Mengapa Kekristenan Diterima? Ulasan Buku The Conflict of Religions in the Early Roman Empire Karya T.R. Glover
Menelusuri Akar Konflik Keyakinan di Dunia Romawi
Bayangkan sebuah dunia yang hiruk-pikuk oleh upacara, dewa-dewa lokal, dan filsafat yang berkuasa di aula para elite. Namun di tengah megahnya kekuasaan Kekaisaran Romawi, terjadi sesuatu yang lebih dalam: krisis makna. Inilah latar yang disajikan T.R. Glover dalam bukunya The Conflict of Religions in the Early Roman Empire — sebuah eksplorasi tajam tentang benturan keyakinan yang melahirkan transformasi besar dalam sejarah spiritual manusia.
Buku ini menarik karena Glover tidak hanya melihat agama sebagai sistem kepercayaan, tetapi sebagai respons terhadap kegelisahan zaman. Agama bukan hanya soal dewa atau dogma, tetapi jawaban terhadap pertanyaan terdalam manusia: Siapa aku? Untuk apa hidup ini?
Dunia Romawi yang Kosong secara Spiritual
Glover menggambarkan kepercayaan tradisional Yunani-Romawi sebagai megah tapi kering. Dewa-dewa mereka tak lagi dipercaya sepenuh hati. Upacara menjadi rutinitas, bukan pencarian. Di sisi lain, muncul alternatif: Stoikisme yang rasional, Mithraisme yang misterius, Yudaisme yang kokoh, namun tetap terbatas dalam jangkauan dan daya tariknya.
Apa yang Membuat Kekristenan Berbeda?
Bagi Glover, kekristenan bukan hanya berbeda, tetapi radikal. Ia menawarkan hal-hal yang belum pernah dihadirkan oleh kepercayaan lain:
Universalitas: Semua orang—miskin atau kaya, budak atau merdeka—dipanggil masuk.
Relasi Personal dengan Tuhan: Tidak hanya menyembah, tetapi dicintai.
Etika Kasih dan Pengampunan: Bukan hanya hukum atau moral, tapi hidup dalam kasih yang membebaskan.
Kekuatan dalam Penderitaan: Gereja awal justru berkembang saat dianiaya, memperlihatkan kekuatan rohani yang langka.
Judul : Konflik Agama di Kekaisaran Romawi Awal
Penulis : T. R. Glover
Penerbit : Penerbit Indoliterasi
Tahun : Yogyakarta, Tahun 2023
Halaman : 434 halaman
Kekristenan, dalam pandangan Glover, menjadi semacam “revolusi batin”. Ia bukan datang sebagai pemenang politik, melainkan sebagai pelipur lara spiritual. Inilah mengapa, dalam benturan antaragama, kekristenan keluar sebagai pemenang bukan karena kekuatan eksternal, tetapi karena resonansi internal yang mendalam dalam hati manusia.
Kesimpulan Glover: Kekristenan Menjawab Kegelisahan Zaman
Hasil akhir dari buku ini cukup jelas: kekristenan menang bukan karena kekaisaran mendukungnya (itu baru terjadi belakangan), tetapi karena ia lebih mampu menjawab pertanyaan manusia tentang hidup, penderitaan, dan harapan. Ketika agama lain menjadi ritual dan filsafat menjadi terlalu jauh dari rakyat, kekristenan datang sebagai jawaban yang personal dan universal.
Refleksi untuk Pembaca Modern
Di era kini, pertarungan keyakinan tidak lagi terjadi dengan pedang, melainkan dengan narasi. Dan seperti masa Romawi dulu, manusia hari ini tetap mencari makna. Buku Glover mengingatkan kita bahwa agama atau pandangan hidup yang bertahan bukan yang paling kuat, tapi yang paling relevan, yang mampu menyentuh relung jiwa terdalam manusia.
Posting Komentar