Fakta Skizofrenia dan Efek Bagi Keluarganya
Bila ada anggota keluarga yang mengalami skizofrenia dampaknya sangat besar bagi seluruh anggota keluarga yang ada di dalamnya. Bukan hanya bertanggung jawab dengan pasien, tapi juga mengurangi kenyamanan karena adanya efek dari gangguan skizofrenia tersebut.
Makanya diperlukan usaha untuk mengeratkan kembali jalinan relasi pasien dengan semua anggota keluarga. Satu hal lagi adalah jangan pernah malu bila memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan ini. Karena sebenarnya penyakit ini sama dengan penyakit lain.
Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat yang ditandai dengan berbagai gejala seperti depresi, pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan persepsi, berkurangnya keinginan bicara dan dan terganggunya relasi personal. Dalam batas gangguan yang berat maka pasien perlu penanganan dokter jiwa dan bahkan perlu masuk ke rumah sakit jiwa.
Maka dapat dibayangkan bila sebuah keluarga memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ini akan sangat terasa pengaruhnya bagi suasana dan situasi di dalam keluarga tersebut. Bahkan ketika anggota keluarga tersebut sudah mendapat penanganan medis bahkan sudah kembali dari rehabilitasi maka tentu perlu adanya pemulihan secara relasi di dalam keluarga tersebut.
Dalam hal ini sebuah buku menarik yang ditulis oleh Imam Setiadi Arif, M.Si., Psi bisa menjadi salah satu acuan penting untuk menghadapi situasi dan kondisi keluarga yang memiliki anggota skizofrenia. Judul buku: Skizofrenia: Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Buku ini diterbitkan oleh PT. Refika Aditama, Bandung. Tahun terbit 2006.
Rupanya penulis bukan hanya melihat dari sisi pasien yang mengidap skizofrenia di mana ia memang mengalami pergumulan jiwa yang tidak mudah. Penderitaan kegelisahan yang dialaminya cukup menyiksa dirinya. Tapi juga penulis melihat sisi lain yaitu keluarga dari pasien itu sendiri yang tentu juga mengalami stress yang berat.
Karena faktanya pasien skizofrenia dan gangguan mental yang walaupun sudah mendapat penanganan pemulihan gangguan jiwanya apalagi dalam katagori yang berat tidak bisa 100% pulih seperti sedia kala. Perawatan medis yang diterimanya entah itu yang diberikan Rumah Sakit Jiwa biasanya dapat menghilangkan sebagian gejala gangguan ini dan tidak bisa sepenuhnya. Dan pasien harus kembali ke tengah-tengah keluarganya.
Usaha penyembuhan berkelanjutan inilah yang selanjutnya ditanggung oleh keluarganya. Bila keluarga ternyata tidak siap karena minimnya informasi dari keluarga itu sendiri, maka bisa saja kelanjutan usaha penyembuhan itu mungkin gagal dan malah menambah gangguan pada pasien.
Buku ini menjadi sangat penting bagaimana antara pasien dan terlebih keluarga yang menjadi penanggung jawabnya bisa berdamai dengan kondisi tersebut. Dalam hal ini pasien dengan keadaan jiwanya bisa merasa diterima di tengah-tengah keluarganya.
Tidak dapat disangkal pengobatan medis yang berkelanjutan bagi pasien skizofrenia sangat penting dilakukan di mana petunjuk ahli dalam hal ini dokter jiwa dalam merekomendasikan obat harus terus dilakukan. Tapi di sisi lain tidak kalah penting adalah bagaimana sikap keluarga dalam pemulihan itu sendiri juga menentukan pulihnya pasien untuk melanjutkan kehidupannya.
Komentar
Posting Komentar