Ulasan Buku: Eling lan Waspada – Panduan Falsafah Jawa untuk Keseimbangan Hidup di Tengah Krisis Alam
Mengenal Falsafah Eling lan Waspada
Eling lan waspada, sebuah prinsip Jawa, berarti "ingat dan waspada." Dalam buku ini, Gesta Bayuadhy menjelaskan bagaimana kesadaran diri (eling) dan kewaspadaan (waspada) menjadi kunci untuk mencapai kebahagiaan sejati. Eling mengajak kita untuk selalu ingat hakikat hidup dan asal-usul kita sebagai bagian dari alam, sementara waspada mendorong kewaspadaan terhadap jebakan kerakusan dan hawa nafsu yang merusak keseimbangan.
Buku ini menguraikan konsep-konsep praktis, seperti:
- Eling Jagad Gumelar: Mengejar kebutuhan duniawi secukupnya, menghindari sifat tamak.
- Cegah Dhahar lan Guling: Mengendalikan nafsu, termasuk kerakusan yang mendorong eksploitasi alam.
- Memayu Hayuning Bawana: Berbuat baik untuk menjaga keindahan dan kelestarian dunia.
Relevansi di Tengah Krisis Eksploitasi Alam
Eksploitasi alam yang berlebihan—penebangan hutan, penambangan tak terkendali, dan polusi—adalah cerminan kerakusan manusia yang kehilangan keseimbangan. Buku Eling lan Waspada menawarkan solusi berbasis falsafah Jawa untuk mengatasi ini. Prinsip "eling" mengingatkan kita bahwa manusia tidak boleh mengeksploitasi alam tanpa memikirkan batasannya. Sementara itu, "waspada" mendorong kewaspadaan terhadap dampak jangka panjang, seperti banjir, erosi, dan hilangnya keanekaragaman hayati.Judul : Eling lan Waspada: Wejangan Leluhur Jawa demi Menggapai Kebahagiaan Sejati
Penulis : Gesta Bayuadhy
Penerbit : Saufa
Tahun : Yogyakarta, Cetakan Pertama 2015
Halaman : 248 halaman
Salah satu ajaran kunci, "memayu hayuning bawana," sangat relevan. Prinsip ini mengajak kita untuk hidup selaras dengan alam, mengambil secukupnya, dan berkontribusi pada kelestarian lingkungan. Misalnya, alih-alih mengeruk sumber daya tanpa henti, kita bisa beralih ke praktik berkelanjutan seperti penggunaan energi terbarukan atau penghijauan.
Kekuatan dan Nilai Buku
Dengan bahasa yang sederhana namun mendalam, Gesta Bayuadhy berhasil menyampaikan nilai-nilai universal. Meskipun berakar pada budaya Jawa, ajaran dalam buku ini relevan untuk siapa saja yang ingin melawan kerakusan dan mencapai keseimbangan hidup. Bab seperti "Alam Dadi Guru Sejati" mengajarkan kita untuk belajar dari siklus alam—hutan menjaga air, tanah mencegah erosi—sebagai guru sejati menuju harmoni.
Kekurangan
Meski kaya akan falsafah, buku ini mungkin kurang memberikan contoh konkret atau langkah praktis untuk menerapkan prinsip-prinsipnya dalam konteks modern, seperti kebijakan lingkungan atau teknologi hijau. Namun, ini tidak mengurangi nilai inspirasinya.
Mengapa Buku Ini Penting?
Di tengah kerakusan yang mendorong eksploitasi alam, *Eling lan Waspada* adalah panggilan untuk kembali ke keseimbangan hidup. Falsafah Jawa dalam buku ini menginspirasi kita untuk hidup secukupnya, mengendalikan nafsu, dan menjaga harmoni dengan alam. Ini adalah panduan moral dan spiritual yang relevan untuk mengatasi krisis lingkungan saat ini.
Posting Komentar