Perjuangan Tanpa Lelah: Bisakah Kita Bahagia di Tengah Usaha?
Setiap perjalanan menuju kesuksesan seringkali diwarnai dengan kerja keras, air mata, dan cucuran keringat yang melelahkan. Tekanan demi tekanan datang silih berganti, seolah menguji seberapa kuat kita bertahan. Namun, di tengah semua itu, bisakah kita tetap menemukan kebahagiaan? Atau justru perjuangan itu sendiri—dengan segala beban emosi, pola pikir, dan sikap—menggerogoti kebahagiaan yang seharusnya kita rasakan?
Buku "Kunci Kebahagiaan" karya Alberthine Endah, diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama (2017), hadir sebagai jawaban. Melalui 343 halaman yang penuh inspirasi, Teng Hui—sang penulis handal—menegaskan bahwa kebahagiaan tidak hanya ditemukan di garis finish, tetapi juga dalam setiap langkah perjuangan kita.
Kalau dilihat sepintas memang buku ini seperti buku motivasi, hanya saja yang menyampaikan adalah pelaku bisnis itu sendiri di mana di samping Teng Hui sudah mengalami dan merasakan apa yang sudah ditulisnya itu juga tulisan ini menjadi kaya karena teorinya yang bisa dilihat dari apa yang tertulis, tapi juga berisi praktis dari apa yang sudah dialaminya. Menjadi hidup tulisan ini karena terasa nyata berdasar pengalaman yang sudah dilewatinya.
Membaca buku ini lembar demi lembar benar-benar kaya akan makna untuk mencapai kebahagiaan bagi mereka yang mendambakannya. Dengan contoh dari tokoh yang menjadi ide penulisan buku ini berupa pengalaman hidup yang dijalaninya. Sejak meninggalnya sang ayah Teng Hui memang memasuki hidup masa kecil hingga remaja dalam babak baru yang sangat memprihatinkan.
Dengan mewariskan usaha ayahnya dan kemudian dikelola oleh sang ibu, rupanya tidak memperpanjang keberhasilan itu. Sebaliknya usaha bisnis ayahnya itu semakin surut hingga jatuh. Imbasnya adalah Teng Hui harus masuk ke dalam hidup yang sangat menderita, kekurangan dan miskin serta jauh dari kata bahagia. Ia berpikir, kalau ia memiliki kekayaan seperti orang lain mungkin dirinya akan bahagia. Makanya berbagai cara untuk mempertahankan hidup dilakoninya. Tentu saja pengalamannya tidak semudah menuliskannya karena penderitaannya juga bukan sederhana.
Tapi prinsipnya ia terus "bergerak" istilah yang dipakai untuk menunjukkan bahwa ia terus berusaha, akhirnya membuahkan hasil. Ia menjadi orang yang boleh dikatakan sukses dengan keberhasilan yang luar biasa dalam banyak usaha. Hingga, Teng Hui bukan lagi menjadi orang yang kekurangan tapi bisa dikata memiliki banyak harta berkat usahanya itu. Namun demikian di saat-saat ia berhasil ia kemudian merenungkan apakah dirinya bahagia? Ternyata tidak!
Menurut pengakuannya, Teng Hui sampai dalam satu titik yaitu merindukan kebahagiaan hidup yang sesungguhnya. Karena sebaliknya ia merasa gelisah. Hasil pencariannya dengan melihat di luar dirinya yaitu, kenapa dirinya selalu cemas, kenapa dirinya tidak bahagia, dan kenapa harus berpikiran buruk. Dan akhirnya didapatkan bahwa, ternyata kebahagiaan itu bukan tentang apa yang kita capai, tapi apa yang kita pikirkan, kemudian disalurkan menjadi sikap dan cara pandang.


Posting Komentar untuk "Perjuangan Tanpa Lelah: Bisakah Kita Bahagia di Tengah Usaha?"
Posting Komentar