Anies Komentari Pembakaran Buku Najwa Shihab

Daftar Isi

 

Anies Baswedan mengomentari pembakaran buku Catatan Najwa oleh netizen TikTok gara-gara komentar Najwa Shihab terkait kepulangan Mantan Presiden ke 7, Presiden Joko Widodo naik pesawat TNI AU. Kata nebeng dianggap menghina.

Komentar Najwa Shihab sendiri sebenarnya tidak terlalu keras kalau diukur dengan isi buku Catatan Najwa sendiri yang malah lebih keras isinya yang ditujukan kepada para pejabat. Memang disampaikan secara umum. Makanya Anies Baswedan menulis dalam cuitanya di media sosial X yang mengutip Novelis Ellen Hopkins mengenai pembakaran buku. Cuitan lengkapnya begini;

"Menengok kembali twit tiga tahun lalu tentang buku, tentang pikiran, tentang perdebatan, terasa makin relevan. Novelis Ellen Hopkins mengatakan, 'Bakar saja setiap buku, hanguskan setiap halaman, hancurkan setiap kata menjadi abu. Namun gagasan tak dapat dibakar. Dan mungkin itulah ketakutanmu yang sesungguhnya,"

Pembakaran buku yang menjadi viral tersebut tentu saja menjadikan promosi tersendiri bagi buku yang disunting oleh Zen NS tersebut dicari banyak orang untuk diketahui isinya. Walaupun bagi penikmat program talkshow di sebuah tv swasta yaitu Mata Najwa pasti akan punya gambaran seperti apa naras--narasi yang ditulis dalam buku ini. Najwa memang sangat pandai merangkai kata yang walaupun tajam bisa menjadi nyaman untuk didengarkan.

Tak ingin masuk kepada persoalan kemarahan pembela Joko Widodo yang tak tertahankan kepada Najwa Shihab hingga diungkapkan dengan pembakaran buku, tapi justru menjadi menarik bila mengutip apa yang diungkapkan oleh Anies Baswedan dengan mengambil gagasannya Ellen Hopkins tentang membakar buku.

Pembakaran buku dalam kasus yang menimpa terhadap buku Najwa Shihab mungkin lebih kepada emosi semata saja terhadap orang yang menjadi fokus gagasan tulisan di dalamnya. Namun untuk saat ni pembakaran buku sudah tidak efektif bila bertujuan untuk membungkam sebuah gagasan. Karena bukannya di saat inilah gagasan apapun, dari yang ditakuti, yang dilarang, yang tidak dipedulikan bisa diungkap kepada publik dengan media yang mudah ditemui.

Tapi justru sekarang waktunya gagasan setiap orang bisa diungkap sekalipun tidak disukai oleh orang lain yang berseberangan. Apalagi gagasan tersebut punya tujuan baik untuk hidup dan masa depan. Membungkam gagasan hanya akan menjadikan kita terbentuk dengan ketakutan dan keengganan untuk bersuara.

Lalu bagaimana kalau gagasan bertabrakan dengan gagasan lain yang bertentangan dan bisa menimbulkan pertentangan? Bukankah setiap gagasan yang muncul dari seseorang sering berbeda dengan gagasan orang lain? Uji cobanya adalah uji setiap gagasan itu dengan gagasan lain, pikiranlah yang seharusnya muncul bukan otot yang dikedepankan.

 

Untuk mengetahui sekelumit buku Catatan Najwa, berikut ini saya tampilkan kulit mukanya dan sekilas mengenai buku ini:

Judul          : Catatan Najwa

Penyunting  : Zen RS

Penerbit      : Lentera Hati (LITERATI)

Tahun         : Jakarta, Cetakan Pertama 2016

Tebal          : 208 halaman

Gambaran jelas dari buku ini sebenarnya dipaparkan oleh penyair luar biasa Joko Pinurbo yang menggoreskan tulisannya dalam buku ini. Kita harus mengutip kata-katanya yang memang menunjukkan siapa sebenarnya Najwa Shihab dan apa sepak terjangnya. Setiap orang yang diundang untuk ditanya oleh Najwa memang dipaksa untuk jujur dan menjauhkan sifat basa-basi. Karena kalau tidak, maka akan kelihatan jelas dan akan dikejar ke manapun larinya.

Artinya wanita , putri ulama kondang M. Quraish Shihab ini memang sudah terbiasa dengan pikiran kritis terhadap situasi yang memang perlu dipertanyakan. Pikiran kritis  tersebut bisa dibaca dari pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari mulutnya kepada setiap nara sumber. Pikiran kritisnya selalu muncul dan bahkan sering tidak dinyana. Akibatnya sering kali orang merasa tidak siap untuk menyusun kata-kata manis sebagai jabawannya.

Pikiran kritis yang diungkap dalam pertanyaan kritis memanbg sudah menjadi pembawaan Najwa. Makanya ketika ia melontarkan pertanyaan yang ia ajukan kepada publik, itu semua karena pikiran kritisnya saja yang tidak bisa dikendalikan. Orang menjadi kaget ketika terbiasa dengan menjadi penikmat tampilan politik Tanah Air mendengar suara-suara kritisnya. Seandainya kita bisa menikmati semua pertanyaan-pertanyaan kristisnya selama ini dari seorang Najwa Shihab termasuk yang diungkap dalam buku Catatan Najwa ini, kita bisa jadi mafhum dengan apa yang disampaikannya. 

Tapi kalau seumpamanya kita merasa tidak terima dengan kekritisannya Najwa, saran saya, balaslah dengan pikiran kritis kita juga, bukan dengan mencacinya, apa lagi dengan penyerangan secara pribadi dan rasis kepada dia. Jangan paksa orang lain untuk mengikuti kita, biarlah kita berbeda dengan siapapun, dan bila kita dianggap lebih baik, tunjukkan bahwa kita juga lebih baik dari dia.

 

Posting Komentar