Selesaikan Disharmoni Supaya Konflik tidak Menguasai


Disharmoni menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kejanggalan. Arti lainnya adalah ketidakselarasan. Kata disharmoni mencuat ketika muncul isu adanya disharmoni antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.

Mengacu kepada pikiran Aristoteles di mana manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial itulah terkadang muncul adanya ketidaksesuaian atau ketidakselarasan atau disharmoni. Pada prateknya dari pikiran itulah maka dalam kenyataannya manusia memang selalu berupaya untuk berkumpul, berorganisasi, bersosialisasi, berinteraksi dengan yang lain. Nah, dalam interaksi itulah akhirnya tidak bisa dihindari munculnya berbagai perbedaan yang bisa mendatangkan konflik, baik secara individu maupun secara kelompok.

Celakanya bila konflik yang muncul bila dibiarkan terus terjadi maka akan menjadi sebuah persoalan besar di kemudian hari. Dan di sinilah pentingnya sebuah skill dari individu, ataupun pemimpin bila hal itu terjadi dalam sebuah kelompok diperlukan untuk mengelola konflik yang terjadi tersebut.

Dalam tatanan kehidupan keseharian sebenarnya mudah kita mendapatkan munculnya berbagai konflik yang terjadi. Baik itu konflik secara individu, maupun dalam kehidupan kelompok sosial. Sebuah buku yang membahas secara runtut mengenai memenej konflik itu sendiri dengan judul: Manajemen Konflik: Teori dan Aplikasi. Buku ini ditulis oleh Dr. Hj. Siti Asiah T. Pido., MM. Sementara buku diterbitkan oleh Pustaka Cendekia. Tahun terbit 2017.

Managemen konflik itu sendiri sangat penting khususnya dimiliki oleh pemimpin dalam menghadapi berbagai pertentangan yang muncul. Tujuannya supaya konlik itu tidak berlarut-larut terjadi yang semakin hari akan semakin membesar bila dibiarkan. Penulis buku ini sebenarnya merupakan hasil dari pengalaman mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiah IAIN Sultan Amai Gorontalo ini selain juga pengalaman penulis dalam membimbing skripsi mahasiswa di sekolah tempat beliau berkarya.

Mengeetahui dengan jelas konflik yang terjadi tentu akan menjadi bekal dasar bagaimana mencari cara untuk mencari penyelesaiannya. Beberapa pendekatan yang ditawarkan dalam buku ini untuk menyelesaikan konflik dengan beberapa hal seperti perlunya disiplin, pertimbangan pengalaman dan tahapan kehidupan serta penggunaan komunikasi yang baik serta mendengarkan secara aktif menjadi catatan yang perlu dilakukan.

Seperti yang di singgung sebelumnya bahwa penyebab konflik itu sendiri bisa muncul karena faktor internal maupun dari eksternal dalam sebuah kelompok. Tentu faktor-faktor tersebut bila didalami lagi akan berjumpa dengan berbagai sebab. Namun mendalami faktor-faktor yang menjadi penyebabnya tadi, internal maupun eksternal tentu akan menolong bisa memetakan persoalan yang muncul tadi. Sementara untukpenyelesaiannya, penulis menyodorkan salah satunya adalah negoisasi dengan segala seluk-beluknya.

Akhirnya buku ini cukup penting untuk dibaca sebagai bahan bacaan untuk melihat sebuah persoalan dan pertentangan muncul dalam kehidupan kita sebagai makhluk sosial tadi guna mencari jalan keluar yang terbaik supaya konflik bisa diatasi, syukur-syukur kita bisa menjadi pihak yang tampil menjadi juru damai. Semoga!  

Komentar

Postingan Populer