Kamis, 19 Desember 2019
Bisakah Demokrasi Kita Seberani Negara Amerika?
Disiplin dan Keteguhan dalam Kepemimpinan
Untuk memperlihatkan kekuatan dan tekad militernya, Sun Tzu, seorang jendral Cina yang hidup sekitar 2,500 tahun yang lalu dan orang yag menulis The Art of War, melatih 180 orang wanita dari istana Pangeran He Lu. Latihan terlihat kacau seperti bencana, para wanita itu bergunjing kiri kanan dan menjadi sangat gemetaran, kikuk, salah tingkah, dan selalu salah dalam memahami perintah dari Sun Tzu. Sang jendral besar itu, menegaskan bahwa adalah tanggung jawab mereka yang berwenang untuk menyampaikan perintah-perintah dengan cara sedemikian rupa sehingga perintah-perintah tersebut dapat dimengerti, lalu ia menjelaskan kepada wanita itu mengenai apa yang ia inginkan untuk mereka lakukan dalam perintah yang jelas dan tidak mungkin disalahartikan.
Bagaimana Menghadapi Persoalan Anak-anak Kita?
Judul : Problema Anak Dini Berbasis Gender
Penulis : Elga Andriana
Penerbit : Kanisius, Jogjakarta 2006
Halaman : 159 halaman (termasuk pengantar dan daftar isi)
ISBN : 979-21-1273-1
Senin, 16 Desember 2019
Terjadikah Ramalan 2020 yang Disampaikan Tahun 90an Ini?
Pemilihan judul buku yang ditulis pada tahun 1994 mengenai Tahun 2020 ini mungkin sengaja mengambil moment tahun yang berhenti di angka puluhan. Tapi sebelum Anda meneruskan membaca dan memutuskan membaca buku ini perlu diketahui juga kalau buku ini sebenarnya ingin berbicara mengenai perkiraan atau ramalan perkembangan ekonomi dunia di masa tahun 2020 ini berhubungan dengan keuangan internasional dengan persoalan-persoalannya.
Tapi sebenarnya buku ini lebih tepat sebagai sebuah perkiraan yang ditulis berdasarkan perkembangan yang terjadi tahun 90an dan kemungkinan kecenderungan perubahannya di masa mendatang dengan mengambil momen tahun 2020. Tapi namanya ramalan yang dibuat berdasar analisa ketika itu dan perkiraan di masa mendatang memiliki kelemahan tersendiri seperti yang diakui oleh penulis Hamish Mcrae karena bisa cacat dalam analisis dan tentu berpengaruh dengan perubahan global yang benar-benar besar.
Sementara fokus yang menjadi sasaran analisanya adalah negara-negara berkembang negara-negara berkembang di tahun 90an dan negara-negara yang mungkin akan berkembang dalam 30 tahun kemudian tepatnya ketika masuk ke tahun 2020 atau sekarang ini. Dengan membagi peta ekonomi menjadi tiga kawasan yaitu ekonomi Amerika Utara, Eropa. dan Asia Timur.
Namun kalau Hamish Mcrae melihat perkembangan beberapa negara seperti India dan China yang ketika buku ini ditulis seperti diabaikan dengan menyebut bahwa hanya diangap penting tapi bukan pada bidang ekonominya tapi dianggap penting hanya pada bidang-bidang seperti kemanusiaan, sosial dan politik. Bukan penghasil ekonomi. Memang benar seperti India yang diramalkan kalau Tahun 2020 belum dianggap menjadi kekuatan ekonomi besar dunia. Tapi ketika melihat Cina yang memang diramalkan menjadi kekuatan ekonomi besar, hanya saja lebih tidak merata daripada yang diperkirakan oleh banyak orang pada tahun 1991.
Penilaiannya tentu ada pada pembaca bagaimana membaca perkembangan ekonomi Cina yang begitu pesat dan bahkan dianggap sebagai sebuah kekuatan yang tidak bisa disepelekan.
Judul : Dunia di Tahun 2020: Kekuasaan, Budaya dan Kemakmuran: Wawasan Tentang Masa Depan (Terjemahan dari The World in 2020)
Penulis : Hamish McRae
Penerbit : Binarupa Aksara
Tahun : Jakarta, Tahun 1995
Jumat, 13 Desember 2019
Cara-cara Meminimalisir Kesalahpahaman
Daftar-daftar berikut ini bisa menjadi pertimbangan (Hal 6).
- Ketika pekerjaan harus diselesaikan untuk kedua dan ketiga kalinya karena terjadi kesalahpahaman
- Ketika kesalahpahaman bisa membuang waktu yang berharga dan tentu saja hal tersebut membuat pekerjaan berikutnya membutuhkan dana
- Kalau yang salah paham menanggapi point yang dimaksudkan dalam pertemuan penting akibatnya itu juga membuang waktu dan uang
Rabu, 11 Desember 2019
Bisakah Diungkap Kehidupan Setelah kematian?
