Review Buku "Cultural and Communication Studies" Karya John Fiske: Mengupas Hubungan Budaya dan Komunikasi
Pendahuluan
Buku Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling Komprehensif karya John Fiske adalah karya klasik yang wajib dibaca bagi siapa saja yang tertarik dengan studi komunikasi dan hubungan budaya. Diterjemahkan dari Introduction to Communication Studies, buku ini menawarkan wawasan mendalam tentang bagaimana komunikasi membentuk makna budaya dan sebaliknya. Dalam artikel ini, kita akan menilai isi buku, gagasan utama John Fiske, dan relevansinya dalam konteks modern, termasuk bagaimana media mengubah budaya, seperti pola konsumsi fast food di Indonesia.
1. Sekilas tentang Buku "Cultural and Communication Studies"
John Fiske, seorang ahli komunikasi dan budaya ternama, menulis buku ini sebagai pengantar yang mudah dipahami, terutama untuk mahasiswa dan pemula dalam studi komunikasi. Buku ini menggabungkan pendekatan semiotika, strukturalisme, dan analisis budaya untuk menjelaskan proses komunikasi. Dengan bahasa yang sederhana dan contoh sehari-hari seperti program televisi dan foto berita, Fiske membuat konsep kompleks seperti ideologi dan tanda menjadi lebih mudah dicerna.
Penilaian: Buku ini sangat efektif sebagai pengantar. Strukturnya yang logis dan contoh-contoh nyata membantu pembaca awam memahami dasar-dasar studi komunikasi, menjadikannya sumber yang berharga untuk pendidikan.
2. Gagasan Utama John Fiske
Berikut adalah poin-poin kunci yang disampaikan John Fiske dalam Cultural and Communication Studies:
- Komunikasi sebagai Proses Signifikasi
Fiske menegaskan bahwa komunikasi bukan hanya menyampaikan informasi, tetapi menciptakan makna melalui tanda dan simbol. Melalui semiotika, ia menganalisis tiga level: realitas, representasi, dan ideologi.
- Hubungan Budaya dan Komunikasi
Budaya membentuk cara kita berkomunikasi, sementara komunikasi memperkuat atau menantang nilai budaya. Media massa, seperti televisi, memainkan peran besar dalam menyebarkan ideologi dominan.
- Peran Aktif Audiens
Fiske menolak anggapan bahwa audiens pasif. Pembaca atau penonton secara aktif menafsirkan pesan media berdasarkan latar belakang budaya mereka.
- Pengaruh Media pada Budaya
Media tidak netral; ia membawa ideologi yang dapat memengaruhi atau bahkan mendominasi budaya lain, seperti yang terlihat pada perubahan pola konsumsi makanan.
Penilaian: Gagasan Fiske sangat relevan dan visioner. Pendekatan semiotika dan penekanan pada peran audiens memberikan alat analisis yang kuat untuk memahami dinamika budaya dan komunikasi di era modern.
3. Relevansi Buku: Media, Fast Food, dan Perubahan Budaya di Indonesia
Salah satu aspek menarik dari buku ini adalah bagaimana konsep Fiske dapat diterapkan pada fenomena nyata, seperti perubahan pola konsumsi makanan di Indonesia. Dulu, masyarakat pedesaan di Indonesia terbiasa dengan makanan tradisional berbasis sayuran, seperti pecel atau gudeg. Namun, kini fast food seperti semakin populer, bahkan hingga di desa-desa dengan berbagai bentuk.
Bagaimana Media Berperan?
Menurut pendekatan Fiske, media massa dan media sosial berperan besar dalam perubahan ini:
- Iklan dan Representasi: Iklan fast food menampilkan gambar menggugah selera dan mengaitkannya dengan gaya hidup modern, praktis, dan bergengsi.
- Ideologi Konsumerisme: Media menyebarkan nilai budaya Barat, seperti konsumerisme, membuat fast food tampak "keren" dibandingkan makanan tradisional.
- Media Sosial: Konten vlog, ulasan makanan, dan postingan influencer di Instagram atau TikTok memperkuat daya tarik fast food, memengaruhi preferensi masyarakat, terutama generasi muda.
Penilaian:
Penulis : John Fiske
Penerbit : Jalasutra
Tahun : Buku asli edisi 2 1990
Halaman : xxvii + 296 halaman
Buku ini berhasil memberikan kerangka analisis untuk memahami pengaruh media. Kasus fast food di Indonesia adalah contoh nyata bagaimana budaya dominan (global) menggeser budaya lokal melalui komunikasi, meskipun Fiske juga mengingatkan bahwa audiens bisa menolak atau menyesuaikan pengaruh ini, seperti menggabungkan fast food dengan cita rasa lokal.
4. Kelebihan dan Kekurangan Buku
Kelebihan:
- Pendekatan yang sederhana dan mudah dipahami, cocok untuk pemula.
- Contoh-contoh relevan dari media massa, seperti televisi, yang membantu menjembatani teori dan praktik.
- Kerangka semiotika dan analisis ideologi yang kuat untuk mengkritisi budaya dan komunikasi.
- Relevan untuk konteks modern, seperti analisis pengaruh media pada budaya lokal.
Kekurangan:
- Buku ini terasa agak teoritis, dengan fokus pada konsep semiotika yang mungkin sulit bagi pembaca tanpa latar belakang akademik.
- Kurang mendalam membahas fenomena digital, seperti media sosial, karena buku ini ditulis sebelum era internet merajalela.
Penilaian Keseluruhan: Buku ini layak mendapat nilai 4,5 dari 5. Meski ada keterbatasan terkait konteks digital, gagasan Fiske tetap relevan dan bermanfaat untuk memahami hubungan budaya dan komunikasi di era modern.
5. Kesimpulan
Cultural and Communication Studies karya John Fiske adalah buku penting yang menawarkan wawasan mendalam tentang bagaimana budaya dan komunikasi saling membentuk. Dengan pendekatan semiotika, Fiske mengajak kita menganalisis makna di balik pesan media dan memahami peran audiens dalam menafsirkan budaya. Buku ini sangat relevan untuk menganalisis fenomena seperti pengaruh media terhadap budaya fast food di Indonesia, di mana pola konsumsi berubah dari makanan tradisional ke gaya global. Meski ada sedikit keterbatasan, buku ini wajib dibaca bagi siapa saja yang ingin mendalami studi komunikasi dan pengaruh media pada budaya.
Ingin memahami lebih jauh hubungan budaya dan komunikasi? Dapatkan buku Cultural and Communication Studies dan mulailah menjelajahi dunia semiotika dan analisis media bersama John Fiske!
Posting Komentar