Bagaimana Menghadapi Persoalan Anak-anak Kita?


Mendidik anak sebenarnya menyenangkan tapi terkadang menegangkan. Sementara mendidik itu sendiri bagi orang tua sering berdasarkan dari apa yang pernah kita terima dari sejak kecil. Didikan orang tua kita dulu mau kita teruskan bila hal itu dianggap baik. Padahal setiap anak berbeda.

Perbedaan situasi, cara pandang dan banyak hal antara pendidikan yang kita terima dulu dengan pendidikan jaman sekarang. Bila kita masih menyamakan seperti pendidikan yang kita terima dahulu dan kita terapkan sekarang bisa saja kita akan dianggap orang tua kolot. Tanya saja, bagaimana banyak orang tua jaman dulu yang mendidik anak yang dianggap tidak sesuai lagi dengan kondisi jaman ini. Makanya cara yang terbaik adalah bagaimana kita belajar dan mencari tahu sebanyak mungkin bagaimana mendidik anak-anak kita.
 
Beberapa waktu lalu kita dikejutkan akan terjadinya pemban*aian massal di Sekolah Dasar Sandy Hook, Newton, Negara Bagian Connecticut, Amerika Serikat pada Jumat 14 Desember 2012 lalu di mana seorang pemuda bernama Adam Lanza (20 tahun) telah memberon*ongkan pelu*u ke arah anak-anak Sekolah Dasar tersebut yang menimbulkan 16 anak berusia enam tahun tewas, dan 4 anak berusia tujuh tahun meninggal dunia. 
 
Selain itu Adam Lanza yang akhirnya bu*uh diri itu juga mene*askan 6 orang dewasa yang berusia 27-56 tahun termasuk kepala sekolah dan juga ibu pemuda tadi bernama Nancy, yang menjadi guru di sekolah tersebut. Sehingga total korban peristiwa tersebut berjumlah 28 orang. Mengerikan sekali.

Tentu saja perbagai pertanyaan terbersit dalam benak banyak orang atas peristiwa kedua yang terjadi itu, tapi tentu saja saya ingin menghubungkan dengan buku yang sedang saya angkat ini di mana kita sebagai orang tua jangan sampai salah dalam mendidik anak-anak kita. Sebuah buku menarik dalam kesempatan ini akan diperkenalkan kepada pembaca.
 
Judul Buku       : Problema Anak Dini Berbasis Gender
Penulis             : Elga Andriana
Penerbit           : Kanisius, Jogjakarta 2006
Halaman          : 159 halaman (termasuk pengantar dan daftar isi)
ISBN               : 979-21-1273-1
 
Dan buku ini ingin menjelaskan bagaimana kita sebagai orang tua bisa mengerti bahwa anak-anak kita itu adalah sebagai seorang pribadi yang masing-masing anak unik. Makanya di dalam menghadapinya, dalam mendidiknya kita harus melakukannya sesuai dengan keberadaan anak tersebut.

Dan lebih spesifik lagi dalam buku ini dijelaskan bahwa ketika kita menegur entah itu menegur untuk tidak melakukan sesuatu maka yang harus diperhatikan kita melakukan bukan karena anak kita perempuan atau anak kita itu laki-laki. Contoh praktisnya adalah, anak laki-laki tidak boleh memasak, karena itu pekerjaan anak perempuan. Atau anak laki-laki kok menangis? Wah, anak perempuan kok main sepak bola. Kamu ini perempuan, tidak boleh ini dan tidak boleh itu dan seterusnya.

Selain itu dalam buku ini disinggung bagaimana kita menghadapi anak-anak kita ketika dikuasai oleh kemarahan. Hal apa saja yang bisa kita lakukan sebagai orang tua? Beberapa saran yang diberikan oleh penulis sangat praktis dan mudah dilakukan. 
 
Dan banyak hal lain yang dibahasa dalam buku ini yang pasti akan menolong kita sebagai orang tua bagaimana menghadapi anak-anak kita. Dan pesan yang ingin disampaikan melalui buku ini adalah bagaimana kita sebagai orang tua bisa membimbing anak dengan mendasarkan bahwa setiap individu dari anak-anak kita berbeda, tapi bukan karena dia laki-laki atau perempuan. Dan setiap kita harus menghargai setiap individu dari anak-anak kita.

Buku ini mudah dicerna oleh kita sebagai orang tua karena memang isinya sangat praktis dan lebih gampang lagi karena disajikan dalam bentuk tanya jawab yang mana pertanyaan-pertanyaan itu memang sering menjadi pertanyaan kita sebagai orang tua dalam mendidik anak-anak kita sehari-hari. Semoga bermanfaat!        

Komentar

Postingan Populer