Paus Fransiskus Wafat dan Perannya dengan Dokumen Konsili Vatikan II
Hari ini Bapak Paus Fransiskus wafat setelah 12 tahun 39 hari menjalankan tugas kepausannya. Beliau pernah mengunjungi Indonesia pada 3-6 September 2024 lalu. Sebagai seorang Paus, beliau dikenal sebagai orang yang welas asih dan inklusif. Paus Fransiskus termasuk Paus yang melanjutkan
semangat pembaruan Gereja Katolik pasca Konsili Vatikan II yang menjadi bahasan buku yang akan ditawarkan kepada Anda, terutama
dalam menjawab tantangan zaman modern yang tertulis dalam The Documents of Vatican II.
The Documents of Vatican II adalah kumpulan resmi hasil Konsili Vatikan Kedua (1962–1965), sebuah peristiwa monumental dalam sejarah Gereja Katolik yang diinisiasi oleh Paus Yohanes XXIII dan dilanjutkan oleh Paus Paulus VI. Buku ini memuat deklarasi, dekret, dan konstitusi dogmatis yang merumuskan arah baru bagi Gereja dalam merespons dunia modern.
Buku ini mencakup 16 dokumen resmi, yang mencakup banyak hal seperti Lumen Gentium (Cahaya bagi Bangsa-Bangsa): Ini berbicara mengenai hakikat Gereja. Gaudium et Spes (Sukacita dan Harapan): yaitu mengenai hubungan Gereja dengan dunia modern, Dei Verbum (Sabda Allah): Wahyu Ilahi dan Kitab Suci serta Sacrosanctum Concilium: Pembaruan liturgi.
Dokumen-dokumen ini membahas berbagai isu, mulai dari partisipasi umat awam, dialog antaragama, hingga kebebasan beragama. The Documents of Vatican II telah menjadi dasar teologis dan pastoral bagi Gereja Katolik masa kini.
Setiap teks dalam buku ini tidak hanya mencerminkan hasil sidang para uskup dari seluruh dunia, tetapi juga menunjukkan keterbukaan Gereja Katolik terhadap perubahan zaman. Ini menjadi bukti nyata bahwa Gereja tidak anti terhadap kemajuan, namun justru ingin menjadi bagian dari transformasi dunia yang lebih inklusif, adil, dan bermartabat.
Makanya buku ini cocok bagi mereka mahasiswa teologi dan calon imam, aktivis Gereja dan umat awam yang ingin memahami misi Gereja secara mendalam, peneliti sejarah Gereja dan dokumen-dokumen eklesiastikal, dan pembaca umum yang tertarik pada hubungan antara agama dan perubahan sosial
Introduksi: Daniel J. Castellano 2012
Penerbit : The Vatican Publishing House, Vatican City
Halaman : Variatif tergantung edisi untuk edisi ini xii + 567 hlm
Bahasa : Inggris, Latin (edisi asli)
Peran para Paus terakhir sangat penting dalam melanjutkan semangat pembaruan Gereja Katolik pasca Konsili Vatikan II ini, terutama dalam menjawab tantangan zaman modern. Mereka berperan sebagai penjaga sekaligus pembaru Gereja Katolik, menyatukan antara tradisi dan konteks zaman. Dari Yohanes Paulus II yang membela kebebasan, Benediktus XVI yang mengukuhkan iman rasional, hingga Fransiskus yang menekankan Gereja sebagai "rumah sakit lapangan" bagi umat manusia yang terluka, semuanya berakar pada semangat pembaruan Konsili Vatikan II.
The Documents of Vatican II bukanlah koleksi dokumen yang hanya relevan di masa lalu. Semangatnya terus dihidupi dan diterjemahkan ke dalam kebijakan serta pendekatan pastoral oleh para Paus setelah Konsili. Inilah bagaimana tiga Paus terakhir memberikan warna khas dalam pembaruan Gereja. Mereka adalah Paus Yohanes Paulus II (1978–2005): yang dikenal sebagai inspirator harapan dan martabat manusia
Sebagai tokoh dunia yang karismatik, Yohanes Paulus II menghidupi pesan Gaudium et Spes dalam konteks globalisasi, penindasan ideologis, dan pencarian makna hidup. Ia vokal memperjuangkan hak asasi manusia dan kebebasan beragama. Melalui pendekatannya yang terbuka terhadap dialog antaragama dan peran penting umat awam, ia menjadikan Gereja sebagai kekuatan moral yang diperhitungkan di tingkat internasional.
Kemudian Paus Benediktus XVI (2005–2013): Yang terus menjaga warisan iman di era relativisme. Sebagai seorang teolog brilian, ia memperdalam nilai-nilai Konsili dalam ranah intelektual dan spiritual. Ia menyoroti pentingnya keseimbangan antara iman dan akal (fides et ratio), yang sejalan dengan semangat Dei Verbum tentang wahyu dan kebenaran. Walau dikenal konservatif, ia membuka pintu reformasi struktural dalam Gereja, termasuk langkah berani mengundurkan diri demi kepemimpinan yang lebih segar.
Lalu Paus Fransiskus (2013–sekarang dan baru wafat hari ini) dengan membawa wajah gereja yang welas asih dan sangat inklusif. Paus Fransiskus membawa semangat aggiornamento (pembaruan) yang menjadi inti Konsili Vatikan II. Dengan pendekatan penuh kasih, ia fokus pada isu-isu global seperti perubahan iklim, keadilan sosial, kemiskinan, dan perdamaian dunia. Ensiklik Laudato Si’ dan Fratelli Tutti mencerminkan visi Gereja yang lebih bersifat global, dialogis, dan solider dengan umat manusia—tanpa kehilangan akar spiritualitasnya.
Melalui visi dan tindakan ketiga Paus ini, kita melihat bahwa pesan The Documents of Vatican II masih sangat hidup. Gereja tidak lagi hanya berbicara ke dalam, tetapi keluar—menjadi "garam dan terang dunia" di tengah krisis nilai, ekologi, dan kemanusiaan.
Posting Komentar