Buang Semua Hambatan untuk Berpikir Kreatif


Ketika lingkungan kita menghambat kebebasan untuk melakukan apapun sesuai dengan kreativitas yang ada di dalam diri, maka buang semua hambatan tersebut dan mulailah berpikir kreatif, maka inovatif akan muncul dalam diri. Hasilnya, adalah karya-karya baru.

Dalam kehidupan kita di masyarakat sering kita mengkotak-kotakkan keahlian seseorang sesuai dengan minat dan bakatnya, serta pekerjaan yang digelutinya. Lalu kita menganggap aneh jika orang yang kita kotak-takkan tadi melakukan pekerjaan lain yang sebelumnya belum pernah dilakukannya. Komentar kita bisa saja begini, “Memangnya dia bisa?” Atau malah mencibirnya, “Kalau gagal baru tau rasa dia.”

Seakan-akan bila ada orang akan melakukan yang lain dari biasanya, kita secepat kilat mau menyetopnya, supaya berhenti melakukan dan tetap pada apa yang biasa dilakakukannya sesuai bakatnya.

Bagi yang mengikuti tekanan masyakarat, tentu saja ia akan berbalik arah dan Kembali kepada tugas hari-harinya seperti biasanya, entah sampai kapan. Tapi berbeda dengan mereka yang memiliki pikiran kreativ, ia tidak akan memperdulikannya, dan tetap melakukan hal yang baru yang belum pernah dilakukannya. Memang bisa saja dia akan gagal, sekali dua kali. Tapi dari kegagalan itulah dia akan belajar hal yang baru, sebelumnya belum dilakukan. Di sana ia akan jadi tahu bagaimana cara menyelesaikan dan jalan keluarnya jika yang dikerjakan itu gagal. Dari berpikir kreatif maka akan datang berpikir inovatif, hingga dia berhasil.

Menuju kesuksesan memiliki pikiran kreativ sangat penting dalam kehidupan kita dalam bidang apapun. Pikiran kreatif bisa dipraktekkan dalam pekerjaan, keluarga, dalam tugas tanggung jawab di sekolah, di rumah dan bahkan dalam praktek kehidupan sehari-hari bisa meminimalisir pengeluaran dana dan seterusnya. Ingin tahu buktinya? Kalau di rumah Anda, tiba-tiba kran di kamar mandi bocor atau patah, bagi yang tidak memiliki pikiran kreativ, pikirannya langsung tertuju kepada siapa tukang ledeng yang bisa dipanggil untuk membetulkan kran yang rusak tadi. Artinya, kita harus menyediakan sejumlah dana untuk seorang tukang.

Berbeda dengan orang yang berpikir kreativ, dia akan segera mencari cara bagaimana menyelesaikan persoalan kebocoran kran tadi. Ia akan mempelajari melalui mesin pencari, seperti Google, atau Youtube. Dan segera ia pergi ke toko membeli kran baru kemudian menggantinya sendiri, selesai. Dan pikiran kreativ ini juga bisa berlaku dalam hal-hal lainnya selama dia bisa melakukan dan kira-kira sanggup untuk dilakukan dan tidak membahayakan dirinya. Kalau soal Listrik, ya saran saya jangan deh!

Terkadang kita memang menjadi bagian orang yang membentuk orang untuk tidak kreativ. Termasuk kepada anak-anak kita mungkin. Misalkan, kita punya keinginan anak-anak kita diusahakan untuk belajar sesuai dengan bidang yang kita inginkan. Bisa jadi factor, pengalaman orang lain yang berhasil. Jangan ambil jurusan, ini dan itu. Lebih baik ambil jurusan ini untuk masa depanmu. Sementara anak kita sangat menyukai sebuah bidang jurusan berbeda.

Sebuah buku menarik saya tawarkan kepada pengunjung web blog ini untuk dibaca. Bukan saja karena isinya luar biasa dalam memancing pembaca untukberpikir ulang terhadap apa yang selama ini kita terima dalam perjalanan hidup kita. 