Kalau pertanyaan judul di atas itu ditanyakan kepada orang yang beragama, pastilah kita akan menjawab sesuai dengan apa yang pernah didengar dari ajaran agamanya. Itu wajar. Untuk melepaskan pengaruh ajaran agama dalam menjawab pertanyaan di atas tentu sulit. Pendapat mereka sudah jelas pasti beririsan dengan keyakinan apa yang dianutnya, maka pendapatnya juga tidak jauh dari apa yang dipercayainya itu. Namun bagaimana kalau seorang ahli yang mencoba meneliti misteri kehidupan setelah kematian itu berpendapat? Buku ini ingin mencoba untuk memaparkan pendapat seorang konselor dan Master Hipnoterapis Michael Newton, Ph. D. mengenai keadaan jiwa di dunia roh dan fisik serta keabadian kita setelah kita mengalami kematian nanti.
Buku ini menjadi menarik karena orang-orang yang yang menjadi subyek penelitian melalui metode analisis statistik terhadap kliennya untuk mengakses memori kehidupan masa lalunya ketika dalam keadaan mati sementara. Hebatnya, orang-orang yang berhasil diteliti itu bukan hanya orang-orang yang dalam katagori religius atau sungguh-sungguh beragama, tapi juga orang-orang kita sebut sekuler dan orang-orang yang setengah beragama. Artinya sangat beragama, tapi menghasilkan sebuah kesimpulan yang sangat menarik yaitu adanya dunia roh.
Anda mungkin punya kesimpulan sendiri ketika membaca buku ini, tapi yang perlu diketahui bahwa penelitian ini akan menjadi lebih obyektif karena sang penulis sendiri mengaku sebagai orang yang skeptis, tapi dalam bukunya ini penulis benar-benar sangat meyakinkan dalam memaparkan sesuatu yang bersifat misteri itu.
Buku ini seperti menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi siapapun, apalagi bagi mereka yang mulai goyah dengan keberadaan alam lain setelah kematian. Karena terkadang kita menjadi bertanya-tanya, apakah memang ada kehidupan lain setelah kita mati, atau kehidupan di dunia menjadi akhir segalanya dari kehidupan kita, seperti sejarah kita yang lambat laun akan dilupakan orang. Apakah kita juga akan berakhir juga alam kita ini atau masihkah kita akan bertemu dengan alam lain yang akan datang.
Memang buku ini bukan berbicara mengenai hal-hal yang bersifat agamawi, tapi tentu saja bagi kita yang meyakini akan keyakinan kita, tentu akan menjadikan hidup kita di dunia ini tidak akan kita habiskan dengan semau kita tanpa peduli dengan orang lain apalagi dengan Tuhan.
BUKU INTERNATIONAL BEST SELLER
Buku Terjemahan
Judul : Keabadian Jiwa: Studi Kasus tentang Kehidupan Jiwa di Dunia Roh & Fisik serta Keabadian Kita
Pengarang : Michael Newton, Ph. D
Penerbit : Graita
Tahun : Yogyakarta 2012
Penerjemah : Wendratama
ISBN : 978-602-97821-2-7
Perceraian, Statusnya Tidak Pernah Jelas di Mata Umat
Ketika sebuah perceraian terjadi di antara orang non Kristen, tidak sedikit orang Kristen yang memberikan penilaian subyektif yang menganggap ajaran Kristen begitu luhurnya yang tidak pernah memberi ruang terjadinya sebuah perceraian. Ajaran Kristus dijadikan senjata betapa memang perceraian itu seharusnya tidak dilakukan oleh orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus yang memiliki ajaran tersebut. Namun ketika diperhadapkan kepada fakta bahwa tidak sedikit orang Kristen sendiri yang jelas-jelas menabrak ajaran tersebut, maka perceraian akhirnya dikaji ulang. Apalagi kalau sebuah perceraian diikuti oleh pernikahan kembali, maka semakin bingung kita melihat status perceraian itu sendiri bagi umat Kristen.
Kira-kira pergumulan seperti di atas yang dialami oleh Charles R. Swindoll yang terkenal dengan Insight for Living nya itu, ketika dia diperhadapkan dengan keberadaan status perceraian. dari tulisan awalnya Swindoll seperti kebingungan ingin berada di pihak mana ia bersikap. Alkitab jelas-jelas menolak perceraian dan menikah kembali, tapi dalam kenyataan kasus-kasus perceraian di antara umat Kristen sendiri sering terjadi. Dan bukan hanya itu, perceraian diikuti oleh menikah lagi dengan orang lain tentunya. Makanya Swindoll menganggap bahwa para teolog tidak satu pendapat ketika memandang sebuah perceraian ini. Makanya buku yang ditulis Swindoll ini menurutnya ditulis dengan penuh kehati-hatian dengan benar-benar ingin mengungkapkan dengan cermat, dengan jelas-sejelas-jelasnya, seringkas-ringkasnya. Sebaliknya Swindoll juga berharap kepada pembacanya supaya membaca buku ini dengan penuh hati-hati agar tidak salah paham. Maklum saja buku kecil ini bagaimanapun pada akhirnya isinya akan bisa menimbulkan salah tafsir, salah mengerti bagi pembacanya.
