Uang, Imajinasi Kolektif, dan Lahirnya Kaum Rebahan: Membaca Harari di Era Digital
Apa hubungan antara uang dan kaum rebahan? Di permukaan, keduanya tampak tak berkaitan: uang adalah alat tukar, kaum rebahan adalah generasi yang dianggap malas. Tapi dalam pemikiran Yuval Noah Harari, keduanya ternyata bertaut erat lewat sesuatu yang ia sebut sebagai fiksi kolektif.
Dalam bukunya Money – Vintage Minis (yang merupakan ringkasan dari Sapiens), Harari mengungkap bahwa uang adalah bukan benda nyata, melainkan sistem kepercayaan bersama. Kita percaya bahwa selembar kertas atau angka di layar memiliki nilai, dan karenanya kita bersedia menukar barang, jasa, bahkan hidup kita demi mendapatkannya.
“Uang adalah sistem kepercayaan bersama yang paling universal dan paling efisien yang pernah diciptakan.” – Yuval Noah Harari
Uang dan Toleransi: Menyatukan Dunia Tanpa Moralitas
Yang mengejutkan dari analisis Harari adalah bahwa uang, tak seperti agama atau ideologi, tidak butuh moralitas. Ia bekerja justru karena netralitasnya. Kita tidak harus sepakat tentang Tuhan, budaya, atau sejarah — tapi kita bisa sepakat bahwa uang itu berharga.
Dalam hal ini, uang menjadi alat toleransi yang paling efektif di dunia modern. Ia memungkinkan kerja sama lintas agama, ras, ideologi, bahkan tanpa saling mengenal.
Judul : Money : Hikayat Uang dan Lahirnya Kaum Rebahan
Penulis : Yuval Noah Harari
Penerbit : CV. Global Indo Kreatif
Tahun : Manado, Cetakan II, Juli 2020
Halaman : 166 halaman
Kaum Rebahan: Produk Baru dari Imajinasi tentang Uang
Masuk ke era digital, kita melihat munculnya fenomena kaum rebahan — generasi muda yang dianggap malas, pasif, atau tidak ambisius. Namun, jika dilihat dari kacamata Harari, kaum rebahan justru sedang bermain dalam sistem fiksi uang yang baru.
Uang tak lagi harus datang dari kerja fisik. Dalam ekonomi algoritma dan platform:
Seseorang bisa mendapat uang dari konten TikTok viral,
Menjadi affiliate marketer dari kamar tidur,
Atau mengelola investasi kripto sambil rebahan.
“Ngapain kerja 12 jam kalau gaji UMR dan harga rumah tak terjangkau?” – suara hati banyak Gen Z.
Mereka bukan tidak produktif, tapi sedang menyesuaikan diri dengan realitas baru uang. Realitas di mana kerja keras fisik tidak lagi menjamin kekayaan, sementara keberuntungan digital dan strategi algoritmik justru jadi penentu.
Kerja, Uang, dan Imajinasi Baru
Fenomena ini membuat kita bertanya ulang:
Apakah kerja masih harus kelihatan berat?
Apakah rebahan berarti malas?
Apakah generasi muda benar-benar tidak ingin sukses, atau hanya tak percaya lagi pada sistem kerja lama?
Dalam dunia Harari, semua itu adalah soal narasi kolektif. Kalau generasi sebelumnya mempercayai “kerja keras menghasilkan uang”, generasi rebahan punya versi barunya: “uang bisa datang dari koneksi, konten, dan klik”.
Kesimpulan: Uang yang Mengatur Imajinasi dan Gaya Hidup
Uang bukan hanya alat tukar. Ia adalah narasi besar yang membentuk bagaimana kita hidup, bekerja, dan bermimpi. Generasi rebahan mungkin bukan pembangkang, melainkan penjelajah fiksi baru: dunia di mana kerja tak harus fisik, keberhasilan tak harus lewat kantor, dan kehidupan bisa berlangsung dari balik layar.
Harari memberi kita bahasa untuk memaknai itu semua — dan mengajak kita merenungkan, fiksi kolektif mana yang kita percayai hari ini?
Posting Komentar