Belajar Kaya Cara China: Strategi Emas Tiongkok yang Menginspirasi Prabowo Subianto

Daftar Isi

Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, kembali dari kunjungan kenegaraan selama tiga hari ke Republik Rakyat Tiongkok dengan membawa oleh-oleh strategis: investasi senilai 10,07 miliar dolar AS atau sekitar Rp160 triliun, dukungan pendanaan untuk program makan bergizi gratis di Indonesia, serta sejumlah kerja sama penting lainnya. Pertemuan bilateral dengan Presiden Xi Jinping, Perdana Menteri Li Qiang, dan Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Zhao Leji, membuktikan bahwa hubungan Indonesia –China kini naik level, bukan hanya di ranah diplomatik tapi juga dalam kerja sama ekonomi yang konkret.

Mengapa China begitu percaya untuk menanamkan investasi besar di Indonesia? Apa rahasia kesuksesan ekonomi mereka? China bukan hanya negara dengan penduduk terbanyak di dunia, tetapi juga negara terkaya di Asia, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai US$ 18,53 triliun pada tahun 2024. Negara ini dikenal sebagai "pabrik dunia", eksportir barang terbesar, dan produsen logam mulia seperti emas dan aluminium dalam jumlah besar.

Melihat prestasi itu, redaksi Idebuku.com merasa perlu menyelami lebih dalam—bukan hanya lewat berita, tapi dari sumber inspirasi yang membentuk pola pikir dan strategi warga Tiongkok dalam membangun kekayaan. Kami membongkar rak-rak buku dan menemukan satu buku menarik: Belajar Kaya Cara China. Buku ini mengupas tuntas filosofi kerja keras, kecerdikan dagang, dan prinsip keuangan yang telah mengakar dalam budaya Tionghoa selama ribuan tahun.

Jika Anda penasaran bagaimana cara berpikir orang Tionghoa tentang uang, bisnis, dan kesuksesan, serta ingin tahu pelajaran apa yang bisa diambil oleh bangsa Indonesia dari cara mereka membangun ekonomi, maka ulasan buku ini adalah titik awal yang tepat.

Judul              : Jadi Kaya Cara China

Pengarang      : Michael Justin Lee

Penerbit         : Bhuana Ilmu Popular (Kelompok Gramedia)

Tahun Terbit   : Jakarta, 2013

Halaman        : 216 halaman

Tidak dapat disangkal bahwa ekonomi negeri China memiliki perkembangan yang sangat pesat dan bahkan dianggap melampui negara-negara maju lainnya. Bahkan IMF memperkirakan tahun 2021 ini mengalami pertumbuhan 8,1%. Tentu saja ini domainnya para ekonom untuk membahasnya, tapi peningkatan yang luar biasa di saat-saat pandemi COVID-19 seperti sekarang ini sesuatu yang luar biasa. 

Kalau kita mendengar mengenai negeri China, sebenarnya negara tersebut sudah disebut-sebut dengan sebutan positif. Misalkan saja, kata "tuntutlah ilmu sampai ke negeri China." Atau seperti kata pendahuluan dari buku yang ada di tangan Redaksi ini mengutip apa yang disampaikan oleh Napoleon Bonaparte, "Biarkan China tidur, karena ketika ia bangun, ia akan mengguncang dunia."  Walaupun tidak tahu bagaimana Napoleon ketika melihat negeri China kala itu, tapi tentu saja, beberapa tahun belakangan banyak orang baik itu dalam dunia bisnis maupun politik, merasakan apa yang diramalkan oleh tokoh dunia tersebut.

Amerika Serikat sendiri sebagai negara adi kuasa merasa kewalahan dengan perkembangan China tersebut, sehingga pada jaman Presiden Trump berbagai usaha dilakukan untuk membendung perkembangan yang dilakukan oleh China sehingga beberapa kali mengalami ketegangan dari kedua negara tersebut. Tapi itu urusan negara. Di berbagai negara juga orang-orang China mengalami keberhasilan yang benar-benar memukau. Makanya, ketimbang kita hanya menjadi penonton untuk menyaksikan keberhasilan orang lain, kenapa kita tidak belajar dari mereka, bagaimana cara mereka bekerja. Kunci utamanya adalah kerja keras.

Makanya penulis buku ini menyampaikan pesan yang mewarnai seluruh isi buku ini yaitu, siapapun dapat mencapai kesuksesan sama seperti yang diraih orang China di manapun berada. Memang terkadang kita ini sering menyaksikan dan menjadi perenungan atas pertanyaan, "apa yang membuat  sebagian orang lebih makmur daripada yang lain?" ara ahli ekonomi dengan berbagai teorinya mengungkapkan banyak hal yang salah satunya adalanya modal. 

 

Namun modal itu bukan hanya bicara mengenai dana, tapi manusia itu sendiri sebenarnya juga modal yang di dalamnya adanya keterampilan, pengetahuan untuk menghasilkan nilai ekonomi. Tetapi dengan mengutip pemenang hadiah Nobel, Gery Becker mengatakan, pada akhirnya, sikap perilaku manusialah yang mengendalikan takdir ekonomi kita. 

Jadi dalam situasi apapun manusia itu, termasuk mereka yang miskin sekalipun pastilah memiliki bentuk modal, setidaknya manusia itu sendiri untuk belerja. Nah, menurut penulis, orang China yang merantau di berbagai tempat termasuk di Amerika di mana penulis bermukim, sering tidak punya modal, yang ada yaitu mereka mau bekerja keras.

Nah, etos kerja orang China yang pekerja keras itu bukan datang dari kebiasaan-kebiasaan individu. Tapi pola hidup yang ditanamkan sejak kecil sebagai hasil dari budaya China untuk bekerja keras yang membentuk mereka. Akar nilai-nilai yang ditanamkan di dalam keluarga orang-orang China itulah yang telah membentuk mereka menjadi pekerja keras. 

Dan hal tersebut dibawa ke berbagai tempat di mana mereka berada. Nilai-nilai itu bisa dilihat dari prinsip-prinsip tokoh terkenal mereka yaitu Konfusius dengan pengajaran pengembangan moral diri yaitu fokus pada diri sendiri di mana kita bisa meningkatkan jiwa manusia ke posisi yang lebih tinggi dari pada posisi sebelumnya.

Jadi mereka yang menjunjung kebijaksanaan-kebijaksanaan kuno dengan segala pengajarannya benar-benar merasuk dalam diri orang-orang China yang kemudian dipraktekkan di dalam kehidupan sehari-hari termasuk ketika dalam bekerja. 

Dan hal tersebut sebenarnya bisa duterapkan oleh siapa saja yang ingin mencapai kesuksesan di dalam hidup ini. Jadi buku ini sayang kalau dilewatkan begitu saja. Ketimbang kita hanya melihat keberhasilan mereka dan terpana dengan cara kerja mereka, mengapa kita tidak mencoba belajar kepada mereka.

Sekali lagi, modal mungkin sangat penting untuk kita melakukan nilai-nilai ekonomi. Namun demikian setiap kita sebenarnya memiliki modal, setidak-tidaknya satu modal yaitu diri kita, badan kita, tubuh kita, pikiran kita. Kita bisa melakukan pekerjaan apapun yang kita miliki dengan ketekunan. Dan percayalah, ketekunan tidak mungkin akan menghasilkan apapun. Jadi belajarlah menjadi kaya dan makmur kepada orang China. 

Posting Komentar