<!-- SEO Blogger Start --> <meta content='text/html; charset=UTF-8' http-equiv='Content-Type'/> <meta content='blogger' name='generator'/> <link href='https://www.idebuku.com/favicon.ico' rel='icon' type='image/x-icon'/> <link href='https://www.idebuku.com/2022/04/solusi-dari-konsumerisme.html' rel='canonical'/> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.idebuku.com/feeds/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/rss+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - RSS" href="https://www.idebuku.com/feeds/posts/default?alt=rss" /> <link rel="service.post" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.blogger.com/feeds/5529713767079432659/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.idebuku.com/feeds/6398382839380899116/comments/default" /> <!--Can't find substitution for tag [blog.ieCssRetrofitLinks]--> <link href='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge0zHEV53YgjoZr01iMeCdnVn0nXZgT-SeDjmhv1n2dr4UGjzshQQoT3uN0TL6Gsax_-93L0As_pUp2zDxtNiuKPw9qK11e7I_V_brcD9Vy1x43YQigZCkBRwJcVbv5QkIrik-TvxWMGnSo6C9LZg9gP9Ywo9Ij9EkuTS9nHcVeV_unbnmr51M8X6t/s320/25837332452_7785a38dbf_w.jpg' rel='image_src'/> <meta content='Mengapa Muncul Kosumerisme di Masyarakat?' name='description'/> <meta content='https://www.idebuku.com/2022/04/solusi-dari-konsumerisme.html' property='og:url'/> <meta content='Solusi dari Konsumerisme' property='og:title'/> <meta content='Mengapa Muncul Kosumerisme di Masyarakat?' property='og:description'/> <meta content='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge0zHEV53YgjoZr01iMeCdnVn0nXZgT-SeDjmhv1n2dr4UGjzshQQoT3uN0TL6Gsax_-93L0As_pUp2zDxtNiuKPw9qK11e7I_V_brcD9Vy1x43YQigZCkBRwJcVbv5QkIrik-TvxWMGnSo6C9LZg9gP9Ywo9Ij9EkuTS9nHcVeV_unbnmr51M8X6t/w1200-h630-p-k-no-nu/25837332452_7785a38dbf_w.jpg' property='og:image'/> <!-- Title --> <title>Solusi dari Konsumerisme - Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik Solusi dari Konsumerisme - Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Solusi dari Konsumerisme


Menurut eksiklopedia konsumerisme adalah menghubungkan hidup dengan nilai-nilai kebendaan atau kepemilikan. Sementara menurut Encarta Dictionary salah satunya berarti sikap materialistis. Sebuah sikap yang sangat menghargai kepemilikan materi.

Pengertian di atas tentu diambil dari pembahasan buku yang ingin ditawarkan kepada pembaca. Konsumerisme memang berbeda dengan konsumsi, tapi konsumerisme bisa menjadi bentuk konsumerisme

Membaca buku menarik ini dari halaman ke halaman benar-benar dibuat malu, kaget, takut dan  bercampur ingin mengetahui lebih jauh lagi mengenai isi buku ini. Saran penulis, kalau membaca buku ini jangan melewatkan bagian Kata Pengantar dari beberapa orang yang dipercaya untuk memberikan sekapur sirih. Mengapa? Karena di halaman-halaman awal itu banyak hal yang benar-benar menjadi peringatan bagi kita sebelum masuk lebih dalam ke konten buku berbobot ini. Merasa perlu untuk mengutip beberapa pesan penting dari para penulis di Kata Pengantar.

Judul buku ini adalah Bebas dari Konsumerisme. Ditulis oleh Benny Santoso. Sedang penerbitannya dipercayakan kepada Penerbit Andi Offset, Jogjakarta, Tahun 2006.


Tulisan ini ingin meyebutkan beberapa bagian saja, contohnya Ir. Timotius Arifin Tedjasukmana menyatakan, “Kita sering lupa bahwa seiap berkat yang ditaruh Tuhan dalam hidup kita adalah sebuah kepercayaan. Segala sesuatu dalam hidup kita adalah bukan milik kita, melainkan milik Tuhan sepenuhnya. Lain lagi dengan Daniel Alexander yang mengemonteri bahwa konsumerisme ini dengan mencatat bagin ini, “Saya merasa ngeri menyadari banyak hamba Tuhan yang juga dirasuki oleh roh ini (konsumeresme-redaksi). Berbeda lagi dengan Xavier Quentin Pranata yang mengutip karya Che Ahn dalam karya tulisnya berjudul: sepuluh Hal yang Harus Kita Perhatikan sebelum Membeli,”

  • Apakah saya telah bertanya secara khusus kepada Tuhan tentang pembelian ini?
  • Apakah Dia sudah mengatakan, “Ya”
  • Apakah saya sudah minta nasihat keluarga, teman, dan pemimpin jemaat
  • Apakah gaya hidup saya menunjukkan bahwa saya mencari Kerajaan Allah lebih dulu?
  • Apakah pembelian ini sesuai dengan nilai-nilai hidup saya?
  • Apakah pembelian ini akan menyebabkan saya atau orang lain tersandung
  • Mampukah saya membeli barang itu? Apakah saya membuat utang yang tidak perlu untuk membeli barang itu?
  • Apakah saya terobsesi dengan pembelian itu?
  • Apakah saya membeli barang ini untuk memberi kesan kepada orang lain? Apakah pembelian ini merupakan investasi yang baik? Apakah nilainya benar-benar sepadan. 

Sementara Kornelius Wing sangat tepat memberikan wejangan yang sangat menghentakkan dengan menulis, “Rasa berharga yang dibangun di atas kepemilikan benda duniawi yang mudah berubah dan berkurang pasti merupakan rasa berharga yang rapuh.”

Penulis ingin menghubungkan kejadian yang bagi penulis tidak menyenangkan itu dengan membaca buku terbitan Andi Offset yang sedang diangkat dalam bahasan buku ini yang mengingatkan setiap pembacanya untuk arif di dalam cara menggunakan uang yang kita dapat setiap harinya itu. 

Karena berbicara mengenai uang ini kita berhadapan dengan terjadinya tarik-menarik antara iklan yang terus-menerus menggempur dan mengajak kita untuk membelanjakan uang yang kita peroleh itu dengan keinginan kita untuk menyimpan uang itu dengan penuh tanggung jawab. Bila pertahanan kita runtuh, maka iklan itu yang telah memenangkan pertempuran tersebut. Bila tidak ya kitalah menjadi pemenangnya.

Buku Bebas dari Konsumerisme ini mengingatkan diri kita untuk jangan sampai kita masuk ke dalam bahaya konsumerisme. Karena sering kita tidak menyadari akan bahayanya konsumerisme, dan baru sadar setelah semuanya terjadi. Dan tidak pernah penyesalan itu di depan, pasti di belakang hari. Buku ini idenya muncul pada penulis ketika mebulis buku mengenai orang miskin di mana ketika membahas mengenai konsumerisme yang merupakan penyebab utama umat Tuhan mengabaikan orang miskin.

Benny Santoso dengan teliti mengungkapkan apa itu arti dari konsumerisme, dan bagaimana konsumerisme itu merasuki kita sedikit demi sedikit. Bukan hanya itu solusi yang ditawarkan oleh penulis menolong kita supaya kita tidak terjebak kepada sikap konsumerisme itu sendiri. Jadi, buku ini cukup bagus untuk dibaca, dan lebih bagus lagi kalau dipraktekkan di dalam kehidupan sehari-hari kita. Tentu saja saya dan Anda akan memperjuangkannya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.