Gaya Kepemimpinan Anies Baswedan: Ulasan Buku Ketika Anies Baswedan Memimpin karya Muhammad Husnil
Apa yang membuat seorang pemimpin mampu menggerakkan dan menginspirasi banyak orang? Buku Ketika Anies Baswedan Memimpin: Menggerakkan, Menginspirasi karya Muhammad Husnil menyuguhkan jawaban atas pertanyaan ini melalui narasi yang membedah kepemimpinan Anies dari dekat. Lebih dari sekadar profil politisi, buku ini mengajak pembaca menyelami karakter, visi, dan gaya komunikasi Anies Baswedan yang menonjol dalam dunia kepemimpinan Indonesia.
Ditulis dengan pendekatan jurnalisme naratif dan analitis, karya ini cocok bagi siapa saja yang ingin memahami dinamika kepemimpinan kontemporer, baik dari sisi personalitas maupun pengaruh sosial yang ditimbulkan. Sebuah bacaan penting bagi pencinta politik, mahasiswa, dan para calon pemimpin muda.
Anies Baswedan mewarnai perpolitikan Indonesia cukup berpengaruh yang kepemimpinannya bisa menggerakkan dan menginspirasi masyarakat yang bisa menjadi modal baginya untuk tampil di panggung politik negeri ini di masa depan. Ucapannya selalu dikutip oleh berbagai media.
Terakhir ketika ia maju menjadi calon presiden pada Pemilu 2024 yang penuh dengan hiruk pikuknya, ia bahkan bisa menempati posisi kedua mengalahkan Ganjar-Mahfud dari PDIP. Padahal geliat kampanyenya tidak sebegitu masifnya khususnya di berbagai daerah di banding dengan dua calon lainnya, namun ia cukup diperhitungkan oleh masyarakat dengan perolehan 25%.
Sebagai tokoh yang lahir dari dunia akademisi, Anies memiliki kelebihan sebagai pemimpin dengan kematangan berpikir dan bertindak. Namun ketika mamasuki kancah politik, tentu saja ia harus tunduk dengan alunan politik yang terkadang keras dan sering memaksa siapapun untuk beradaptasi dengan permainan politik itu sendiri. Tapi sebagai akademisi yang sudah menyerap banyak literatur, Anies dalam mengutarakan pikirannya sangat tepat dan memudahkan orang mengerti gagasan-gagasannya.
Dia tidak pernah meledak-ledak ketika menyampaikan sesuatu, tapi isinya tajam dan bahkan saking tajamnya, orang sekelas Presiden Prabowo saja mengingat sekali apa yang pernah disampaikannya saat debat calon presiden. Masih ingat ketika Anies diminta untuk memberikan penilaian terhadap Prabowo yang dijawab Anies dengan tegas 11 dari 100. Tentu saja bagi orang awam tidak mengerti maksudnya, dan maknanya bisa dinikmati oleh mereka yang sudah makan asam garam politik. Dan hal tersebut benar-benar membekas dalam benak Prabowo dengan menyelipkannya dalam pidato-pidato kampanyenya.
Soal kepandaiannya menggerakkan dan memberikan inspirasi bagi masyarakat, terbukti Anies pernah menggagas Gerakan Indonesia Mengajar ketika ia menjadi rektor di Universitas Paramadina, Jakarta. Gagasannya tersebut disambut antusias oleh banyak pemuda dan pemudi Indonesia untuk menerapkan karya nyata mereka untuk membuat pintar banyak anak-anak di berbagai pelosok negeri dengan pendidikan yang diajar oleh guru-guru muda yang peduli dengan anak-anak bangsa ini. Gagasan Anies tersebut menunjukkan kercintaan Anies terhadap bangsa dan negera di mana ia dilahirkan.
Soal gen kecintaan Anies terhadap bangsa dan negeri Nusantara ini sebenarnya sudah terlihat dari kakeknya Abdurrahman Rasyid Baswedan yang menjadi pahlawan nasional. Tokoh yang sering disebut AR Baswedan tersebut menjadi tokoh pergerakan kemerdekaan, jurnalis, diplomat yang memiliki peran bagi perjuangan Indonesia. Ia menjadi tokoh yang memperjuangkan hak-hak keturunan Arab supaya bisa menjadi bagian dari bangsa Indonesia.
