Mengapa Pria dan Wanita Sulit Saling Memahami? Ulasan Buku Why Men Don’t Listen and Women Can’t Read Maps
Di masa normal sebelum pandemi, hari libur menjadi momen istimewa untuk berkumpul bersama keluarga. Namun, saat dunia dilanda pandemi COVID-19, banyak pasangan dipaksa menghabiskan waktu bersama 24 jam sehari dalam tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sekilas, kebersamaan ini terlihat sebagai anugerah. Tapi, faktanya, banyak rumah tangga justru mengalami ketegangan hebat.
Sebuah laporan dari Illicit Encounters, situs kencan untuk orang yang sudah menikah, menunjukkan peningkatan aktivitas perselingkuhan selama masa lockdown. Data mereka menyebutkan kenaikan 18% pada pria dan 12% pada wanita yang mencari pasangan lain. Survei lebih lanjut mengungkap bahwa 74% pria merasa jenuh dengan rutinitas yang berulang, sementara 64% wanita mulai memperhatikan kelemahan pasangan mereka yang sebelumnya tersembunyi. Akibatnya, angka perceraian pun melonjak, tidak hanya di China, tetapi juga di banyak negara termasuk Amerika Serikat.
Tentu saja, bukan pandemi yang semata-mata memicu persoalan tersebut. Ada akar masalah yang lebih mendalam: perbedaan mendasar antara pria dan wanita dalam cara berpikir, merespons, dan berkomunikasi. Di sinilah buku Why Men Don’t Listen and Women Can’t Read Maps karya Allan & Barbara Pease menjadi sangat relevan.
Inti dari Buku: Otak Pria dan Wanita Memang Beda
Dalam buku setebal 408 halaman ini, Allan dan Barbara Pease memaparkan fakta-fakta ilmiah yang menggambarkan perbedaan neurologis antara pria dan wanita. Beberapa poin menarik yang diungkap:
-
Pria cenderung fokus pada tugas spesifik, sementara wanita lebih mahir dalam multitasking.
-
Pria lebih dominan menggunakan sisi otak kiri (logika), sedangkan wanita menggunakan kedua sisi otak untuk mengolah emosi dan bahasa.
-
Dalam berkomunikasi, pria lebih to the point, sedangkan wanita lebih ekspresif dan mendetail.
-
Perbedaan orientasi spasial membuat pria lebih handal membaca peta, sedangkan wanita unggul dalam mengingat lokasi berdasarkan tanda-tanda visual.
Penjelasan ilmiah ini membantu kita memahami mengapa seringkali dalam situasi tekanan — seperti pandemi atau konflik rumah tangga — perbedaan ini bukan hanya muncul, tapi juga membesar. Karena dalam keterbatasan ruang dan tekanan emosi, pria dan wanita menggunakan cara berpikir dan memproses masalah yang sangat berbeda.
Relevansi Buku Ini di Era Setelah Pandemi
Kini, saat dunia mulai pulih dari pandemi, banyak pasangan menghadapi tantangan baru: membangun kembali hubungan yang sempat retak, atau memperbaiki komunikasi yang renggang. Why Men Don’t Listen and Women Can’t Read Maps bukan hanya bacaan menarik, tapi juga panduan praktis untuk memahami bahwa konflik kerap terjadi bukan karena ketidakcocokan cinta, melainkan karena cara kerja otak yang memang berbeda.
Menyadari perbedaan ini membantu kita:
-
Lebih sabar dalam berkomunikasi
-
Mengurangi ekspektasi yang tidak realistis terhadap pasangan
-
Meningkatkan empati dalam memahami kebutuhan satu sama lain
Buku ini sangat layak dibaca, bukan hanya untuk pasangan muda, tapi juga bagi siapa saja yang ingin membangun hubungan yang sehat dan bertahan di tengah perubahan dunia yang serba cepat.
Silahkan pembaca memperhatikan berikut ini untuk bisa memahami gambaran buku luar biasa yang berbicara hubungan ini:
- Bagaimana sebuah peta hampir mengakibatkan perceraian
- Mengapa pria tidak mampu melakukan beberapa hal sekaligus
- Mengapa wanita banyak bicara sedangkan pria tidak
- Mengapa pria senang gambar erotis, sedangkan wanbita tidak
- Mengapa wanita senang curhat
- Mengapa pria senang menawarkan solusi tapi membenci nasihat
- Mengapa wanita geram dengan bisunya pria
- Mengapa wanita benci memarkir mundur mobilnya
- Mengapa pria senang mengganti saluran tv
- Mengapa wanita berbicara dengan perasaan, sedangkan pria berbicara apa adanya
- Mengapa wanita menghargai hubungan sedangkan pria menghargai pekerjaan
- Mengapa pria jatuh cinta sedangkan wanita memutuskan
Tujuan besarnya jelas dengan mengerti berbedaan masing-masing antara wanita dan pria, maka setidaknya kita bisa mencari cara bagaimana menghadapi wanita bagi seorang pria, sebaliknya mengerti pria bagi wanita. Dengan demikian, sekalipun kita masih dalam masa karantina rumah, atau karantina wilayah, dan selalu bertemu dengan orang yang sama pagi, siang, malam, kita belajar untuk memahami pasangan kita, karena pada dasarnya walaupun kita satu spesies, tapi sebenarnya kita berbeda.
Posting Komentar