Judul           : The Art of Creative Thinking (Seni Berpikir Kreatif)

Pengarang    : Rod Judkins

Penerbit       : Pustaka Pelajar (Dalam Bahasa Indonesia)

Tahun          : Yogyakarta Cetakan Pertama, 2017

Tebal           : xviii + 388 halaman

Kata Rod Judkins dalam kata pengantar bukunya, The Art Creative Thinking. Kreativitas adalah sesuatu yang sangat ditakuti oleh banyak pendidik, dan menganggapnya sebagai sesuatu yang berbahaya, dan sulit dikendalikan. Kalau bisa anak-anak akan melakukan seperti yang biasa dilakukan selama bertahun-tahun berjalan. Jangan berpikir lain, jangan mencoba yang lain. Nanti mereka salah, nanti keliru dan berbahaya. Jadi di sini kita tidak diberikan kebebasan untuk menjadi orang yang bisa mengatakan I am free. Untuk apa? Untuk melakukan hal-hal yang baru.

Berpikir kreatif dalam bidang apapun sangat penting dilakukan. Bahkan kalau perlu kita bisa memancing anak-anak didik kita bagaimana pikiran kreativnya dinyatakan. Karena dengan pikiran kreatif itulah anak atau siapapun akan tahu sesuatu yang lain.Ia akan mencoba dan mencoba dengan bebas sesuai dengan pikirannya sehingga bisa inovatif menghasilkan karya. Masalah gagal, justru itulah pelajaran pentingnya, bahwa kegagalan akan menjadikan pengetahuan baru didapatkan.

Berpikir kreatif akan menjadi seseorang bisa melihat , kemudian melibatkan diri dengan praktek, dan merespon apa yang terjadi se kitarnya. Sekali lagi ini berlaku dalam bidang apapun, dan seharusnya bisa terjadi kepada siapapun. Orang kreatif bisa berlaku ketika seseorang memasak dan di sana bisa menciptakan berbagai kreatifitas makanan yang bukan membuat yang sudah ada, tapi produk baru yang bisa dihasilkan oleh cara berpikir yang kreatif. Atau juga kreatif bisa besar manfaatnya yang membuat orang menjadi inovatif ketika membuat jadwal apapun.

Makanya buku ini akan memberikan manfaat kepada pembacanya untuk melihat berbagai contoh praktis yang ditulis yang di dalamnya terkadang kita terkaget-kaget dibuatnya. Betapa berpikir kreatif tersebut mendatangkan kesegaran suasana bila itu diterapkan dalam berbagai bentuk pekerjaan apapun.

Penulis sendiri yang memiliki segudang pengalaman dalam kehidupannya termasuk bagaimana berbagai hambatan-hambaan yang datang bisa dihadapinya dengan pikiran-pikirannya yang kreatif yang akhirnya menghasilkan sesuatu yang inovatif. 

Dalam bab 2 misalnya ia memberikan pengalamannya ketika ia diundang sebagai sebagai pemateri lokakarya di sebuah stasiun TV di Dubai. Awalnya peserta merasa aneh dengan ajakan penulis buku ini yang menghentakkan semua peserta. Apa yang ia lakukan? Ia meminta peserta yang adalah pekerja seni di TV tersebut diminta untuk melakukan apa yang tidak biasa dilakukannya. Misalnya, kameraman diminta untuk membuat scrip dan seterusnya. Awalnya mungkin menjengkelkan, membingungkan dan mungkin bisa jadi mengecewakan. Tapi, akhirnya, karena kreativitas, semua peserta menikmati lokakarya tersebut dengan sukacita.

Bacalah buku ini. Buku ini isinya santai, tidak jelimet dan memang menggambarkan isinya penuh kreatif seperti tema yang ingin disampaikan. Jadi, buanglah semua hambatan dalam bentuk apapun yang menghalangi kita berpikir kreatif, dan hasilkan sesuatu.

Komentar

Postingan Populer