Kata Rabi Yahudi ini, Orang Beragama Sering Mengecewakan
Rabi Yahudi bernama Harold S. Kushner mengatakan, di dunia ini acapkali terjadi bahwa orang yang baik itu justru adalah orang ateis; sementara orang beragama sering mengecewakan.
Tak usah jauh-jauh untuk mencari bukti kebenaran terhadap ucapan sang Rabi tersebut bila dihubungkan dengan kehidupan nyata yang kita saksikan saat ini. Yaitu korupsi triliunan rupiah terjadi di negara kaya ini yang sudah kita dengar beruntun disampaikan di berita-berita media kita. Sebenarnya apa yang ada dalam benak para koruptor ketika berbicara mengenai agama.
Jangan tanya tentang apakah Anda beragama? Karena jawabannya akan secepat kilat dengan mengatakan bahwa, saya beragama, seperti halnya negara yang begitu getol supaya rakyatnya memeluk agama, karena diyakini dengan beragama, akan terbentuk manusia-manusia baik, bermoral dan beretika karena dalam agama itulah sumber berbagai ajaran mengenai kebaikan. Tapi faktanya berkata lain.
Semangat beragama di negeri ini sangat baik, dengan melihat indikasi berbagai kegiatan agama di berbagai tempat di negeri ini yang selalu meriah dengan kegiatan keagamaan. Bahkan bukan hanya isapan jempol saja bila agama di negeri ini mendapat tempat terhormat. Lihat saja juga saat hari-hari raya keagamaan, penuh sesak dengan orang yang melakukan kegiatan agama. Mereka begitu khusyuk melakukan berbagi ritual yang sudah menjadi panduan agama yang dianutnya.
Melihat potret seperti itu, pertanyaannya, apa mungkin mereka bisa melakukan pencurian uang negara, melakukan korupsi yang mengerikan? Bukankah ketika ia bersimpuh melakukan kegiatan agamanya, ia akan merasakan bahwa di dalam ibadah itu ia mendengar berbagai ajaran kebajikan, dan bila mereka melakukan kejahatan maka mereka akan mendapatkan ganjarannya? Tapi mengapa ada jarak antara ajaran agamanya dengan perilaku yang ditunjukkan dalam kehidupan kesehariannya?
Maka kembali kepada kata Rabi Yahudi tadi yang melanjutkan berbagai pertanyaan begini, "Apakah yang dijanjikan agama bagi kita?" Atau "Apakah yang dapat ditawarkan oleh agama?" dan Perbedaan apa yang benar-benar dibuat oleh agama dalam hidup kita?
Untuk diketahui bahwa Harold S. Kushner adalah seorang Rabi yang lahir tahun 1935 dan ia meninggal tahun 2023 lalu. Kushner menjadi Rabi Yahudi dari aliran Yudaisme Konservatif dan menjadi pemimpin spiritual cukup lama di Temple Israel di Natick, Massachusetts. Ia juga menjadi penulis beberapa karya terkenal yang banyak menulis tentang teodisi yaitu pembahasan mengenai pertanyaan, mengapa kejahatan dan penderitaan terjadi di dunia ini? Selain juga banyak menulis karya tentang iman, harapan dan kebijaksanaan spiritual.
Salah satu karyanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan salah satunya akan diperkenalkan dalam tulisan ini:
Judul : Ketika Manusia Membutuhkan Tuhan: Membuat Komitmen Religius Menjadi Sesuatu yang Menarik dan Mudah untuk DilaksanakanPenulis : Harold S. Kushner
Penerbit : Pustaka Tangga dan Simon & Schuster Ltd
Tahun : Cetakan Pertama, April 2005
Halaman : viii + 164 halaman
Memang tidak adil kalau kita meletakkan perbandingan antara mereka yang beragama dan malahan rajin beribadah sesuai dengan agamanya, tapi hidupnya mengecewakan, perilakunya buruk dan bahkan tidak sesuai dengan ajaran agamanya dan mereka yang tidak percaya Tuhan yang baik hati. Karena keduanya, baik yang percaya agama dan yang tidak percaya agama bisa punya peluang untuk hidup dengan benar dan tidak benar.
Kushner yang bertemu dengan berbagai jenis manusia, baik itu yang beragama dan tidak beragama dengan perilakunya, tapi ia ingin menilai begini, banyak pengunjung tetap tempat ibadah, baik gereja, maupun sinagoge atau orang yang konsisten dengan agamanya, dan ia baik hati, nyaris seperti orang suci. Sebaliknya juga demikian Kushner juga bertemu dengan orang yang tidak mempercayai agama juga berlaku tidak benar. Tentu sebagai Rabi, Kushner ingin membawa pembacanya secara subyektif untuk melihat bahwa beragama dan percaya kepada Tuhan punya andil untuk mengubah cara pandang tentang hidup ini.
Kembali kepada pertanyaan awal, bila orang-orang ateis sering berlaku baik dan orang-orang religius justru terkadang mengecewakan, lalu pertanyaan lanjutannya adalah, apa sih yang dijanjihan agama kepada kita? Pengaruh apa dalam hidup kita setelah kita mengikuti sebuah agama yang kita yakini benar?
Tak dapat disangkal bahwa semakin hari banyak orang yang merasa tidak membutuhkan Tuhan dalam kehidupannya. Dan Kushner berargumen di dunia modern manusia tetap saja membutuhkan makna, tujuan dan komunitas dalam kehidupan di dunia ini, dan semua itu disediakan oleh spiritualitas. Dalam hal ini keberadaan agama, menurutnya menolong manusia menghadapi berbagai krisis kehidupannya, seperti ketakutan, kesepian, penderitaan serta panduan moral dalam kehidupannya.
Posting Komentar