<!-- SEO Blogger Start --> <meta content='text/html; charset=UTF-8' http-equiv='Content-Type'/> <meta content='blogger' name='generator'/> <link href='https://www.idebuku.com/favicon.ico' rel='icon' type='image/x-icon'/> <link href='https://www.idebuku.com/2022/05/menanti-munculnya-tokoh-sebesar-buya.html' rel='canonical'/> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.idebuku.com/feeds/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/rss+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - RSS" href="https://www.idebuku.com/feeds/posts/default?alt=rss" /> <link rel="service.post" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.blogger.com/feeds/5529713767079432659/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.idebuku.com/feeds/2364039527192898547/comments/default" /> <!--Can't find substitution for tag [blog.ieCssRetrofitLinks]--> <link href='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrLBVZqS894volIExTO8F0ZmLkSUr-q_D7Kq8JNa688RcvjwDuDLxjGJ8lKYefVH7-o8vGq6YjJ31bF9jcIyU7HCeXnwITTH8WtD_WLI_3ZCaHbJxBg3PV-fYABrEdDVj8c1PcwRz0PAMBL52IJfYJJFoqi1zvJMM81nUb9N5r7DEvA1wR4-3mCU2A/s320/Buya.png' rel='image_src'/> <meta content='https://www.idebuku.com/2022/05/menanti-munculnya-tokoh-sebesar-buya.html' property='og:url'/> <meta content='Menanti Munculnya Tokoh Sebesar Buya Ahmad Syafii Maarif' property='og:title'/> <meta content='Mencari Makna Hidup Lewat Buku Best Seller' property='og:description'/> <meta content='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrLBVZqS894volIExTO8F0ZmLkSUr-q_D7Kq8JNa688RcvjwDuDLxjGJ8lKYefVH7-o8vGq6YjJ31bF9jcIyU7HCeXnwITTH8WtD_WLI_3ZCaHbJxBg3PV-fYABrEdDVj8c1PcwRz0PAMBL52IJfYJJFoqi1zvJMM81nUb9N5r7DEvA1wR4-3mCU2A/w1200-h630-p-k-no-nu/Buya.png' property='og:image'/> <!-- Title --> <title>Menanti Munculnya Tokoh Sebesar Buya Ahmad Syafii Maarif - Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik Menanti Munculnya Tokoh Sebesar Buya Ahmad Syafii Maarif - Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Menanti Munculnya Tokoh Sebesar Buya Ahmad Syafii Maarif


Buya Ahmad Syafii Maarif hari ini pergi selamanya meninggalkan kita. Padahal belum muncul tokoh pengganti sebesar beliau dalam gagasan-gagasannya yang berani dan kokoh bersikap di tengah arus deras yang melawannya. Tapi beliau selalu tampil menjadi pemenang karena pemikirannya selalu didukung oleh sikap hidupnya.

Ketika Buya Syafii berdiri menolak tuduhan yang menimpa Basuki Cahaya Purnama (Ahok) sebagai penista agama, jelas dirinya tidak mau ikut-ikutan meniup api panas dengan isu keagamaan. Karena pastilah Buya mengerti betapa bahayanya ketika memainkan isu agama masuk dalam politik. Tak pelak banyak orang menyerang beliau. 

Padahal banyak tokoh-tokoh lain yang ikut terpancing dengan berkomentar yang intinya menyetujui demo besar untuk Ahok itu adalah pantas dilakukan. Atau setidaknya memakluminya. Atau juga 'tutup mulut' untuk tidak mengomentari. Tapi Buya Syafii dengan tenang mengatakan Ahok tidak menista agama. Tak pelak sikapnya itu dinilai oleh banyak pihak sebagai sikap yang menyakiti hati umat Islam dan bahkan Kaum Muhammadiyah.

Berdiri kokoh dalam sikap menentang sebuah kebenaran inilah yang sulit ditemui. Buya Syafii tidak mudah goyah oleh apapun bila yang menjadi pegangannya itu adalah sebuah kebenaran. Tapi sebenarnya bukan hanya beliau bisa berdiri tegak di tengah arus deras goncangan angin, tapi lebih dari itu Buya Syafii lebih memikirkan bangsa ini supaya tidak jatuh dalam kehancuran oleh karena konflik horizontal.

Mungkin soal Ahok kecil baginya, karena jauh sebelum itu suara yang digaungkan oleh mantan Ketum PP Muhammadiyah periode 1998-2005 itu tak kalah garang dalam membela pluralisme. Seperti soal Ahmadiyah.

Nah, buku yang sedang diangkat dalam postingan ini berjudul: Merawat Pemikiran Muya Syafii: Keislaman, Keindonesiaan dan Kemanusiaan. Disunting oleh Moh Shofan dan diterbitkan oleh Maarif Institute for Culture and Humanity. Tahun terbit 1 Desember 2019.

Buku ini sebenarnya kumpulan tulisan pemikiran dari generasi muda yang tergabung dalam Sekolah Kebudayaan dan Kemanusiaan Ahmad Syafii Maarif  (SKK-ASM) di mana di dalamnya berisi mengenai nilai-nilai keterbukaan, kesetaraan dan kebhinekaan dalam konteks Indonesia. Di mana dialog dalam keberbedaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia itu bisa terjalin. Tujuan besarnya adalah bagaimana tercipta keutuhan dan persatuan yang memang menadi cita-cita negeri ini.

Buku ini menjadi relevan ketika kita ingin mengetahui bagaimana cita-cita yang terus digaungkan oleh tokoh Buya Syafii berusaha ditangkap oleh para penulis. Kiprah Buya Syafii dan gagasan-gagasan serta pemikirannya dituang dalam wacana akademik tentang keislaman, keindonesiaan dan kemanusiaan.

Dan tentu saja membaca buku ini menjadi secercah harapan karena apa yang menjadi cita-citanya Guru Bangsa itu mulai ditangkap dengan apik dan dituangkan dalam berbagai artikel yang disumbangkan hingga menjadi buku ini.  Setidaknya, para penulis dan penyumbang artikel di buku ini menjadi penerus dari Guru Bangsa bernama Buya Ahmad Syafii Maarif. Semoga!

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.