Makanya Swindoll benar-benar mengingatkan bahwa bisa saja orang yang membaca buku ini salah menafsirkan apa yang disampaikan. Dan bila ada orang yang tidak setuju itu adalah satu perkara, namun salah menafsirkan itu soal lain lagi. Itulah gambaran betapa Swindoll sendiri merasa was-was ketika menyampaikan masalah perceraian ini. Tapi di lain pihak penulis buku laris Seri Tokoh Alkitab ini perlu menyampaikan secara gamblang apa yang diungkap oleh alkitab sendiri dan tentu kehendak Allah bagi rumah tangga.
Judul Buku : Perceraian
Penulis : Charless R. Swindoll
Penerbit : PT. BPK Gunung Mulia
Tahun : Jakarta, 1997
Selasa, 10 Desember 2019
Tips Menggunakan Buku Konkordansi vs Pencarian Digital
Bagi mereka yang pernah mengenyam Pendidikan sekolah Alkitab atau sekolah teologi, tentu tidak asing dengan buku sakti bernama konkordansi. Tapi bagi Sebagian orang yang belum mengenyam Pendidikan khusus tersebut buku konkordansi seperti asing. Kalaupun pernah membuka halamannya, kok hanya deretan kata seperti kamus. Ya memang penggunaannya hampir sama dengan kamus, hanya ini lebih spesifik dengan penelaahan dan pencarian kata di dalam Alkitab. Tapi kini buku konkordansi seperti kehilangan kesaktiannya setelah digempur oleh pencarian ayat dan referensi secara digital. Bahkan Google semakin mempermudah semuanya.
Eranya memang berubah di mana situasinya berbeda ketika belum popular pencarian melalui digital atau bantuan alat yang sekarang tersebar di mana-mana. Sekedar berbagi pengalaman saja di mana awal mula melihat konkordansi, saya merasa kebingungan karena tidak tahu bagaimana cara menggunakannya. Lalu bagaimana hubungannya dengan Alkitab karena memang isinya deretan kata-kata dengan susunan ke bawah. Ternyata memang seperti sebuah kamus.
Tapi, jangan dianggap buku tersebut hanya dianggap biasa khususnya bagi mereka yang sangat tertarik untuk mendalami Alkitab. Karena jaman yang serba terbuka seperti sekarang ini pengetahuan mengenai Alkitab seharusnya menjadi perhatian semua orang Kristen. Karena kalau tidak kita akan menjadi orang Kristen yang minder dengan pengetahuan agamanya sendiri. Saya katakana minder, tidak sedikit orang Kristen yang ketika ditanya mengenai keyakinan dan agamanya, serta-merta ia menyebut, pendeta saya lebih tahu, pastor saya lebih mengerti.
Seberapa banyak orang mengerti banyak kata dan kalimat di dalam Alkitab? Karena jangan sampai Alkitab menjadi buku rahasia yang hanya bisa didalami oleh mereka yang sekolah khusus. Memang setuju sekali bahwa supaya tidak salah tafsir dan tidak mengartikan isi Alkitab dengan sembarangan, tapi bukan berarti orang ‘awam’ menjadi tidak tahu sama sekali mengenai isi Alkitab. Justru dengan banyak meyelidiki Alkitab dengan bantuan konkordansi, kamus Alkitab dan seterusnya itu menjadi pembuka diskusi dengan orang yang lebih mumpuni mengenai Alkitab.
Umpamanya kalau ada orang bertanya mengenai Immanuel. Apa yang ada di benak kita? Oh itu sebutan mengenai Yesus Kristus. Berarti itu hanya ada di dalam Perjanjian Baru. Padahal sebenarnya kata itu sudah menjadi sebuah nubuat atau ramalan oleh nabi-nabi jaman sebelumnya. Makanya kalau kita ingin melihat, apakah ada kata Immanuel di tempat lainnya di dalam Alkitab? Nah, konkordansi ini akan menolong kita untuk mengerti keberadaan kata tersebut. Maka bukalah konkordansi dan carilah jajaran huruf i dan cari kata i yang berahiran immanuel di dalam konkordansi tersebut. Maka ternyata Immanuel itu ada di kitab Perjanjian Lama juga tepatnya di Kitab Yesaya.
Tapi seperti yang sudah disinggung di awal, sekarang kita lebih dipermudah lagi dengan berbagai aplikasi yang ada di ponsel kita. Asalkan kita mau mendowload aplikasi Alkitab dan di dalamnya juga ada berbagai versi serta alat bantu di mana sekali ketik sebuah kata, maka akan muncul deretan-deretan yang ada di dalam Alkitab seperti itu.
Jadi, masihkah kita akan menjadi orang Kristen yang masih enggan untuk mendalami keyakinan kit aitu sendiri? Mulailah dengan menyelidiki apa yang kita percaya, dan diskusikan dengan orang yang dianggap lebih tahu. Semoga membantu.