Hari Difabel 3 Desember: Mengapa Keadilan Harus Mencakup Disabilitas Menurut Nussbaum

Setiap tanggal 3 Desember, dunia memperingati Hari Difabel Internasional (IDPwD). Lebih dari sekadar perayaan, hari ini adalah seruan global untuk meningkatkan kesadaran, mengadvokasi hak, dan mendorong partisipasi penuh penyandang disabilitas (difabel) di semua aspek kehidupan.

Namun, apakah hak dan kesejahteraan kaum difabel sudah benar-benar diakui sebagai tuntutan keadilan mendasar, bukan sekadar amal atau belas kasihan?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu menyelami karya filosofis brilian dari Martha C. Nussbaum: Frontiers of Justice: Disability, Species Membership. Buku ini menggugat fondasi teori keadilan sosial yang selama ini kita anut dan menawarkan perspektif baru yang revolusioner.

Kritik Tajam Nussbaum terhadap Teori Keadilan Klasik

Bagi Anda yang akrab dengan filsafat politik, teori keadilan sering kali didominasi oleh pemikir seperti John Rawls. Nussbaum menunjukkan bahwa model-model klasik ini memiliki cacat mendasar yang secara tidak sengaja mengeksklusi kaum difabel.
Teori-teori ini cenderung berasumsi bahwa warga negara adalah individu yang:
 - Sepenuhnya setara dan mandiri sepanjang hidupnya.
 - Berada dalam posisi tawar yang relatif setara (Contractarianism).

Asumsi ini gagal total ketika menghadapi realitas: banyak individu yang mengalami ketergantungan (dependency) jangka panjang atau memiliki kebutuhan dukungan yang berbeda. Dengan kata lain, teori keadilan klasik hanya berurusan dengan "warga negara ideal" dan mengabaikan jutaan orang yang berada di "perbatasan keadilan."

Kapabilitas Approach: Mengukur Keadilan dari Apa yang Bisa Dilakukan

Untuk merombak kekurangan ini, Nussbaum menerapkan dan mengembangkan Pendekatan Kapabilitas (Capabilities Approach) yang berpusat pada pertanyaan: Apa yang orang mampu lakukan dan menjadi? (What people are actually able to do and to be?)

Pendekatan ini bergeser dari fokus pada distribusi sumber daya (seperti uang) ke fokus pada kebebasan nyata setiap individu untuk mencapai fungsi dasar manusiawi (kapabilitas).
Negara yang adil, menurut Nussbaum, harus menjamin Sepuluh Kapabilitas Inti bagi setiap warga negara, tanpa kecuali:
 * Kehidupan
 * Kesehatan Tubuh
 * Integritas Tubuh
 * Panca Indera, Imajinasi, dan Pikiran
 * Emosi
 * Alasan Praktis
 * Afiliasi (Keterikatan Sosial)
 * Spesies Lain (Perlakuan terhadap Hewan)
 * Bermain
 * Kontrol atas Lingkungan (Politik dan Materi)

Dengan mencantumkan Kapabilitas seperti Kesehatan Tubuh dan Integritas Tubuh, Nussbaum secara eksplisit menjadikan penyediaan akomodasi dan dukungan bagi kaum difabel sebagai kewajiban keadilan yang sah secara politik, bukan sekadar pilihan moral.

Dari Belas Kasihan Menuju Aksi Nyata (Kewajiban Negara)

Peringatan Hari Difabel Internasional harus menjadi momentum bagi kita untuk bergerak dari model amal (memandang difabel sebagai objek kasihan) ke model sosial (memandang difabel sebagai pemegang hak yang dihambat oleh lingkungan).

Nussbaum memberikan landasan filosofis bagi model sosial ini. Ketika pemerintah gagal menyediakan fasilitas yang dapat diakses (seperti transportasi publik atau pendidikan inklusif), mereka tidak hanya melanggar etika, tetapi juga melanggar kewajiban keadilan mereka untuk memastikan Kapabilitas Inti warganya terpenuhi.

Pesan Utama: Dalam konteks Martha C. Nussbaum Frontiers of Justice, keadilan sosial tidaklah lengkap dan tidaklah adil, jika masih meninggalkan kaum difabel di luar lingkar tanggung jawabnya.

Mengubah Sikap Melalui Kebijakan Inklusif

Untuk mewujudkan kesadaran kolektif yang Anda sebutkan, kebijakan publik yang adil harus menjadi pendidik utama. Dengan berinvestasi pada aksesibilitas dan akomodasi yang wajar, negara secara konstan mengajarkan kepada masyarakat bahwa penyandang disabilitas adalah bagian yang tak terpisahkan dari komunitas.

Mari kita jadikan 3 Desember bukan hanya hari peringatan, tetapi hari refleksi filosofis dan komitmen nyata untuk membangun Frontiers of Justice yang lebih luas, lebih adil, dan benar-benar inklusif bagi semua.

Posting Komentar untuk "Hari Difabel 3 Desember: Mengapa Keadilan Harus Mencakup Disabilitas Menurut Nussbaum"