<!-- SEO Blogger Start --> <meta content='text/html; charset=UTF-8' http-equiv='Content-Type'/> <meta content='blogger' name='generator'/> <link href='https://www.idebuku.com/favicon.ico' rel='icon' type='image/x-icon'/> <link href='https://www.idebuku.com/2023/05/mengatasi-feeling-lonely-dengan.html' rel='canonical'/> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.idebuku.com/feeds/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/rss+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - RSS" href="https://www.idebuku.com/feeds/posts/default?alt=rss" /> <link rel="service.post" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.blogger.com/feeds/5529713767079432659/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik - Atom" href="https://www.idebuku.com/feeds/7133037214057232369/comments/default" /> <!--Can't find substitution for tag [blog.ieCssRetrofitLinks]--> <link href='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBON2x4npr-EixnTWFcbgjlVaSs7szRonIojzIkGr-P8aVP-0ZP4PCGWWiSuJAEVNZSW4ePQTuNJqXJFqr7NhuVnpyaOIimAyUInkPlM0eJHbhrXH3dng99QafTFVpBiyjbrITZRgYXG_n5OP03pqD4mmUfwWwPWV08-ObKwjBsGdIvwGp2PrBIqCF/s320/Emotional%20Inteligence%20Dipraktekin.png' rel='image_src'/> <meta content='Feeling Lonely Hinggap Ingat Perjuangan mendapatkannya' name='description'/> <meta content='https://www.idebuku.com/2023/05/mengatasi-feeling-lonely-dengan.html' property='og:url'/> <meta content='Mengatasi Feeling Lonely dengan EI dan Mengingat Cinta Pertama' property='og:title'/> <meta content='Feeling Lonely Hinggap Ingat Perjuangan mendapatkannya' property='og:description'/> <meta content='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBON2x4npr-EixnTWFcbgjlVaSs7szRonIojzIkGr-P8aVP-0ZP4PCGWWiSuJAEVNZSW4ePQTuNJqXJFqr7NhuVnpyaOIimAyUInkPlM0eJHbhrXH3dng99QafTFVpBiyjbrITZRgYXG_n5OP03pqD4mmUfwWwPWV08-ObKwjBsGdIvwGp2PrBIqCF/w1200-h630-p-k-no-nu/Emotional%20Inteligence%20Dipraktekin.png' property='og:image'/> <!-- Title --> <title>Mengatasi Feeling Lonely dengan EI dan Mengingat Cinta Pertama - Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik Mengatasi Feeling Lonely dengan EI dan Mengingat Cinta Pertama - Berbagi Ide dari Buku untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Mengatasi Feeling Lonely dengan EI dan Mengingat Cinta Pertama

 
Feeling lonely adalah perasaan kesepian walaupun terikat hubungan dengan orang lain. Bisa jadi sebagai pasangan atau orang terdekat. Mengatasinya salah satunya dengan memiliki emotional intellegence EI dan mengingat kembali perjuangan mencapai hubungan awal dengan harapan menyadari membangun hubungan sulit mengapa dengan mudah diabaikan.

Terciptanya sebuah hubungan baik itu antar individu  maupun antar kelompok satu dengan yang lain sering membutuhkan kerja keras, usaha yang sulit dan bahkan didahului oleh sikap curiga, pikiran negative dan hal-hal yang sifatnya kita berjaga-jaga terlebih dahulu sebelum hubungan tercipta. Apalagi sebelum-sebelumnya sudah tertanam stereotype dalam pikiran kita terhadap pihak lain itu, malah lebih tidak mudah tercipta sebuah jalinan kedekatan.

Lihat saja ketika kita bertemu dengan orang baru dan pertama kali berjumpa, kita akan menilai terlebih dahulu, sikapnya, perilakunya dan seluruh kehidupannya dalam sekejab. Bila orang tersebut dianggap baik oleh kita maka hubungan itu mulai dijalin. Tapi kalau tidak, kita akan mundur teratur dan menjauhi orang tersebut.

Maka jika seseorang sudah terkoneksi dan terhubung dengan baik dengan kehidupan sudah melalui berbagai proses dilewati. Hasil presepsi kita terhadap orang yang sudah disebut ‘dekat’ dengan kita itu berhasil dengan ok. Tapi juga harus diingat, bahwa orang itupun juga punya presepsi yang sama-sama baik dengan hasil akhir, dia ok, saya ok, maka mari kita menjalin hubungan dengan baik. Dari situ terjalin saling menanggapi untuk membangun relationship. Tapi sementara hubungan terjalin tenyata mengalami feeling lonely, kesendirian dalam hubungan.

