Apa Latar Belakang Unggahan Kharisma Jati


Unggahan aku @KoprofilJati yang pemiliknya bernama Kharisma Jati menuai protes banyak pihak karena dianggap isinya menghina Ibu Negara, Iriana Jokowi. Mungkin foto yang diunggah tidak bermasalah, tapi kata-kata yang menyertainya menimbulkan ketersinggungan banyak orang.

Bukan hanya anak-anak Presiden Joko Widodo  yaitu Kaesang dan Gibran yang turut mengemontari unggahan tersebut, banyak masyarakat warganet yang merasa tidak terima dengan apa yang ditampilkan dalam media twitter yang diketahui pemiliknya sebagai seorang komikus tersebut.

Namun riuhnya warganet bukan hanya soal penghinaan terhadap istri presiden RI, tapi seperti kata-kata yang lain yang sifatnya memancing dan dilempar di media sosial akan mendapat berbagai tanggapan. Di samping yang menyukai Presiden Jokowi maupun para pembencinya yang tidak sedikit seperti mendapat angin untuk bisa menyampaikan rasa kebenciannya yang mulai disulut oleh pemilik akun @KoprofilJati tersebut.

Seperti diketahui Kharisma Jati sendiri sudah menulis permintaan maafnya melalui media facebook seperti yang dibagikan oleh akun @mustgoen di mana ia meminta maaf karena telah menyinggung perasaan anggota keluarga Presiden Joko Widodo, termasuk kerabat, staf dan pejabat lingkungan kepresidenan. Bukan hanya itu ia siap akan menanggung akibat dari perbuatannya.

Sebenarnya foto yang ditampilkan dalam unggahan aku @KoprofilJati merupakan foto biasa layaknya ibu negara melakukan foto bersama. Saat itu Ibu Iriana Joko Widodo sedang foto bersama dengan ibu negara Korea Selatan Kim Keon Hee. Namun foto tersebut dibubuhi tulisan yang memberi kesan merendahkan terhadap ibu negara Republik Indonesia.

Tidak tahu apa yang melatarbelakangi kata-kata yang menyertai foto yang diunggah di media sosial pemilik akun @KoprofilJati tersebut. Memang ketika menjawab pertanyaan warganet hingga dirinya menghapus postingannya dengan alasan, karena banyak yang salah paham menganggap dirinya merendahkan orang, maksudnya Ibu Negara. Belum ada penjelasan lengkapnya maksud dan tujuan dari unggahan tersebut.


Sebuah buku menarik untuk melihat arti kata-kata yang tentu bukan hanya sekedar sebuah ujaran kosong yang berdiri sendiri. Buku ini berjudul: Filsafat Kata. Penulis oleh Reza A. A. Wattimena. Diterbitkan oleh PT Evolitera, Jakarta. Tahun terbit 2011.

Sebuah kata tentu dia tidak bisa dilihat sebagai sebuah rangkaian huruf. Dan bila kata menjadi sebuah kalimat itu bukan juga hanya sebagai deretan kata-kata yang tidak memiliki latar belakangnya. Lata adalah simbol dari makna. Sementara makna itu sendiri dihasilkan dari pikiran yang bekerja. Makanya pikiran, kata, dan makna merupakan tiga hal yang tidak bisa dipisahkan.

Kalau seseorang menyampaikan sebuah kata di media sosial misalnya, tentu jarinya yang membentuk sebuah kata dan diungkap melalui media yang digunakannya itu pastilah memiliki bagian lain sebelumnya yaitu pikiran yang ingin dicetuskan. Pikiran itu sendiri juga bisa saja muncul dibentuk oleh banyak hal yang mempengaruhinya dan menjadi konsep dan bila sudah terbentuk konsep tersebut menjadi sebuah makna hingga siap untuk dicetuskan menjadi sebuah kata.

Walaupun buku ini mengungkapkan banyak kata yang muncul dalam masyarakat dengan berbagai istilah yang kemudian di balik kata itu banyak makna dan seribut cerita serta latar belakang yang menyertainya. Namun dalam konteks hadirnya sebuah kata itu sekali lagi bukanlah ia berada di ruang kosong yang tanpa arti dan makna.

  

Komentar

Postingan Populer