Galileo Galilei dan Bahaya Kekuasaan Tanpa Batas: Refleksi dari Buku Stillman Drake

Daftar Isi


Nama Galileo Galilei sering muncul dalam pelajaran sains atau sejarah sebagai “bapak astronomi modern.” Tapi, siapa sebenarnya dia? Apakah ia hanya sekadar ilmuwan yang bicara soal bintang, atau sosok revolusioner yang mengguncang pilar dunia lama?

Buku Galileo Galilei karya Stillman Drake memberikan kita akses mendalam ke pemikiran dan pergulatan hidup seorang tokoh yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berani melawan arus kekuasaan pada zamannya.

Untuk diketahui bahwa Galileo dihukum secara fisik dalam bentuk tahanan rumah, bukan penjara atau penyiksaan, dan bukan pula hukuman mati. Hukuman itu dijatuhkan oleh Pengadilan Inkuisisi Gereja Katolik karena pemikirannya, khususnya dukungan terhadap heliosentrisme, dianggap bertentangan dengan ajaran gereja pada saat itu.

Rincian hukuman:

Tahun 1633, Galileo diadili dan dipaksa menyangkal secara resmi bahwa Matahari adalah pusat tata surya.

Ia kemudian dihukum tahanan rumah seumur hidup, yang dijalaninya di berbagai tempat, dan akhirnya menetap di rumahnya di Arcetri (dekat Florence).

Selama tahanan rumah ini, ia masih boleh menerima tamu dan melanjutkan sebagian karyanya, termasuk menulis Discourses and Mathematical Demonstrations Relating to Two New Sciences.

Ilmu, Gereja, dan Bahaya Berpikir Bebas

Di abad ke-17, menyatakan bahwa Bumi berputar mengelilingi Matahari bisa membuat Anda dijatuhi hukuman berat. Galileo bukan saja melakukannya, tapi ia juga menyajikan bukti ilmiah yang meruntuhkan kepercayaan geosentris yang dianut Gereja Katolik.

Stillman Drake menyajikan tidak hanya narasi sejarah, tapi juga analisis ilmiah dan filosofis yang mudah dipahami. Pembaca dibawa memahami mengapa Galileo menulis, bagaimana ia berpikir, dan bagaimana ia berhadapan dengan para penentangnya—baik di dalam Gereja maupun sesama cendekiawan.

Buku Ini untuk Siapa?

Judul             :Galileo Galilei

Penulis          : Stillman Drake

Penerbit         : BASABASI

Tahun            : Yogyakarta, Cetakan Pertama, Februari 2022

Halaman       : 192 halaman

Galileo mendukung teori heliosentris Copernicus, yakni bahwa Bumi mengelilingi Matahari. Pandangan ini bertentangan dengan pandangan geosentris yang diyakini Gereja saat itu, yaitu bahwa Bumi adalah pusat alam semesta.

2. Pihak-pihak yang menentang Galileo

Selain Gereja, Galileo juga memiliki banyak musuh intelektual, termasuk ilmuwan dan filsuf yang tidak setuju dengannya. Beberapa dari mereka adalah Jesuit dan teolog konservatif. Mereka ini sering kali mendorong dan mempengaruhi pihak Gereja agar mengambil tindakan keras terhadap Galileo, terutama setelah ia menerbitkan buku Dialogue Concerning the Two Chief World Systems (1632), yang secara halus menyindir pendukung geosentrisme.

3. Proses pengadilan dan hukuman

Pada 1633, Inkuisisi Roma memanggil Galileo dan mengadili dia karena dugaan "curiga keras akan bidah" (vehement suspicion of heresy). Ia dipaksa untuk menyangkal pandangan heliosentrisnya secara publik dan akhirnya dijatuhi hukuman tahanan rumah seumur hidup. Hukuman ini dijalani di rumahnya di Arcetri, dekat Florence, sampai ia meninggal pada 1642.

Jika Anda: Menyukai sejarah pemikiran, tertarik dengan konflik antara sains dan agama, atau ingin mengenal tokoh besar dari sudut pandang yang lebih manusiawi, maka buku ini akan menjadi bacaan yang memuaskan. Drake tidak hanya menceritakan Galileo sebagai pahlawan, tapi sebagai manusia dengan kompleksitas, keyakinan, dan ketakutannya sendiri.

Apa yang Akan Anda Dapatkan dari Buku Ini? Di dalamnya termuat pemahaman kontekstual tentang Eropa abad ke-17. Perjalanan intelektual Galileo dari penemuan teleskop hingga persidangan di bawah Inkuisisi.

Refleksi tentang keberanian berpikir di tengah tekanan kekuasaan. Pelajaran dari Galileo untuk zaman modern kini. Apa yang membuat kisah Galileo begitu menggugah bukan hanya karena keberaniannya membela kebenaran ilmiah, tetapi juga karena ia hidup di masa ketika otoritas agama dan negara nyaris tak terpisahkan. Gereja Katolik saat itu bukan hanya penjaga moral dan doktrin, tapi juga aktor politik kuat yang bisa menentukan hidup dan mati pemikiran seseorang.

Buku Galileo Galilei karya Stillman Drake secara tidak langsung mengajak kita merenung: apa yang terjadi jika kekuasaan spiritual dan kekuasaan politik tidak memiliki batas? Apa yang terjadi ketika kebenaran dikendalikan oleh struktur kekuasaan, bukan oleh bukti atau akal sehat?

Pertanyaan-pertanyaan itu masih relevan hari ini—di dunia yang terus berjuang menjaga kebebasan berpikir, kebebasan akademik, dan otonomi intelektual dari pengaruh politik maupun ideologi dominan.

Membaca kisah Galileo bukan hanya menengok masa lalu. Ini adalah peringatan abadi tentang pentingnya membela akal sehat, meski itu berarti berhadapan dengan kekuasaan. 

Akhirnya Galileo bukan hanya simbol sains, ia adalah simbol kebebasan berpikir. Buku ini tidak hanya menyajikan cerita hidup, tetapi juga menginspirasi pembaca untuk terus bertanya dan berpikir kritis. Bila Anda mencari bacaan yang memperluas wawasan sekaligus menyentuh sisi humanis sejarah, Galileo Galilei karya Stillman Drake adalah pilihan yang sangat layak

Posting Komentar