Cara Mengeluarkan Nilai-nilai Berharga dari Orang Pendiam
Kalau bertemu dengan orang pendiam, jangan langsung mengambil kesimpulan yang negatif terlebih dahulu karena mungkin dia seperti orang apatis, kurang bergairah dan daftar sifat-sifat yang mungkin tidak mengenakkan. Karena sebenarnya di balik pribadi pendiam ada nilai-nilai berharga yang jika berhasil mengungkapkan akan menjadi sesuatu yang sangat berguna dalam banyak hal. Mungkin keberadaan introver dan ekstrover menjadi bagian yang tidak bisa kita elakkan. Kalau kita adalah orang ekstrover, maka suatu saat kita akan bertemu dan bersinggungan dengan orang introver. Karena 30% dari populasi manusia di dunia ini adalah introver. Buku yang berjudul QUIET IMPACT: Memunculkan Potensi Tersembunyi Pribadi Introver. Karangan Sylvia Loehken dan diterbitkan oleh Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2016 akan menolong siapapun baik introver maupun ekstrover untuk menemukan suara mereka yang tersembunyi.
Interaksi antar manusia di mana ketika orang introver bertemu dengan ekstrover bisa menjadi masalah tersendiri. Penyebabnya karena bisa jadi masing-masing kepribadian tersebut memiliki presepsi tersendiri mengenai sifat yang dimiliki oleh orang lain. Si ekstover bisa jadi memiliki presepsi, kok angkuh, kok sombong, kok diam melulu tanpa mengerti apa yang sedang berkecamuk di dalam diri introver.
Sebaliknya introver yang bergitu nyaman dalam berhubungan dengan orang lain, berbicara dengan merdeka, dan bahkan menjadi pusat perhatian orang bisa jadi bingung dengan si ekstrover tersebut. Padahal itu hanya masalah kepribadian yang tidak bisa dihubungkan dengan kecerdasan, kepintaran, kehebatan dan seterusnya. Makanya buku ini bukan hanya direkomendasikan bagi mereka yang introver, tapi juga ditujukan bagi kaum ekstrover untuk mempelajarinya supaya mampu memahami introver dan memperlakukannya dengan baik.
Supaya menjadi real apa yang sering dirasakan oleh introver kita coba turut merasakan apa yang dipaparkan oleh penulis buku THE INTERNATIONAL #1 BESTSELLER ini ketika menyadari keberadaan sifat dari introver. Introver di mana sering diidentikkan dengan kutu buku (sebuah istilah klise untuk pribadi yang pendiam), asyik dengan komputer, malas bercukur sampai berhari-hari, lengkap dengan remah-remah piza berserakan di sekitar papan ketik. Lalu ketika masuk ke sebuah seminar penulis merasa jenuh dengan pelatihan komunikasi.
Penyebabnya bukan pelatihan komunikasinya yang membuat jenuh. Yang membuat tidak nyaman adalah penulis mulai merasa tidak nyaman terhadap para pelatih dan para siswa - terhadap sejawat-sejawatnya. Mereka seringkali terlalu ribut dan terkesan dangkal. Soal performa, penulis dan orang lain sebelas dua belas, mirip-mirip. Inilah perasaan penulis yang mengaku introver; mereka atau orang lain itu memandang diri mereka sebagai kaum elite, , orang-orang terbaik, mereka berlebihan. Itulah yang menjadikan penulis merasa dirinya berbeda dengan orang lain.
Pendiam, Jangan Takut Menjadi Pendiam
Lebih lagi semakin membuat gelisah adalah ketika mereka para peserta memberi penilaian, tolong, lebih ekspresif, tolong lebih agresif, ayo lebih bersemangat. Dalam bekerja, penulis merasa akan lebih senang bekerja dengan orang yang bersifat sama dengan dirinya. Makanya, buku yang luar biasa ini ingin mengisi kekosongan untuk pelatihan bagi mereka yang pendiam. Supaya ditemukan komunikasi 'dua dunia' yang berbeda ini dan bisa nyambung membentuk sebuah kekuatan dalam melakukan sebuah hal besar.
Buku bagus dan berguna untuk membangun komunikasi di tempat manapun di mana 'dua dunia' itu berkumpul, entah itu di sekolah, kantor, komunitas apapun supaya introver dapat mengeluarkan nilai-nilai kelebihannya. Dengan bahasan pendekatan dan cara-cara yang cocok bagaimana mendekati sang introver dan bagaimana mengeluarkan hal-hal luar biasa yang dimiliki oleh introver. Tentu saja buku ini lengkap dengan kisah-kisah luar biasa yang dapat kita petik pelajaran ketika dalam pelatihan bagi kebaikan komunikasi dua perbedaan sifat tersebut.
Komentar
Posting Komentar