Sebuah buku menarik yang memberi gambaran lengkap mengenai latar belakang serta sejarah kehidupan Anies Baswedan yang bisa menjadi inspirasi bagi pembacanya.Judul : Ketika Anies Baswedan Memimpin: Menggerakkan, Menginspirasi
Penulis : Muhammad Husnil
Penerbit : Mahaka Publishing (PT Pustaka Abadi Bangsa)
Tahun : Jakarta, Cetakan I, 2017
Tebal : 272 halaman
Nama Anies Baswedan mencuat ke permukaan ketika ia menggagas Gerakan Indonesia Mengajar, yaitu gerakan pemberdayaan para pemuda dan pemudi Indonesia untuk ikut serta dalam usaha mencerdaskan bangsa dengan cara mengirimka lulusan perguruan tinggi ke berbagai daerah terpencil untuk mengajar. Usaha tersebut sebagai cara untuk meningkatkan mutu pendidikan di berbagai pelosok Tanah Air yang kemudian mendapat sambutan antusias dari generasi muda.
Namanya terus melambung saat ia diminta untuk menempati posisi orang nomor satu di Kementerian Pendidikan di era Presiden Joko Widodo, walaupun tidak lama ia direshuffle dari tugasnya sebagai Mendikbud RI. Terlalu pendek Anies bertugas di kementerian yang mengurus soal pendidikan dan kebudayaan yang kalau kita kalkulasi, ia masih beradaptasi dan mencoba untuk mengatur pola kinerja dan seabrek persoalan di Mendikbud tersebut untuk disusun, tapi akhirnya ia harus legowo untuk berhenti. Akibatnya banyak orang yang kala itu Presiden Joko Widodo mendapat dukungan penuh dari masyarakat luas menafsirkan direshufflenya Anies dengan berbagai tafsiran termasuk cibiran yang diarahkan kepadanya.
Ada yang menganggap ia tidak bisa bekerja, atau banyak perkiraan liar muncul. Namun rasanya tidak fair kalau memberikan penilaian negatif kepada seorang Anies yang hanya diberi waktu pendek untuk membenahi di kementerian tersebut. Bahkan, kalau mau adil dari segi kinerja, Anies dalam waktu sekejap tersebut ia membawa Kemendikbud mendapat banyak prestasi di antaranya penyerapan anggaran kementerian hingga 94% dengan mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK.
Belum genap dua bulan dilengserkan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI oleh Presiden Joko Widodo, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang kala itu menjadi oposisi pemerintah berkuasa meminang Anies untuk dicalonkan menjadi gubernur DKI Jakarta didampingi oleh Sandiaga Salahudin Uno dalam pilihan gubernur yang paling keras yang pernah ada di Indonesia. Akhirnya ia memenangkan pemilihan tersebut dan menjadi gubernur selama lima tahun.
Rupanya pamor kepemimpinan Anies Baswedan terus meroket dengan bukti ia dipercaya untuk mengikuti kontestasi Pemilihan Presiden pada Pemilu 2024 yang diusung oleh beberapa partai pengusungnya yang didampingi oleh Cak Imin. Walaupun ia menempati urutan kedua dari segi jumlah pemilih yang menentukan pilihannya kepada Anies, tapi namanya masih memiliki magnet di mana orang-orang yang menjadi pengagumnya tidak sedikit. Tentu saja kita masih menunggu, gebrakan apa yang akan diberikan oleh Penguasa Langit kepada Anies Baswedan, kita akan menunggunya.
Walaupun beberapa waktu yang lalu Anies Baswedan sendiri menghadiri peresmian dan pelantikan DPP bernama Gerakan Rakyat akhir Februari lalu. Alasan kehadirannya di ormas tersebut karena Anies dianggap tokoh yang memberikan inspirasi banyak orang. Ormas Gerakan Rakyat sendiri lahir yang diawali oleh para relawan Anies Baswedan pada Pemilu 2024 lalu, walaupun di ormas tersebut nama Anies Baswedan tidak disebutkan namanya dalam struktur organisasi organisasi masyarakat tersebut.
Posting Komentar untuk "Gaya Kepemimpinan Anies Baswedan: Ulasan Buku Ketika Anies Baswedan Memimpin karya Muhammad Husnil"
Posting Komentar