Tanpa Sadar Mungkin Anda Caregiver itu?
Tanggal 10 Oktober Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (Internasional)
Siapapun bisa menjadi caregiver, dan kalaupun tidak disukai tapi tanpa sadar Anda adalah caregiver itu sendiri. Pada masanya kita malah menjadi obyek oleh caregiver itu. Dalam dunia pendidikan malah ada jurusan caregiver khususnya dalam bidang kesehatan.
Memang caregiver dibuat jelas artinya dengan perawat yang memiliki konsentrasi yang mirip yaitu berhubungan dengan memperhatikan orang lain yang tidak mampu mengurus dirinya sendiri. Menariknya dalam pengertian caregiver ini memiliki perbedaan secara arti dengan perawat.
Salah satunya adalah, kalau perawat secara pendidikan formal dituntut memiliki pengetahun lebih luas mengenai medis sehingga dari segi pendidikan membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebaliknya caregiver sifatnya lebih kepada pelatihan yang waktunya cukup 2-3 bulan. Artinya, bisa jadi Anda sekarang sedang menjadi caregiver.
Tapi, arti caregiver secara non formal kalau mau disederhanakan dan lebih kepada yang sifatnya praktis, di mana untuk menjadi caregiver yang terpenting adalah kemauan hati, kesiapan diri untuk menolong orang lain yang tidak sanggup untuk melakukan kegiatan sendiri dan membutuhkan orang lain. Orang lain di sini adalah caregiver itu tadi. Jadi, bisa saja kita membuat pengertian yang sederhana bagi mereka yang memberikan hati kepada siapapun sebagai bentuk kepedulian sosial, kepada orang lain yang butuh uluran tangan kita.
Kata ini akan sangat familiar bagi mereka yang saat ini sedang memiliki tanggung jawab untuk merawat dan memperhatikan orang yang perlu mendapatkan perhatian lebih oleh karena berbagai faktor. Bisa jadi orang tua yang sedang sekit, anak dengan berkebutuhan khusus. bahkan mereka yang secara jiwa tidak mampu mengurus hidupnya sendiri. Prinsipnya karena mereka tidak bisa mengurus diri sendiri maka diperlukan penolong yang mau memberi diri, waktu, pikiran dan bahkan hati untuk memperhatikan.
Orang yang menjadi Caregiver itu bisa jadi, dia adalah orang tua untuk anaknya, atau sebaliknya anak untuk orang tuanya yang sudah lanjut usia, bisa juga tetangga terhadap orang yang ada di dekat rumahnya, teman dekat, suami ke istri atau sebaliknya, sahabat dan seterusnya. Jadi Caregiver itu pemberi perhatian kepada seseorang yang perlu mendapatkannya. Di beberapa tempat ada pendidikan formal dengan jurusan khusus dalam bidang ini yang berbeda dengan jurusan keperawatan. Makanya bila dihubungkan dengan profesionalitas seorang Caregiver bisa mendapatkan tunjangan gaji.
Kesempatan menjadi Caregiver bisa saja dikerjakan oleh setiap orang yang memang punya waktu dan apalagi bila memiliki panggilan untuk menjalaninya. Mereka adalah orang-orang yang memberi hidup kepada orang lain yang menjadi perhatiannya. Apapun latar belakangnya dalam menjadi Caregiver bagi orang lain, yang pasti mereka adalah orang yang benar-benar kita bisa acungkan jempol atas kehebatan mereka melayani. Ia, benar di dalamnya ada faktor pelayanan.
Secara arti Caregiver arinya seorang pemdamping. Bisa juga seorang pengasuh yang mendedikasikan dirinya yang bertanggung jawab terhadap seorang individu karena keterbatasan orang yang didampingi. Siapapun bisa saja menjadi caregiver bagi individu lain yang kita anggap memang perlu mendapatkan perhatian lebih. Seorang Caregiver bukan hanya seorang bisa memberikan diri, tapi tapi juga sanggup memberi hati ketika melakukan tugasnya untuk memperhatikan.