Memang ada kalanya sebuah individu maupun kelompok dalam menjalin sebuah hubungan dengan proses mudah, tapi juga tidak jarang hubungan itu sulit tercipta karena banyak factor khususnya banyaknya perbedaan untuk saling menanggapi tersebut. Apalagi kalau mau lebih spesifik dalam terjalinnya sebuah hubungan didahului oleh saling terbuka satu dengan yang lain. Dan sekali lagi seseorang atau kelompok bisa terbuka itu melalui proses. Kalau tidak maka jika yang satu terbuka dan yang lain tertutup tentu hubungan tidak tercipta.

Sekarang pertanyaannya, sudah berapa banyak kita berhasil menjalin sebuah hubungan yang sampai disebut ‘begitu dekat”? Kalau cukup banyak orang yang sudah menjalin hubungan dengan Anda itu maka jagalah kedekatan Anda tersebut.

Pertahankan hubungan yang sudah tercipta itu dengan memeliharnya. Jangan mudah merusak hubungan yang sudah terjalin, karena ingat, membangun hubungan itu tidak mudah dan sudah melalui proses Panjang. Apalagi bila hubungan yang sudah terjalin dan di tengah jalan terkoyak maka lebih sulit lagi untuk menyambungnya Kembali. Bila feeling lonely menghinggap segeralah untuk mengatasinya.

Sebuah buku menarik untuk dibaca berhubungan dengan bertindak dalam menggapai sesuatu itu.

Judul Buku  : Emotional Intellegence itu Dipraktekin

Penulis        : Tim Wesfix

Penerbit      : PT Grasindo, Jakarta

Tahun         : Cetakan pertama 2016

Halaman     : x + 146 hlm

Buku ini cukup menarik untuk dibaca karena di dalamnya kita disuguhi sesuatu yang praktis. Kalau membaca beberapa buku yang menulis mengenai emotional intelelegence EI seperti karya fenomenal Daniel Goleman yang berhasil menulis beberapa karya buku dengan tema ini, atau juga sederet beberapa penulis yang mengangkat tentang emotional intelegence ini maka kita memang disuguhi informasi lengkap mengenai tema tersebut. Tapi buku yang saya tawarkan ini merupakan buku yang tidak banyak berkutat kepada teori namun bagaimana emotional intellegence tersebut menjadi nyata dilakukan.

Memang buku ini tidak ingin membawa pembaca untuk menunda mempraktekkan EI tersebut tanpa harus lengkap dulu informasinya mengenainya. Ibaratnya kalau ingin tahu bagaimana bisa mengayuh sepeda, langsung saja ambil sepedanya dan coba kayuh hingga Anda dan sepeda itu menuju ke tempat yang Anda mau. Sesederhana itu untuk mempraktekkan EI.

Menariknya buku ini seperti mau mengatakan, "Ayo, tidak usah berlama-lama mempraktekkan EI, sekarang juga kita lakukan!" Hal tersebut bisa dilihat dari isi buku yang berusaha untuk semudah mungkin mengerti dengan tanpa jelimet mengenai EI kemudian bagaimana menerapkannya dalam keseharian. Dalam bagian-bagian kehidupan memang bisa diterapkan, seperti dalam dunia kerja, keluarga dan seterusnya di mana ketika kita terkoneksi dengan orang lain maka bagaimana kita menjalankan EI supaya kita bisa 'beradaptasi' dengan orang lain.

Partner, pasangan atau apapun orang lain yang terkoneksi dengan kita tentu sama dengan kita yang punya rasa, emosi, kebiasaan dan seterusnya. Ketika kita terkoneksi itulah bisa saja orang lain memiliki pandangan yang berbeda, maka di situlah EI itu diterapkan. Bagaimana menangani situasi-situasi 'sulit', bagaimana menghadapinya dengan hati dan pikiran yang bisa menyelesaikan bukan malah sebaliknya menambah ruwetnya masalah.

Tentu banyak hal yang bisa diserap dari buku ini yang bisa menolong siapapun termasuk bagi mereka yang saat ini sedang berada dalam situasi feeling loney dengan emotional intellegence yang dipraktekkan. Kata buku ini yang saya kutip menarik untuk dipraktekkan sebagai bagian di mana kita menjalankan EI yaitu Anda hanya perlu memperlakukan orang lain, seperti Anda ingin diperlakukan dengan baik.

 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.