjadi negatif ketika, memikirkan hal-hal yang sudah berlalu, tapi masih mengganggu pikiran.
Suatu hari ketika bangun pagi-pagi tiba-tiba muncul peristiwa lima hari sebelumnya di mana seorang pengendara membentak taksi online yang sedang saya tumpangi. Pikiran saya terus mengembara dan bertanya-tanya, mengapa pengendara itu marah? Padahal setahu saya kendaraan yang saya tumpangi tidak bersalah. Anehnya, peristiwa lima hari yang sedang lewat itu peristiwanya selesai. Tapi justru kejadian itu terus membayangi hari itu.
Masalahnya bila diikuti terus memikirkan hal-hal tersebut muncul juga kegeraman, kemarahan dan seakan-akan peristiwanya baru saja terjadi, dan orang-orangnya masih ada di depan mata. Akhirnya saya berusaha untuk menyadari, untuk apa saya memikirkan hal tersebut? Bukankah kejadiannya sudah lewat, dan orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tersebut sudah tidak ada lagi. Namun mengapa hal tersebut masih menjadi pikiran?
Sama halnya dengan kekhawatiran yang bisa saja tiba-tiba muncul dalam kehidupan kita. Bagaimana masa depan saya, bagaimana anak-anak saya kelak, apakah bulan depan usaha saya semakin maju dan seterusnya.Persoalannya, jika kekhwatiran itu terus menguasai pikiran dan kehidupan kita maka yang akan muncul adalah kecemasan demi kecemasan.
Sebuah buku menarik yang dipilih oleh Redaksi untuk bisa dibaca dalam keadaan santai. Karena bahasanya yang enak, contoh yang mudah ditangkap dan sesuai dalam kehidupan sehari-hari.
Judul : The Book of Overthinking: Cara Menghentikan Siklus Kekhawatiran
Penulis : Gwendoline Smith
Penerjemah: Faizal Fahmi dan Tiara Laranina
Penerbit : Shira Media, Yogyakarta
Tahun : Cetakan III, Januari 2023
Tebal : xii+252 halaman, ; 13x20 CM
Bagaimana caranya kita menolong diri supaya supaya kita tidak terjebak dengan overthinking yang akan membawa kepada banyak kecemasan. Menurut penulis buku ini ada dua bentuk yang berbeda dari jenis menolong batin kita yang mengalaminya, yaitu Pertama, memikirkan banyak hal dengan apa yang sudah terjadi dan kita alami dengan melibatkan peristiwanya. "Waduh, seharusnya aku tidak bilang begini, begitu tadi. Atau Kalau saja saya tidak mengundurkan diri dari pekerjaan saya dan seterusnya. Jadi, ada faktor penyesalan yang menimbulkan kita merasa bersalah dan menyalahkan diri.
Namun berikutnya ada sikap di mana kita selalu merisaukan sesuatu dan kita sudah memikirkan perkiraan negatif yang ada dalam bayangan di masa depan. Misalnya saja, tadi laporan yang diberikan kepada pimpinan, bisa saja pimpinan akan marah, dianggap pekerjaan saya buruk. Dan bisa saja aku akan dipecat, lalu bagaimana semua cicilanku, bagaimana keluargaku dan seterusnya.
Nah, kedua sikap berpikir di atas merupakan overthinking dan menjadikan kita menderita
Bisa saja overthinking dalam hal-hal tertentu menjadikan kita bersemangat untuk terus melakukannya dan berusaha untuk menyelesaikan dengan semangat yang membara. Misalnya saja, kalau orang mau menikah, biasanya sangat sibuk dan begitu banyak yang dipikirkan. Undangan, gaun pengantin, ke catatan sipil dengan berbagai surat-surat administrasi dan seterusnya. Tetapi, hal itu akan dikerjakan dengan semangatuntk menyelesaikan semua persoalan-persoalan tersebut. Walaupun badan capek, tapi bisa dipastikan setelah merasa capek orang akan bisa tidur dengan nyenyak.
Tapi bisa saja akan berbeda overthinking berhubungan dengan hal-hal yang bersifat negatif di mana kita terjebak untuk fokus kepada peristiwa-peristiwa negatif, yang menjadikan kita menyalahkan diri, menyesali diri dan bawaannya, bisa kita tidak bisa tidur. Dan bila itu berlangsung terus-menerus, maka akibatnya bisa tidak enak makan, bahkan depresi.
Buku yang saya tawarkan ini baik untuk dibaca, karena di dalamnya kita akan disuguhi berbagai cara bagaimana mengahadapi overthinking berlebihan dengan cara negatif. Penulis memberikan salah satu alternatif adalah mencoba berpikir rasional.
Tujuannya, supaya kita tidak terjebak dengan ketakutan, tetapi mencoba memikirkan dengan kemungkinan-kemungkinan lain. Contohnya, bagi orang yang takut dengan kecoa, bisa saja kecoa itu seperti mau menggigit, sehingga kita perlu lari menghindarinya dengan penuh ketakutan. Tapi cobalah berpikir, kecoa itu kan kecil, dan lebih besar dari kita, maka tidak mungkin dia akan membunuhku. Banyak hal lain yang bisa digali dari buku yang luar biasa ini, jadi silahkan membacanya dengan tenang.
Posting Komentar
0 Komentar