Kalau kita punya kesempatan untuk menjadi Caregiver bagi orang lain, entah itu kita sebagai anak yang bertanggung jawab terhadap orang tua kita yang sudah lanjut usia, maka pesan saya lakukanlah dengan hati yang tulus. Karena hal tersebut juga menjadi hal yang baik sebagai bentuk penghormatan kepada orang tua kita yang juga menjadi perintah Tuhan.
Tapi buku berikut merupakan buku khusus yang memang diperuntukkan bagi mereka yang memiliki panggilan untuk menjadi penolong orang dengan gangguan jiwa. Buku ini diangkat dalam rangka memperingati HARI KESEHATAN JIWA SEDUIA tanggal 10 Oktober.
Judul : Orang dengan Gangguan Jiwa dalam Prespektif Komunikasi
Pengarang : Dr. Sri Wahyuningsih, S.Sos, M.Si
Penerbit :Penerbit Insan Cendekia Mandiri, Solok, Sumatera Barat
Tahun : Cetakan Pertama, November 2020
Halaman : xxii + 136 halaman
Buku ini memang sifatnya lebih kepada teori-teori tentang kajian yang mengkhususkan diri mengenai komunikasi terapeutik yaitu komunikasi yang dirancang dan diperuntukkan untuk terapi dengan tujuan untuk terciptanya sebuah hubungan antara terapis dengan pasien dalam hal ini pasien gangguan jiwa. Terapis dalam hal ini termasuk caregiver yang bila kebetulan pelaksananya adalah keluarga.
Sementara kajian-kajian studi di dalamnya dengan menggunakan pendekatan studi kasus di mana posisi seorang terapis dalam melakukan pendekatan telepsychiatry maupun komunikasi terapeutik lainnya dengan tujuan untuk menyembuhkan pasien. Sementara pendekatan lainnya yaitu pendekatan fenomenologi di mana diungkap pengalaman individu sebagai perawat penderita gangguan jiwa dalam melakukan penanganan terhadap pasien jiwa ketika dilakukan di rumah sakit jiwa. Juga gimuat berbagai artikel yang berhubungan dengan hak-hak orang yang punya gangguan kejiwaan khususnya yang berhubungan dengan pilihan dalam pemilu, baik pilpres maupun pilkada.
Menjadi menarik buku ini dibaca oleh siapapun khususnya mereka yang terlibat dengan penanganan pasien gangguan jiwa. Tapi lebih dari itu mereka yang menjadi caregiver yang bisa saja terdiri dari keluarga, atau sanak saudara, atau siapapun yang memiliki orang terdekat yang mengalami gangguan kejiwaan.
Sebagai sebuah kajian yang di dalamnya merupakan penelitian yang diambil dari sebuah rumah sakit di Lawang, Malang, buku ini selain berisi beberapa teori yang berhubungan keperawatan jiwa, tapi juga bagaimana usaha yang dilakukan oleh pihak rumah sakit khusus gangguan jiwa ini cukup memberikan wawasan penting termasuk bagi caregiver.
Sekali lagi bagi caregiver, tantangan besar memang selalu muncul tiba-tiba ketika berhadapan dengan mereka yang membutuhkan uluran tangan kita. Entah itu keluarga dekat dan bahkan anggota keluarga sendiri yang mengalami gangguan jiwa. Menambah wawasan dari kajian-kajian dalam melakukan berbagai pendekatan hubungan kepada pasien, bisa menjadi masukan yang sangat berarti.
Tetapi Caregiver bisa terjadi kepada siapa saja tanpa perlu menjadi konsumsi publik. Bisa jadi anak yang butuh perhatian, atau oprang tua yang sudah usia lanjut yang kita tangani, atau malah ada saudara yang tidak mampu berdiri sendiri dan membutuhkan orang lain, dan kitalah orangnya. Atau jangan-jangan kita sudah terbiasa membantu tetangga yang membutuhkan uluran tangan, dan kita berangkat menolongnya. Jadi jangan-jangan, tanpa sadar, mungkin Andalah Daregiver itu?
Komentar
Posting Komentar